Dua

20.4K 888 4
                                    

"Aku nggak mau tidur denganmu!" seruku saat laki-laki itu naik ke ranjangku.

"Kamu mau menolak suamimu?" sahutnya santai sambil menyandarkan dirinya di kepala ranjang.

Aku beringsut ke tepi sambil menarik selimutku. Ah, siksaan apalagi yang harus kudapat? Aku lelah sekali hari ini harus terus tersenyum di hadapan banyak orang, duduk di pelaminan dan seolah bahagia bersuamikan Rafi, seorang pengusaha muda yang tampan dan kaya. Kalau saja bukan karena harapan orang tuaku dan kebaikan orang tua Rafi, takkan mau aku menjalani siksaan seumur hidup seperti ini. Bagaimana tidak menyiksa? Rafi begitu keras padaku. Walau dia tak pernah kasar secara fisik, namun tak segan-segan dia akan marah-marah kalau aku melakukan sesuatu yang membuatnya kesal, terlebih hal-hal fatal seperti diam-diam aku bertemu Okta menjelang pernikahan kami. Dia sama sekali tak mau memberikanku waktu untuk sekedar perpisahan dengan Okta sekalipun dia tahu aku mencintai lelaki itu. Dan aku nekat walau aku tahu resikonya.

"Raf, jangan apa-apakan aku..." ucapku memohon dengan wajah memelas.

Rafi menatapku aneh, tertawa sinis sejenak lalu merebahkan tubuhnya memunggungiku. Aku hanya diam saat melihat sebelah tangannya meletakkan guling di belakang punggungnya. Senyum tipis tersungging di bibirku saat mengerti apa maksud tindakannya. Tumben laki-laki ini mau mengerti. Aku sudah sempat khawatir kalau-kalau dia akan memaksaku, seperti yang sudah-sudah, seringnya dia memperingatkanku untuk tidak membantah keinginannya.
**

SAAT KAMU BUKAN DIRIMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang