Sebelas

14.2K 699 4
                                    

"Mau ke mana?" tanya Rafi saat melihatku berpakaian rapi.

"Kuliah." jawabku pendek. Aku sudah siap dengan berbagai reaksi darinya.

"Kamu kuliah? Kamu ambil S2?! Oh, jadi selama aku sakit kamu memanfaatkan kondisiku yang tak ingat apa-apa agar bisa bertindak semaumu?!" cecarnya sambil menatapku tajam.

Tahukah apa rasa hatiku? Sakit sekali saat Rafi mengataiku seperti itu.

"Marah saja! Aku takkan berani untuk kuliah lagi tanpa seijinmu." jawabku datar.

"Maksudmu aku mengijinkan? Yang benar saja?"

"Bukan mengijinkan. Kamu yang menyuruhku!" tegasku.

"Apa??" wajahnya merah padam.

"Baiklah. Aku akan berhenti kalau kamu melarangku. Aku akan berhenti kuliah.. Berhenti jadi asdos.. Aku akan turuti semua kemauanmu. Aku hanya akan mengurus rumah tangga seperti keinginanmu.." kutahan semua sesak di dadaku.

Rafi menatapku aneh. Lalu kembali menyuapkan nasi ke mulutnya.

"Ngomong-ngomong masakanmu sekarang lumayan enak." ujarnya tanpa mempedulikan amarah di wajahku.

"Duduklah dan makan! Kita bahas masalah ini kapan-kapan. Aku sedang tak ingin berdebat denganmu. Ini hari pertamaku kembali ke kantor, aku ingin mood-ku baik. Segera pulang setelah kuliahmu selesai."

Aku hanya diam, lalu mengambil tempat di depannya. Nafsu makanku benar-benar telah hilang.
**

SAAT KAMU BUKAN DIRIMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang