1440

927 96 2
                                    

Aneh rasanya harus tinggal serumah lagi dengan Baekhyun, ditambah lagi, tidur di ruangan yang berbeda dengan yang biasa ia tempati bersama Baekhyun-atau mungkin dulunya. Sembari membaringkan diri di malam pertamanya berada di rumah itu, ia merenungkan situasinya saat ini. Ia merasa jika Tuhan ingin memukulnya sampai babak belur, ia merasa ia pantas menerimanya melihat apa yang telah ia perbuat selama ini. Ia masih merasa bersalah setelah sekian lama tidak menghubungi Baekhyun, ia tiba-tiba datang membawa surat cerai untuk ditanda tangani laki-laki itu. Walaupun akhirnya, dipikirannya, hal ini tak dapat dielakkan lagi. Mereka tak dapat bersatu lagi. Chanyeol menemukan penggantinya, begitu pula dengan Baekhyun.

Ia membalikkan badannya menghadap jendela, menatap langit malam hari itu yang dipenuhi dengan bintang. Chanyeol bertanya-tanya hal apa lagi yang ia tak dapat temukan di kota.

Salah satu masalah bagi Chanyeol adalah pakaian; ia tidak membawa pakaian sedikitpun mengingat bagaimana ia berpikir bahwa ia tak akan menghabiskan waktunya di rumah tersebut lebih lama dari beberapa jam. Ketika ia berbicara dengan Baekhyun tentang dilemanya ini, Baekhyun tersenyum dan berkata bahwa ia tak perlu khawatir mengenai hal tersebut. Ketika waktu mulai menunjukkan malam hari, ia membawa Chanyeol ke kamar tamu yang dekat dengan kamar tidur mereka. Baekhyun pergi untuk beberapa saat sebelum kembali dengan tiga potong t-shirt di lengannya sementara Luna, mengikuti dibelakangnya membawa lebih banyak lagi termasuk piyama, celana, boxer, dan lebih banyak t-shirt.

"aku tak bisa membawa semuanya" Baekhyun menjelaskan "pakaian-pakaian itu terlalu berat untukku"

Kemudian Chanyeol melihat ke tumpukan t-shirt yang dibawa oleh Baekhyun dan Luna, "mereka tak terlihat seberat itu"

"beratnya sepeti satu ton bagiku" ucap Baekhyun lirih.

Ketika Baekhyun pergi mengikuti Luna, mengucapkan selamat malam pada Chanyeol, ia meninggalkan sederet angka sebelum pergi. Tak bisa membaca kode biner, Chanyeol menyerah. Namun semakin lama ia berdiri di dalam kamar itu, semakin ia penasaran dengan kode kode yang ditinggalkan Baekhyun. Kemudian ia berjalan mendekati ranjang dan mengangkut pakaian-pakaian yang dibawa Baekhyun.

Tidak berat.

Mengabaikan situasinya saat itu dan teks teks penuh amarah dari Kyungsoo malam itu, Chanyeol bangun dengan disambut oleh ketenangan yang menusuk. Ia tak dapat mengetahui apakah itu. Mungkin ini karena ia tidak sedang berada di kota dan untuk pertama kalinya, tidur tanpa kebisingan jalan dan bunyi klakson mobil. Atau mungkin itu karena rumah ini sendiri. Baekhyun tidak melewatkan sekecilpun detail untuk membuat rumah ini terasa nyaman dan tenang.

Ia mandi dengan cepat dan berganti baju dengan pakaian yang telah Baekhyun bawakan sebelum ia menyadari bahwa pakaian tersebut adalah pakaian yang sengaja ia tinggalkan di rumah.

Kepahitan mulai menghinggapi dirinya. Ia tak yakin apakah Baekhyun sengaja menyerahkan pakaian atau tidak. Terdapat banyak pertanyaan dikepalanya tentang mengapa Baekhyun masih menyimpan pakaian-pakaian ini. Pakaian ini sudah usang, lama tak ia gunakan. Ia meninggalkan pakaian-pakaian ini.

Mengapa Baekhyun tak juga membuangnya?

Semakin ia melihat dirinya di depan cermin, semakin Chanyeol menyadari bahwa ia terlihat sepertinya dirinya yang dulu. Aneh rasanya mengetahui bahwa pakaian lama dan tak adanya riasan yang menyapu wajahnya dapat membuat dirinya terlihat sama seperti tiga tahun lalu. Berkebalikan dengan perasaannya. Ini sama sekali tidak menyenangkan. Ini benar benar pahit dan rasanya seperti ada sesuatu yang terbakar di dalam dirinya. Mungkin itu adalah rasa bersalah. Chanyeol sama sekali tak tahu. Ia hanya ingin melewati sisa enam harinya dan pulang ke rumah.

Chanyeol merasa canggung. Ia tak tahu harus berbuat apa, mengabaikan fakta Baekhyun hanya menginginkannya untuk berpura-pura. Bagaimana caranya berpura-pura? Sebuah pertanyaan yang tak kunjung menemukan jawabannya.

10080 indo versTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang