Eyes

24.8K 1.1K 31
                                    

[chapter 1]

"Mati ditangan yang salah adalah cara yang bodoh"
-
-
"Kau akan aman bersama kami"
-
-
Itulah kata-kata yang terus menggema di kepalanya, tatapannya kosong lurus kedepan. Kedua tangannya terikat disebuah kursi.

"Mungkin ia perlu istirahat" ucap seorang wanita dengan seragam formal pada seorang pria berjas putih disampingnya.

  Pria berjas putih itu hanya mengangguk dan mengambil satu unit alat suntik lalu mengisinya dengan cairan bening. Pria itu berjalan mendekati pria terikat dihadapannya lalu menyuntikan cairan itu sampai tidak ada yang tersisa.

_

  Sebuah senyum tipis tertoreh pada wajah seorang wanita. Ia puas melihat kinerja muridnya yang semakin hari semakin meningkat. Tangannya terangkat lalu menepuknya tak lebih dari tiga kali.

"Kerja bagus Park ChanYeol, tidak sia-sia dulu aku mengambilmu" ucap wanita itu datar.

Sementara pria yang disebut Park ChanYeol tadi hanya terdiam memandangi tubuh seorang pria yang tadinya adalah teman sekamarnya, kini tergeletak dilantai dengan darah mengalir dari kepalanya yang pecah sehingga membentuk sebuah genangan berwarna merah.

"Bersiaplah malam ini. Aku akan mengenalkan seseorang" ucap wanita itu lagi sambil berjalan menjauh dari Chanyeol.

_

  Park ChanYeol, membunuh atau dibunuh bukanlah hal yang tabu baginya. Hidup sebagai seorang mata-mata extreame menuntutnya untuk melakukan hal-hal terlarang.
  Dilatih sebagai seorang pemegang senjata api dan alat-alat mengerikan lainnya selama 5 tahun ini membuat telinganya menjadi kebal. Mungkin sebagian orang akan gila jika saja mereka berada dalam posisi ChanYeol, tapi siapa sangka bahkan hidup seorang Park ChanYeol sangatlah santai dan bahkan tanpa beban.
  Malam ini Chanyeol akan dipertemukan dengan seseorang entah siapa pun orang itu. Chanyeol hanya menurut saja karena membantah Ms.yoon sama saja bunuh diri.
  Pria bertubuh jangkung itu melepas kaos putihnya yang basah akan keringat lalu berjalan menuju kamar mandi.

_

  Ruangan dengan nuansa abu-abu ini tampak tidak begitu ramai, desainnya yang meninggi membuat setiap langkah kaki orang menggema ke seluruh ruangan.
  Di ruangan itu terdapat sebuah meja yang sangat panjang dikelilingi oleh kursi-kursi berwarna hitam. Sangat terlihat seperti ruangan meeting, dan benar saja, itu ruangan meeting.
  Di ujung meja, ada seorang pria yang duduk pada kursi diujung meja tersebut, gayanya sangat santai, sama sekali tidak terlihat seperti orang yang akan meeting. Beberapa detik kemudian, terdengar suara nyaring dari langkah kaki yang menggema. Bukan langkah kaki satu orang,melainkan tiga orang.

"Maaf membuatmu lama menunggu...Park Chan Yeol" ucap seorang wanita berpakaian formal yang dikenal  Chanyeol dengan nama Ms.yoon.

"Tidak masalah sajang-nim" jawab chanyeol penuh dengan formalitas.

"Kenalkan, Byun Baek Hyun." Ucap Ms.yoon sambil melirik seorang pria yang terduduk di sebuah kursi roda.

"Siapa dia?" Tanya ChanYeol dengan kedua mata yang tertuju kearah pria tersebut.

"Teman sekamarmu yang baru" jawab Ms.yoon lagi dengan ekspresi entah tersenyum atau menyeringai.

"Oh, begitu" Chanyeol mengalihkan pandangannya, kini menatap wajah wanita paruh baya dihadapannya, "apa tidak ada hal lain yang ingin anda sampaikan Sajang-nim?" Tanya ChanYeol lagi.

[ChanBaek] Love Shit (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang