Name

4.7K 234 31
                                    

Chapter 18
-
-
----------------
Note: i own the plot of this fanfict, so please do NOT claim me as a thief from another author or whatever.
And again, this is a yaoi or bxb fanfiction, so if you feel like you don't like them, please just press the return button. thank you
---------
Kkumkoch
--------------------
-
-

"Kamera."

Chanyeol reflek membalikan kepalanya (bahkan seluruh badannya) ke arah pandangan mata Baekhyun. Sebuah benda bulat berwarna hitam tepat berada di langit-langit kamar. Baekhyun merasa muak dan ingin marah seketika -atau lebih tepatnya dia memang sudah marah. Di tambah lagi dengan sensor merah yang menyala membuat keduanya -Chanyeol dan Baekhyun ingin memaki siapapun yang memasang kamera sialan tersebut.

Chanyeol beranjak dari ranjang yang tadi ia tiduri (bersama Baekhyun) lalu merogoh sesuatu dari saku celanya. Dengan wajah datarnya iya kembali berjalan mendekati ranjang lalu menghempaskan tubuhnya keatas benda empuk tersebut sehingga kini tubuh telanjangnya terlentang. Kedua tangannya dengan cepat mengarahkan benda kecil nan hitam yang tadi diambilnya tepat ke arah langit-langit kamar lalu-

DORR

-membidik benda bulat yang menggantung di atasnya sehingga benda tersebut hancur berkeping-keping.

"Huft," Chanyeol menghela napas beratnya lalu mencampakan pistol di tangannya sembarangan. "Wu Yifan bajingan. Ingatkan aku untuk mencekiknya saat dia kembali!"

Umpat Chanyeol sambil merangkak lalu masuk kedalam gelungan selimut dengan Baekhyun yang sudah berada dalam dekapannya. Ck, fase seks yang menyedihkan.

_

"Oh, sialan. Mereka menghancurkan kameranya." Umpat Seorang pria tinggi berambut pirang yang kini tengah berkutat dengan laptopnya. Segala macam sumpah serapah di umpatkannya saat rasa marah yang entah berasal dari mana mulai menggerogoti ubun-ubunnya. Ia panas.

"Ck, shit. Aku butuh film porno." Tukasnya lalu mulai menarikan jari-jarinya diatas keyboard laptopnya.

Wu Yifan. Terlalu memaksakan sifat mesumnya. Hmm, Yifan yang malang.

_

Semilir angin sepoi-sepoi sore itu membuai Baekhyun. Poni tipisnya yang kini berwarna kemerahan menjadi sedikit berantakan akibat sapuan angin. Sesekali kedua kelopak matanya menutup, mencoba menikmati suasana yang sedang berlangsung saat ini.

Ini hari sabtu, Chanyeol dan Baekhyun masih setia menunggu Yifan yang tak kunjung sampai ke rumahnya, dan hal itu membuat Chanyeol semakin ingin meninju wajah datar itu semenjak 'kejadian' tempo hari. Chanyeol duduk bersender pada kursi santai yang terletak di salah satu balkon rumah tersebut, dan lokasinya yang kebetulan terletak di lantai dua membuat Chanyeol semakin ingin berlama-lama disana, ditambah lagi dengan kekasihnya yang tidak lain dan tidak bukan merupakan Baekhyun tengah asik bermanja-manja tepat disamping Chanyeol. Sesekali jari lentiknya dimainkan tepat diatas tengkuk Chanyeol lalu menggelitikinya sampai Chanyeol tertawa geli.

Keduanya sama sekali tak ragu untuk saling mencium dan bertukar kecupan. Kenapa? Karena semua kamera pengintai sudah di musnahkan oleh Chanyeol, entah karena dendam pribadinya atau mungkin pria bertelinga jumbo itu memang anti kamera -namun sepertinya dugaan pertama lebih tepat. Oh, baiklah untuk apa bicara tentang itu? Lupakan.

[ChanBaek] Love Shit (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang