Chapter 5

494 41 2
                                    

Warning!!! Banyak typo!!!
.
.
.
.
.
.
.
.
Hyo pov :
Aku pun menoleh ke arah yang ditunjuk oleh Tao. Dia sana ada seorang namja dengan rambut pirang dan tengah duduk di sofa sambil membaca sebuah buku. Aku segera beranjak dari tempat duduk ku dan segera menghampirinya.

Setelah berada didepannya, aku hanya mematung. Aku terus memperhatikannya membaca buku itu sambil berdiri.

"Duduklah. Jangan berdiri di situ."kata namja itu.

Aku pun duduk tetapi di atas karpet merah maroon yang berada didekat sofa. Dia pun menoleh ke arahku dan mendesah pelan.

"Bukan dibawah. Tapi disampingku. Kemarilah."kata namja itu sambil menepuk tempat kosong yang berada disampingnya.

Aku pun berdiri dari tempat dudukku dan berjalan ke arah namja itu. Tapi aku berdiri didepannya.

"Nugu?"tanyaku.

"Kris."kata namja yang telah kukenal bernama Kris. Aku pun hanya manggut-manggut dan lupa tujuanku untuk duduk.

"Aish!!"dengus Kris kesal dan langsung menarikku sehingga aku duduk disampingnya.

"Yak!! Aish..ah jinjja appo.."ringisku sambil mengelus pantat sexy ku.

Kris pun melirikku dengan tatapan khawatir.

"Gwenchana? Apakah sangat sakit?"tanya Kris.

"Gwenchana."balasku.

"Kau membaca apa?"tanyaku.

"Oh aku sedang membaca buku tentang motivasi."jawab Kris.

"Ah..Aku tak tak terlalu suka dengan buku seperti itu. Aku lebih suka..bla..bla..bla.."

Aku pun terus berbicara tanpa menyadari Kris yang sedang memperhatikanku. Aku terus berbicara hingga sebuah kecupan mendarat di pipiku. Aku yakin sekarang wajahku sangat merona.

"Kau terlihat manis ketika merona."puji Kris. Aku pun menutupi wajahku.

"Lihat! Kau semakin manis."puji Kris dengan senyuman.

Ya Tuhan!!! Bisakah dia berhenti untuk memuji?? Aku semakin memerah. Astaga!! Aku butuh oksigen.

"Yak!! Bisakah kau diam?"tanyaku sambil mem-pout bibirku.

"Baiklah My Princess."kata Kris sambil mengacak rambutku.

Tiba-tiba aku mendengar dentingan piano. Dentingan piano ini sangat indah..
Kris pun menatapku lembut.

"Lebih baik kau kesana."kata Kris sambil menunjuk ke belakang sofa.

"Chen ingin bertemu denganmu."kata Kris.

"Arraseo."

Aku pun berdiri dari posisi dudukku dan menatap Kris.

"Aku kesana dulu. Bye."

Aku pun berjalan mengikuti dentingan piano ini. aku terus berjalan hingga melihat seorang namja tengah duduk sambil memainkan tuts piano itu.

Merasa diperhatikan, namja itu pun membalik badannya dan tersenyum ke arahku. Ya ampun!! Senyumannya membuatku meleleh.

"Hai, Hyo!"

"Hai, Chen."kataku agak kikuk.

"Kemarilah. Kita main piano bersama."ajak Chen.

Akh pun mendekat dan duduk disamping Chen.

"Apa kau bisa bermain piano?"tanya Chen.

"Sedikit. Aku tidak terlalu bisa."kataku.

"Gwenchana. Nanti lama-lama kau akan bisa juga."kata Chen. Aku pun hanya mengangguk.

"Kalau begitu ayo kita bermain piano."ajak Chen.

Kami pun mulai memainkan banyak lagu. Aku sangat menikmati waktuku dengan Chen.

Hah..aku menyesal. Seharusnya aku menuruti eomma ku untuk tidak membolos les piano. Sekarang aku mengetahui manfaatnya. Penyesalan memang selalu datang belakangan.

Saat memainkan Fur Elise, tak sengaja tangan Chen memegang tanganku. Aku pun menatapnya dan dia menatapku juga. Bisakah waktu berhenti?? Aku masih ingin diposisi seperti ini.

Wajahku memerah karna dipandangi terus oleh Chen. Chen semakin mengeratkan genggamannya. Dia mengangkat tanganku dan mencium tanganku.

Oke!! Aku melayang sekarang. Dia pun tersenyum saat melihat wajahku yang semakin memerah.

"Apa kau sedang punya masalah??"tanya Chen. Aku pun menghela nafas dan mengangguk.

"Kau harus pergi ke Sehun. Dia akan mendengarkan ceritamu."kata Chen.

"Kurasa ide yang bagus."kataku.

"Ayo aku antar."kata Chen.

Dia pun berdiri didepan sebuah pintu putih. Aku pun menatapnya.

"Tunggu apa lagi?? Cepat masuk."kata Chen.

"Gomawo."kataku dan membuka knop pintu putih itu lalu masuk kedalam sebuah ruangan..
.
.
.
.
.
TBC

Vote sama comennt ya. ^^

Dating with EXO (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang