Chapter 7

471 42 2
                                    

Hyo pov :
Kini aku berjalan menuju kamar sebelah. Disana berdiri seorang namja imut. Dia melanbaikan tangan padaku. Aku pun membalasnya. Namja yang kuketahui namanya Baekhyun, menarikku duduk berhadapan dengannya dan hanya berbatasan dengan sebuah meja pendek.

"Apa ini?"tanyaku saat melihat sekumpulan balok kayu kecil yang disusun.

"Aku juga lupa."katanya sambil terkekeh.

"Tidak apa-apa. Cara bermainnya bagaimana?"tanyaku.

"Kau hanya perlu mengambil balok-balok ini dan bergantian denganku. Lalu siapa yang mengambil balok dan tumpukan balok itu jatuh, maka dia harus dihukum."kata Baekhyun.

"Oke. Siapa takut."kataku.

"Aku yakin kau akan kalah."kata Baekhyun dengan percaya diri.

Kami berdua pun mulai bermain. Pertama yang mengambil adalah aku. Pertama kali mengambil tidak masalah. Terusa begitu hingga yang ke enam. Tumpukkan itu hampir jatuh dan kini giliranku. Aku pun mengambil salah satu balok dan....
Aku hampir menjatuhkannya.

Baekhyun terlihat bimbang karena tumpukkan balok itu hampir jatuh. Dengan hati-hati Baekhyun mengambilsalah satu balok dan semuanya jatuh berhamburan.

"Yeay aku menang!!!"seruku.

"Andwae!!!!"seru Baekhyun dramatis.

"Yak! Tak perlu dramatis. Kemarikan dahimu."kataku.

"Kau mau apa??"tanya Baekhyun.

Aku pun mengeluarkan evil smirk ku dan sepertinya berpengaruh untuk Baekhyun. Dengan pasrah Baekhyun memajukan badannya. Matanya tertutup karena takut apa yang akan aku lakukan padanya. Kini jariku sudah sangat gatal ini menyentil dahi mulus Baekhyun.

TAK

Suara dramatis itu kini disambut oleh  teriakan Baekhyun. Aku pun tertawa melihatnya kesakitan yang menurutku sangat berlebihan. Saking serunya tertawa, aku tak menyadari jika Baekhyun memperhatikanku dengan senyuman yang lebar.

"Mwo?"tanyaku yang bingung karena diperhatikan begitu intens.

"Kau terlihat sangat cantik jika tersenyum."kata Baekhyun. Aku yakin sekarang wajahku memerah karena malu. Bagaimana tak malu?? Dipuji oleh namja tampan dan imut seperti Baekhyun.

"Gomawo."kataku malu-malu.

"Kau terlihat semakin cantik jika memerah."kata Baekhyun.

"Jangan menggodaku."kataku.

"Aku tak menggodamu. Kau memang cantik."kata Baekhyun. Argghhh!! Wajahku sidah full memerah.

"Sekarang tutup matamu."perintah Baekhyun. Aku pun menuruti perkataan Baekhyun.

Setelah 1 menit aku menutup mata, tak ada suara sama sekali. Aku pun membuka mata perlahan dan melihat seorang namja didepanku dengan senyum lebar yang memperlihatkan giginya yang putih sedang duduk dan kue ulang tahun didepannya dengan kue yang terhias beberapa lilin.

"Saengil chukkae hamnida uri Hyoyeon."seru namja itu.

"Mwo??"tanyaku yang masih linglung dengan situasi.

"Aish!! Masa kau lupa dengan tanggal ulang tahunmu sendiri??"katanya yang lebih kepada pertanyaan.

"Aku tidak tau. Gomawo karena kau mengingatnya. Namamu?"tanyaku.

"Park Chanyeol. Panggil aku Chanyeol."kata namja itu.

"Gomawo, Chanyeol."kataku. Sambil meneteskan air mata.

"Jangan menangis. Sekarang tiup lilin ini dan buat permohonan."kata Chanyeol.

"Baiklah."kataku.

Aku pun melipat tangan dan mulai membuat doa-doa. Setelah selesai, aku pun meniup lilin. Chanyeol pun bertepuk tangan seperti anjing laut yang dulu pernah aku liat saat masih kecil. Tiba-tiba terbesit pikiran jahil.

Aku mencolek cream yang ada di kue itu dan memolesnya dipipi Chanyeol. Chanyeol pun hanya menggembungkan pipinya kesal sedangkan aku tertawa karena melihat wajahnya yang imut. Tapi dia malah semakin cemberut dan aku terus berusaha untuk memberhentikan tawaku.

"Mianhae."kataku setelah tawaku berhenti.

"I don't care."jawab Chanyeol judes.

Aku pun mengambil sapu tanganku dan menghapus cream yang ada diwajah Chanyeol.

"Sudah bersih. Apa kau mau memaafkanku?"tanyaku setelah membersihkan wajahnya.

"Tidak."kata Chanyeol dengan judesnya.

"Lalu aku harus apa??"tanyaku pasrah.

Dia pun mendekat dan mulai menutup mataku dengan tangan lebarnya. Beberapa detik kemudian mataku terbuka dan dosa berdiri Kai yang tersenyum padaku.

"Chanyeol mana?"tanyaku.

"Wae?"tanya Kai.

"Dia belum memaafkanku."kataku.

"Dia berbohong. Dia sudah memaafkanmu. Dia tak akan sekejam itu."kata Kai.

"Arraseo. Tapi di antara semuanya, kau yang selalu memiliki waktu singkat denganku. Yang kuingat kau hanya mengantarku kesini."kataku.

"Tak apa. Karena selama menuju kesini aku terus menggenggam tanganmu. Itu sudah cukup bagiku."kata Kai.

"Sekarang kuantar kau pulang."lanjut Kai.

Kai pun menarikku menaiki tangga dan berhenti didepan pintu berwarna putih.

"Tunggu apalagi?? Cepat masuk."kata Kai.

"Tapi..tapi..apakah kita akan bertemu lagi?"tanyaku.

"Tentu saja. Justru kita akan sering bertemu."kata Kai dengan senyumnya yang menawan.

"You promise??"tanyaku.

"I'm promise."jawab Kai.

"Baiklah."kataku.

Aku pun membuka pintu dan cahaya terang mulai melingkupiku ketika aku masuk. Rasanya sangat pusing dan gelap menghampiriku.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Yes!! Entar lagi mau end..
Vomment...vomment!! ^^

Dating with EXO (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang