4-Terungkap satu rasa

713 20 0
                                    

Satu tahun telah mereka lalui, tak terasa kini mereka menginjak kelas 12 alias kelas 3 SMA...
Dan ternyata Andin diam-diam jatuh cinta pada Arfan
Suatu hari, Andin dan Arfan duduk di balkon seperti biasanya Andin ini, berniat memberitahukan perasaannya yang sesungguhnya pada Arfan
"Fan..."
"Napa?"
"Gak kerasa ya kita udah kelas 3 aja"
"Iyaa nih"
"Makasihya udah jadi temenku, kamu juga ngasih tau aku jalan mana yang bener, dan jalan mana yang salah"
"Hahaha iyaiyaa, berarti aku apa?"
"Apa?"
"Arfan is Andin navigation"
"Hah? Ahaha!"
"Hahaha bener kan?" Mereka saling tertawa
"Eh Din, liat deh salah satu bintang itu, terang banget kan? Mamaku pernah bilang, kalau perempuan yang terbaik itu kaya bintang yang paling terang sinarnya. Soalnya dia berpengaruh besar terhadap bintang lain untuk sama-sama memantulkan cahayanya ke bulan dan semua akan lebih terang. Gitcyu"
"Wiiih! bagus ya mama kamu aja tapi"
"Tauah kamu"
"Fan... udah lama aku pengen bilang ini, tapi aku percaya sometimes kamu pasti tau tanpa harus aku bilang dan ternyata selama ini kamu gabisa tau"
"Apa?"
"Fan, to be honest aku udah lama jatuh cinta sama kamu, jatuh cinta buat pertama kalinya dalam sejarah hidupku... ya cuma kamu yang bisa buat aku berubah selama ini kan?"
Lalu Arfan langsung pergi begitu saja
"Arfan! Arfaaan! Kamu mau kemana fan??"
Arfan pulang kerumahnya
"Kenapasih? Aku kan ngungkapin yang sebenernya. Atau aku salah ya? Atau Afran benci dengan aku bilang begitu? Arfan gasuka ya?" Dalam batin Andin seraya ia mengeluarkan air mata tanpa ia sadari dan mengelap air matanya sambil berkata "gabisa nangis gini dong!! Ntar Bunda pulang aku dicurigain lagi"
Esoknya saat di sekolah Andin yang sudah tidak menjadi tukang tidur lagi menunggu Arfan
"Mana ya dia?"
Lalu Arfan masuk ke kelas
"Hy Arfan!" Teriak Andin lalu menghampirinya
"Kenapa?"
"Kamu marah ya? Hehe lupain aja yang semalem orang aku ngawur kok hehe kamu aja tuh baper"
"Baper apa?"
"Bawa perasaan!"
"Ooh"
"Ih kenapasih marah mulu elah"
"Gak ada sih"
"Kamu pms ya fan? Lagi haid"
"Eh minggir deh lo"
"Eh ni kenapasi?"
Lalu Arfan pergi
"Fan! Kemanaa?"
"Ah gausah ngikutin gua lo"
"Lah kok jadi dia sih yang marah? Orang aku yang ditinggalin kok"

Arfan sedang sarapan di kantin dengan se-cup mienya
"Seriously dia suka sama aku? Salah gak ya kalau aku kasarin dia? Aku tuh gamau kalau dia sampai suka sama aku... aku gak pengen ngasih dia harapan"-dalam batin Arfan
Ia begitu memikirkan cara agar Andin tidak sampai menyukainya

Saat jam pulang...
Andin terpaksa pulang dengan berjalan kaki lalu tiba-tiba
Teeet!!! Teeeeeet! Itukan mobil Arfan yang sekarang berhenti tepat di sebelah Andin lalu membuka kaca mobilnya
"Ayo naik!"
Lalu Andin masuk ke mobil Arfan dan melaju mobil
"Mau jalan kemana?" Tanya Arfan dingin
"Seriusan?"
"Iya"
"Terserah deh ngikut aja nic hehe"
"Oh gt yaudah"

My StarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang