Saat pulang sekolah, Andin sengaja menunggu di taman sekolah, dengan siapa sebenarnya Arfan pulang dan saat mobil Arfan lewat, hanya ada Arfan di dalamnya, Andin melihat jelas hingga terlintas satu kalimat di benaknya
"Apa dia udah benci ya sama aku?"Saat tiba di rumah Andin memanggil Mbok Yem
"Mbok Yem... Mbok Yem... Aku laper Mbok..."
Lalu Mbok Yem pun datang
"Kenapa non? Ayo ayo, Mbok udah siapin makanan itu"
Lalu ia pun makan ditemani Mbok Yem
"Non kenapa? Kok kelihatannya mukanya Non berat sih?" Tutur Mbok Yem dengan logat jawanya yang khas
"Gakenapa-napa kok Mbok"
Lalu telfon Andin berdering
"Arfan?"
"Halo?"
"Iya aku kesana iya" lalu Andin menutup telfonnya
"Mbok aku pake motor putih itu ya, bilangin sama Bunda aku nolongin Arfan, dia sakit..."Lalu Andinpun menancap gasnya, ternyata Arfan merasakan sakit pada perutnya
Saat di rumah Arfan...
"Arfan!! Arfan! Kamu di mana?"
Teriak Andin dengan khawatir
"Ak..aku di sini Din" jawab Arfan dengan terbata-bata
Lalu setelah menemukan Arfan, Andin merangkulny menuju mobil Arfan
"Bertahan ya Fan, aku di samping kamu terus kok"
"Din, kamu jangan suka sama aku ya..."
Sedikit matanya menatap Arfan namun ia hiraukan dam kembali berjalan menuju mobil setelah sampai ia memasukkan Arfan ke mobil itu lalu berangkatSetelah tiba di rumah sakit, Andin memasukkan Arfan ke ruangannya lalu menelfon mama Arfan dan meminta izin pada bundanya
Tak lama mama Arfan datang dengan keluarganya Arfan dan satu perempuan yang tak pernah dikenali oleh Andin
"Mana Arfannya?" Tanya mama Arfan pada Andin
"Arfan lagi diperiksa tante" lalu tubuh hangat Andin dipeluk oleh mama Arfan karna Andin sedang menangis
"Udah jangan nangis ya Din" mama Arfan mengelap air mata dari mata Andin
"Makasih ya tante" sahutnya dengan wajah khawatir
"Bisa kita bicara berdua?" Ucap gadis yang tak dikenal Andin sambil menarik tangannya Andin mangangguk dan merekapun pergi ke restoran di rumah sakit tersebut...
"Kamu ini siapanya Arfan?" Tanya gadis itu
"Aku temannya"
"Kalau cuma sekedar teman kenapa kamu nangis gitu?"
"Karna dia Arfan, terus kamu ini siapa?"
"Aku Terre, aku pendonor ginjal buat Arfan.. kami bakalan menikah setelah Arfan selesai dengan kuliahnya"
"Kamu ini beneran?"
"Buat apasih aku bohong"
Lalu setelah berbicara panjang lebar Andin kembali dan berbicara pada mama Arfan
"Tante, Terre itu siapa?"
"Dia itu pendonor ginjal, tapi udah tante jodohin aja sama Arfan.. makasih ya udah bawain Arfan"
"Gak papa tante.. Andin pulang ya, Andin udah ditelfonin bunda"
"Andin pulangnya gimana?"
"Taxi aja ntar"
"Bawa aja mobil Arfan gak papa"
"Yaudah Tante"..
Andin menangis sambil menyetir mobil itu
"Oh jadi ini alasannya? Karna ginjal? Aku rela donorin semua ginjalku, jadi karna cewe itu? Terre? Iya?" Tangisnya menjadi-jadi
"Arfan ngelarang aku suka sama dia karna Terre?!" Tangisnya disertai hujan di luar membuat ia menjadi tidak terkontrol hingga ia tiba di rumah dan langsung masuk ke dalam kamar masih dengan isak tangis
Bunda yang melihat lalu memanggilnya
"Kenapa Andin? Din!" Bunda mengejar Andin sampai kamar
Tapi ia Andin malah menutup pintunya
"Buka pintunya Din!" Teriak Bunda dengan histeris
"Andin mau sendiri aja bun!"
"Nak... kalau ada apa-apa cerita ya, jangan nekat!"
"Pergi bun! Pergi!"
Lalu bundapun pergi