Setelah 5 tahun kepergian Andin ke Jepang kehidupan Arfan berubah.
Andin? Ia sudah menjadi designer disana, ia memotong rambutnya menjadi sebahu
"Ini tanggal 25 januari, hari waktu aku berangkat ke Jepang, aku meninggalkan Bunda,Arfan, dan semua masalah... Setelah 2 tahun aku di Jepang, aku mendapatkan kabar bahwa bundaku telah tiada, ia sakit sejak aku pergi, saat itu juga aku pulang menuju rumahku Jakarta dengan isak tangis yang luar biasa dahsyatnya, padahal bundaku belum sempat melihatku sesukses sekarang dan aku harap kalian lebih semangat lagi untuk tetap bertahan, this is your live! Gunakan sebaiknya! Jangan sia-siakan waktu yang ada! Tentukan tujuan hidupmu dari sekarang! Thankyou! With love Andinata Syafira" sebagian isi pidato Andin yang diterjemahkan dari bahasa Jepang.. setelah pidato Andin memutuskan untuk ke Taman kota yang dipenuhi ayunan sebagai tempat Andin biasanya me-refresh otaknya yang lelah
Lalu hp Andin berdering telfon dari papanya
"Hallo Din"
"Hallo"
"Papa ke Jepang dua hari lagi sama mama kamu"
"Buat apasih pah? Ohiya dia bukan Mama Andin ya!"
"Kami mau ngerayain hari ulang tahun kamu Din"
"Gausah mending kalian honeymoon aja"
"Ahaha kok gitu sih nak"
"Udah ya pah Andin cape"
Lalu telfon terputus Andin ini sedikit muak dengan ayahnya yang selalu memamerkan bahwa ia akan traveling bersama ibu tiri Andin"Huaaaah! Kenapasih harus ada perempuan perusak! Istri baru papalah, Terre juga! Kadang bikin kesel deh!" Ucap Andin dengan keras
"Terre perusak ya?" Ucap seorang pria berbahasa Indonesia yang tak asing oleh Andin, ia berfikir sejenak
"Suara Arfan?"
"Hai Din" ucap Arfan pada Andin
"Ar..Arfan!"
"Arigatou Andin"
"Loh?"
"Itu artinya apa Din?"
Tanpa basa-basi, Andin berdiri dan langsung memeluk Arfan kuat
"Aku kangen kamu fan" ucapnya lega
"Loh, nanti Terre marah loh" tapi Arfan malah membalas pelukan Andin dengat erat seolah tak mau melepasnya
"Ohiya, lepas ya Fan"
"Iya lepas dong" tapi Arfan makin erat memeluk Andin
"Lepas dulu woi"
"Dingin Din sepuluh menit ya?" Pinta Arfan manja
"Kalau dilihat orang gimana?"
"Aah maunya peluk aja deh"
"Iih Arfan!"
Lalu Arfan melepas pelukan hangat dan eratnya..
Setiba di rumah Andin, Arfan duduk dengan coklat panas buatan Andin
"Jadi kapan sampai sini?" Tanya Andin
"Kemaren sih, tadi aja aku nonton yang pas launching design baru kamu itu"
"Ih kok gak ngabarin?"
"Males ah, waktu itu aja kamu langsung pergi gitu aja"
"Hehe Terre mana?"
"Udah mati dia"
"Jangan doain orang gitu dong"
"Iyaa udah mati kebakar"
"Loh? Jadi ginjal kamu gimana?"
"Udah sehat dong, untung dia mati pas udah donorin ginjal"
"Kebakar gimana sih?"
"Dia tuh gatel banget ke salon, akhirnya salonnya kebakaran terus mati deh sukur banget aku"
"Ya ampun, kasar banget kamu ih, kan dia yang donor ginjal buat kamu"
"Sekarang aku butuh donor lagi nih din"
"Ohya? Kalau cocok bilang aja sama aku biar aku yang donorin"
"Oke Din" Arfan mendekat dan berbisik "donorin cinta kamu dong buat aku"
"Ih Arfan!!" Andin merona, pipinya memerah tanda ia malu
"Ahahaha baper dah baper.." Arfan terbahak-bahak
"Kamu mah!"
"Masih hafal? Bahasa Indo?"
"Ya hafallah, bego amat kalau enggak"
"Arigatou apasih Din?"
"Makasih"
"Makasih? Iya sama-sama, aku gakpapa kok jadi bintang paling terang dalam hidup kamu"
"Ih belajar gombal darimana sih?"
"Biasaa, Ka Faby"
"Ahaha!"
"Mama kamu tau kalau kamu ke Jepang?"
"Gatau, dia ngurus kantor mulu, aku tuh nomor kesekian kalo dibandingin sama kantor"
"Kan emang harus kerja buat cari makan"
"Iyasih, tapi perhatiannya gak ada, papa juga gitu"
"Mending, papaku mau dateng lusa sama ibu tiri itu, aku sebel bener deh"
"Oh perusak itu ya? Kita kerjain aja dia"
"Ahaha, kamu agak bandel ya sekarang, gak kalem kaya dulu deh" "dulu gak enak bandel depan cewe kaya kamu"
"Bukan depan Terre?"
"Lah itu cewe mah"
"Apa hayo?"
"Gak ah! Eh eh! Kalau di Jepang boleh kan cewe sama cowo serumah"
"Boleh-boleh ajalah"
"Yes! Aku nginep sini"
"Loh? Gak gak gak!"
"Bales budi dong"
"Hm, yaudah deh"
"Asikk asik asik yeye"
"Kamar kamu yang kiri ya kamar tamu tuh"
"Sekamar boleh?"
"Apaansi ahelah!"
"Ahaha canda kali"