Enjoy read and VOTEMENT YAAA:*
***
POV RUNA
"Loh, kok ta-"
Kaget. Iya aku kaget. Kenapa dia bisa ada disini? Setahu ku dia tidak suka buku-buku. Oke, aku akui aku memang mengutitnya. Tapi yang jelas. Ini sangat aneh untukku.
"Eh, Zidhan. M-au ngapa-in?" Jujur, ini pertama kalinya aku dan Zidhan berada sedekat ini. Ya. Namanya Zidhan. Zidhan Mulya Putra. Anak kedua dari 3 bersaudara, oke. Aku memang sangat mengutitnya.
"Mau nyari buku, buku-buku penyakit gitu dimana sih?" Aku mengerutkan kening "Hah? Buat apaan Dhan?" Kali ini aku memang penasaran. Dia bela-bela ke perpus cuma mau nyari buku? Pasti penting.
"Nyokap sakit pinggang. Gua gatau ngobatinnya gimana. Makanya gua mau nyari tau"
Hening.
Disaat itu juga aku tertawa. Sepolos apa dia ini? Sakit pinggang itu cuma diurut terus harus banyak minum air putih. Yaallah, lucu banget.
"Kok ketawa si?" Zidhan berkening kerut. Akhirnya tawaku reda. Dan menatapnya.
"Nih ya, gue kasih tau. Cara ngobatin orang sakit pinggang itu cuma diurut. Dan suruh mamah lo buat minum air putih terus. Kalo udah parah. Bawa kedokter" kataku akhirnya. Dia hanya manggut-manggut gak jelas. Gatau denger apa kaga.
"Yaudah, meningan lo aja yang urutin nyokap gua" Dengan entengnya dia ngomong Gitu? Pft.
"Dih, emang lo mau bayar gue berapa?" Tanyaku menantang. Ngomong seenak muka si, untung ganteng. Ckck."Yaelah, ama temen sendiri pelit lo"
Hmm. Temen ya? Gausah ditolongin aja kali ya?
"Yaudah""Yaudah apanya?"
"Mau ditolongin gak?"
"Oh iyaaiyaa. Nanti gue jemput. Depan gerbang." Lalu dia pergi. Are? Pergi?
"Woiii!!! Zidhan!!" Teriakku menggema di perpustakaan yang tidak ada orangnya. Untung gaada. Kalau ada. Mungkin udah diusir.
"Eh, eh. Cieeee. Ohh jadi Zidhan ya? Jadi love at firts sight ya? Cup. Cup. Cup. Anak mamah" Suara Rika dari belakang cukup mengagetkan ku. Dia memelukku dari belakang tanda kasihan. Rika itu emang Drama Queen. Gak salah dia pacaran sama Ketua Eskul drama. Si Rio. Yang tiap harinya ketemu suka adeganin Film Romeo and Juliet. Pfftt.
"Apaan sih rik. Lebay deh lo ah" ucapku seraya melepaskan tanganya dari leherku.
" Aku tahu tatapan ituu. Runachan" aku menghela nafas. Runachan, aku gabisa bohong.
Karna semua tau. Semua butuh proses. Cinta butuh waktu. Dan terbiasa adalah jalan.
***
To be Continue...

KAMU SEDANG MEMBACA
Run's (HIATUS)
RomanceAku harus melupakannya. Melupakan seseorang yang hampir menjadi bagian hidupku, hal itu memang sulit. Sebelum kau hadir dan mengubah segalanya. -Runakawa Chehira Seandainya aku bisa mencintaimu, menyayangimu seperti ini. Walau hanya satu jam saja...