Chapter: 7

187 12 1
                                    

Gomenne baru update:"3 lagi sibuk liburan diTasik. Dan yeaay aku nyempetin nulis beberapa kata. Maaf ya Feelnya kurang :v

-Happy Read-

XoXo

***

Dan seperti yang sudah kuduga sebelumnya. Dia memang tidak pernah mencintaiku.

Never

Aku menghembuskan nafas. Nyatanya memang benar. Yang berjuanglah yang sering tersakiti.

Aku menghembuskan nafas. lagi.

Nyatanya, aku mencintai orang yang bahkan sama sekali tidak peduli dengan perasaanku.

Dan itu sakit.

*Flashback

"Arah angka jam 12?"

Ha?

Aku menelusuri yang Rika lihat saat ini. Apa? Aku hanya melihat anak kelas 12 yang sedang Bermain sepak bola dan Laki laki sedang duduk ..

Tunggu.

Zidhan?

Masak sih ah? Ko dia ama cewek? Deket gitu lagi? Ah ngaco! Diakan cowok baik - baik. Ah gamungkin. Imposible banget!

"Percaya?" Tanya Rika yang masih menganga disampingku.

"Ngga, temen kali" Bantahku. Aku masih memperhatikan mereka. 6 bulan kenal dengannya. Aku sama sekali tidak pernah melihatnya sebahagia itu. Dan itu menyakitkan.

"Tau ah laper" aku berjalan menghentak - hentakkan lantai menuju Bakso Pak Heri langgananku dan memesannya.

"Pak! Baso atu kek biasa ya!"

"Siap non!"

Aku memerhatikan sekeliling berharap ada meja kosong yang akan ku duduki nanti. Dan.. yah! Gak ada sama sekali. Semua penuh terisi.

"Run! Runa.." aku menoleh, mencari sumber suara.

"Sini pojok!" Rika melambaikan tangannya ke atas agar dapat kulihat. Dan ya, seleranya bagus juga. Dia menempati bangku paling pojok yang mengarah langsung ke lapangan.

Hening berlangsung lama karna si Rika sedang telponan dengan Rio.

"Hm.. Rik"

Rika menoleh sambil menaikan satu alisnya. "Apa?"

"Gue masih penasaran sama Zidan"

"Daripada lo penasaran mening kita samperin aja yok!" Rika secara reflek mengambil tanganku dan menarik jauh dari area kantin menuju taman pinggir lapangan.

Dan itu membuatku meriank.

"Wey! Gila lu ya mergokin orang pac–" ucapanku terhenti saat aku menyadari aku dan Rika sudah didepan Zidhan dan Amel. Dan ohiya ini lo harus tau AMEL. Si anak paling ramah dan baik seantero sekolah, anak paling teladan,paling feminim dan pasti beda ama diriku ini. Haha.

"Eh, Rika dan Runa. Genki desu?" Dan ini. Dia selalu aja pake bahasa jepangnya hanya untuk mengobrol denganku. Dan itu membuatku keqii cetengtahh mathhiee.

"Ohhehe baik ko baik, gausah pake basa jepang ya, kan aku bisa indonesia" aku tersenyum terpaksa. Yaa gimana ga terpaksa . Panas keleeus ngeliat Zidhan dan Amel pegangan tangan gitu. Runa kan mau. Huuh. Dan yaa kalian bisa menebak hubungan apa itu. Huhu.

"Oh, emang kenapa?" Lagi lagi Amel berbicara seakan dia tak tahu. Huft.

"Kan aku bisa indonesia, lagian kesian Rika. Dia ga ngerti" aku melirik Rika yang sedang bingung dengan arah uapanku ini. Dan yahahah mukanya kaya Kambing nahan boker tau ga? Wkwk iya kaya gitu.

"Eh Ru–"

"Aku duluan ke kantin ya! Laper hehe" aku memotong ucapan Zidhan. Dan berlari memegang tangan Rika menuju kantin, karna aku gamau terlalu larut dalam hubungan mereka. Semakin aku tahu. Semakin sakit juga yang aku dapat. Dan aku gamau itu terjadi.

Demi apapun. Aku tidak rela jika dia mempunyai wanita lain selain aku. Tapi. Bukankah kita harus merelakan seseorang yang bukan milik kita? Ya, jika memang dia lebih pantas untuk bahagia dengan yang lain. Aku bisa apa yang hanya mendoakan yang terbaik untuknya.

***

TBC+

Run's (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang