Chapter 8 | She's not just a cat! She's my BESTFRIEND!
Tetsuhiro Morinaga
Today is so messed up. Never thought he could be so furious. So sad.
Kirim.
Spankme Senpai
Siapa?
Tetsuhiro Morinaga
Brother aku
Spankme Senpai
What happen?
Tetsuhiro Morinaga
Can't tell here. Too embarassing. I will chat you later. Need talk talk talk.
Spankme Senpai
Okay. Take care ya?
Hari ini aku bolak balik ke toilet.
Buat nangis lah, bukan karena aku suka ke toilet. Di sana kan bau dan nggak higienis. Aku selalu bawa Aura by Swarovski 4-piece eau de toilette mini set aku yang aku beli waktu Amazon kasih 50% diskon, kalo terpaksa harus ke toilet. Aku semprotin dikit setinggi dada aku sebelum aku jalan ngelewatin bekas semprotan itu tiap kali habis keluar dari tempat engap dan bau. Salah satunya kamar Zedd, selain toilet sekolah. Aku suka gitu, supaya aku tetap wangi sepanjang hari, tapi juga nggak terlalu wangi seperti banci. The Classy amber and white musk is favorit aku.
Aku nggak kuat nahan sakit di dada aku. Perasaan aku campur aduk. Zedd marah besar tadi pagi, tulang kering aku ditendang. Purrine diguyur air seteko. Zedd itu bukan penganut paham: 'Jangan takut kalau aku masih marah, itu berarti aku masih sayang. Takutlah saat aku diam, itu berarti aku sudah tidak punya sisa hati untukmu'-kaya aku. Semakin Zedd marah, semakin keras pukulannya. And that hit this morning was the first time after so long. I can't even remember the last time.
Aku bisa tahan sama kata-kata Zedd, oh i know my brother, yang nyangkut di otaknya adalah kata-kata kasar. Bukannya aku nggak sakit hati dikatain pelacur, tapi aku lebih sedih saat Zedd tendang kaki aku. He knows perfectly well how i love my body and Purrine, yet, he hurt us. Terlebih Purrine. Dia itu sahabat sejiwa aku. Apa yang bikin Purrine sakit, sakitin aku juga. Apa yang bikin aku sakit, well... mungkin bikin Purrine sakit juga. Dia selalu hibur aku kalo aku sedih, dia selalu tungguin aku di depan pintu tiap kali aku menghilang di kamar mandi. Sebab, dia selalu ada di samping aku selain di dalam sana. I won't let her get in to the toilet-bulu cantiknya bisa basah. It freaks me out. Kalo dia basah, aku harus keringin dia pake hairdryer. Setiap kali aku pergi dari rumah, dia selalu berkaca-kaca matanya, seolah aku akan pergi dan nggak kembali lagi. Kalo aku pulang, she greets me like i am her queen.
I wanted to say sorry like thousand times ke Edd, tapi aku tahu itu sia-sia. Zedd bukan orang yang mengerti makna kata maaf- maaf is just a word for him, like no meaning at all-penyesalan itu buat dia cuma hal tolol. He will keep saying -i've told you-aku kan sudah bilang- apa kubilang- seperti itu terus. So i say, percuma bicara dengan Zedd saat ini. Atau nanti. Atau seribu tahun lagi. Mungkin kami akan jadi saudara kembar yang terpisah jauh hatinya seumur hidup gara-gara kejadian ini. Oh. Aku nangis lagi. I wish we were like Fred and George. It's impossible since we are top and bot. I know he hates me. Buat Zedd, aku cuma kembaran yang malu-maluin. Banci. And on top of that, aku kembaran yang berantakin hubungannya dengan sahabatnya.
Aku mengusap kedua mata aku yang merah dan bengkak. Sakit. Rasanya berdenyut-denyut. Aku harus segera pulang dan pasang irisan timun lalu tidur. Aku mau tidur selamanya aja. Aku nggak tau gimana lagi aku mau menghadapi dunia ini tanpa Purrine. Hidup aku udah hancur. Aku kehilangan motivasi hidup. Aku mungkin nggak akan menunggu sampai usia 27 untuk bunuh diri seperti rocker, mungkin nanti sampe di rumah aku makan avocado Mom supaya alergi aku kambuh. Aku kunci pintu dan mati kesedak biar semua orang tahu perasaan aku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Twin Story [Variant]
Teen FictionAku dan Zedd itu nggak kembar, ya! Kami cuma pernah serahim dan lahir hampir pada waktu yang bersamaan, tapi bukan kembar. Aku nggak sudi! Mom aja yang sering kasih kami baju yang sama, sepatu yang sama dan hal-hal lain yang bikin kami seperti kemba...