Chapter 16 | Why everyone menginginkan aku, hm?
"Purrine! Bad cat!"
Aku nggak pernah ngajarin dia begitu. Bad-bad-bad cat. Biasanya dia suka banget Royal Cannin tuna in jelly ini. Dia akan tatap mata aku dengan mata berkaca-kaca seolah aku malaikat dengan sayap putih yang cantik kaya di cerita-cerita dongeng gitu. Dia akan muter-muter dan lompat-lompat senang saat aku pindahin jelly favorit dia dari kaleng ke mangkuk snack-nya. Lalu like only tiga detik, jelly itu akan lenyap. Mangkuknya licin. Habis itu dia akan duduk-duduk di pangkuan Daddy yang lagi baca koran sambil jilatin bibir dan bersihin paw dia. It means she is content. Happy to be part of the family, tidak lagi merasa dibedakan karena makan dry food setiap hari.
Unlike this time.
Aku seret ekor dia yang gerak-gerak siap kabur setelah dia melengos dan menjulurkan lidah ke semangkuk kecil tuna in jelly buat morning snack dia. Aku sesak napas waktu dia menggeram kesal ke arah Zedd yang duduk dengan dua kakinya naik ke atas sofa-dia nggak mau jempolnya bolong atau sekedar luka-luka.
Aku gendong Purrine dan aku dudukin dia di sofa di samping Zedd. Zedd minggir ke pojokan.
"Listen, Purrine!" kata aku galak, Purrine menguik. Kami saling tatap sekarang, tatapan aku bilang gini: 'Ini harganya mahal, Purrine baby. Ini dikasih Zedd buat apologize giftnya dia ke kamu. You know, ini bukan kejadian yang akan terjadi tiga puluh tahun sekali seperti fenomena blue moon atau lahirnya si jenius Justin Bieber. Oh maksud Mommy, John Lennon. Ini kejadian one of a lifetime. Never gonna happen in million years.'
Purrine putar bolamata kucing dia yang oh so adorable. Aku pengen cubit pipi dia karena cubit idung pesek dia itu nggak mungkin, tapi nggak aku lakuin. Aku lagi dalam mode 'Mommy hate your attitude' toward her. "Listen, baby girl. Kapan Mommy ajari kamu jadi kucing nggak sopan, hm? You have to act like a queen, talk like virgin princess, cute like a kitten and proud like supermodel. Did i tell you to roll eyes? Yes? NO! Mommy never-Oh so you bicara kaya Dono Baswardono Parenting, hm? Children don't listen to their parents, they imitate their action? Don't you ever give me that atitude, young lady!"
Zedd memekik, "Ant! Are you crazy? Oh of course you're crazy bencong. I mean, you seriously talk to that sil-ehm. That cat?"
"Shut up, Zedd!"-Aku angkat telapak tangan kiri aku ke muka Zedd. Purrine juga nge-glare dia, 'Shut up, barbarian! You slutty bitch, racun apa yang kamu taro di makanan aku, hm?'-kata Purrine. Like seriously.
"Dia nggak taro racun di tuna jelly itu, Purrine!" Aku yakinin dia sekali lagi, "Kaleng itu masih tersegel waktu Mommy buka, Zedd nggak mungkin taro racun di sana. Ayolah, good girl. Dia mungkin kesurupan, tapi everybody deserve a chance. Bahkan makhluk yang nggak bisa ngebedain mana masker timun, mana masker green tea kaya dia. Purrine mau kalo terjadi apa-apa sama Zedd dia masuk neraka karena kamu nggak mau maafin dia? Are you that kind of cat you're grown up to be?"
Alis Purrine mengerut turun.
Alis Zedd mengernyit naik.
Alisku berjajar rapi cantik, barusan aku sisir pake sikat maskara yang tintanya sudah habis. Ini tips you know. Kalo kamu nggak punya eyebrow mascara, kamu bisa pake sikat mascara lama kamu yang tintanya udah habis. Even better than pensil alis.
"So are we cool now?"-Purrine masih melengos. "Okay. What can make you cool now?"
Mata Purrine melirik ke Zedd. Oh. Aku tau maksudnya, dasar kucing manja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Twin Story [Variant]
Teen FictionAku dan Zedd itu nggak kembar, ya! Kami cuma pernah serahim dan lahir hampir pada waktu yang bersamaan, tapi bukan kembar. Aku nggak sudi! Mom aja yang sering kasih kami baju yang sama, sepatu yang sama dan hal-hal lain yang bikin kami seperti kemba...