Kiss Me (Harry Styles)

I Love You

Malam itu, aku langsung bergegas kerumah sakit, menguntit mengambil kunci mobil Thomas. Dan segera berjalan. Harry sekarang sudah tidak ada disini, ya, bersamaku lagi.

Aku berlari sekuat tenaga, menuju ruanganya. Melihatnya. Ini memang Harry. Harry yang sering ku jumpai. Aku merindukan tubuh Mr. Styles.

Air mataku kembali terurai, menggigit bibir bawahku, menggengam tanganya.

Aku melihat bibirnya, hidungnya kini sudah disumbat oleh alat bantu pernafasan. Yang waktu itu aku suka tertawa melihat hidungnya. Dia masih tertidur. Mengusap rambut dan wajahnya. Berbisik "I will kiss you, then, wake up please" ucapku.

Aku mendekatkan wajahku dengan wajahnya. Perlahan-lahan, bibirku mulai menyentuh bibirnya. Berharap dengan ini dia akan bangun.

"I do" ucapku setelah itu. Tiba-tiba alat detak jatung itu malah memiliki suara yang datar, aku kebingungan. Dengan panic aku pergi mencari dokter.

Air mataku terurai lebih banyak, melihat Harry yang bukanya lebih baik malah seperti ini. Alat setrum itu menyentuh dadanya. Membuat badanya berguncang. Suster itu membantu menenangkanku.

"Dia akan baik-baik saja, tetaplah berdo'a" ucap suster itu sambil mengantarkan aku keluar.

Air mataku semakin keluar, tubuhku kembali lemas, ternyata Harry berbohong? Aku ingin dia disini. Bukan pergi....

Aku rasa jantungku sudah semakin bergetar, air mataku semakin banyak, jeritanku semankin membesar, tubuhku semakin lemah.

"Harry, did you say you want me happy?" kalimat itu masih ada dihatiku. Tergambar wajahnya yang sangat aku rindukan.

Aku melihatnya dia didepanku, penuh dengan cahaya, membungkuk dan tersenyum, "You're lying?" ucapku sambil menangis, masih dalam pelukan seorang suster. Aku bisa melihatnya... "You do babe" katanya tersenyum. Dan menghilang. Aku menangis menjerit.

"Don't leave me HARRY!!" jeritku dan isaku. Melihat dia yang menghilang. Sampai akhirnya dokter bersama suster lain datang...

"Bagaimana dengan Harry??" isaku yang semakin menjadi,

"He's gonna be fine..."