Who Are You?

4.5K 278 3
                                    

Siang yang menyedihkan aku membuatku tertidur, tertidur dalam tangisan, mencoba untuk merelakan ini semua...

Aku membuka mata, mata yang buta ini, yang semakin lembam. Melihat selimut menutupi tubuhku, didalam hujan, dalam kesedihan...

Suara phone yang berbunyi tak kuhiraukan, rasanya ingin aku melemparnya dan membuangnya ke dalam danau. Aku melihat langit yang semakin malam. Membuka pintu, memastikan siapa saja yang ada dirumah.

Dad dan Wendy pergi menikmati hari jadinya. Thomas menginap di rumah temanya....

Aku melihat kea rah kasurku, selimut? Siapa yang kesini? Atau mungkin aku tak sadar sudah menyelimuti diriku sendiri. Ah, atau jangan-jangan Har-- sudahlah, lupakan dia...

Aku segera menuju kamar mandi, melihat mataku yang membesar, menyeramkan. Aku memfokuskan mataku menuju cermin, melihat mataku yang menyeramkan. Aku kembali mengeluarkan air mata. kenapa mesti menangis?

Tiba-tiba, aku melihat bayangan di belakang, berdiri tegak terdiam di cermin. Melihatnya dengan seksama. Aku segera membalikan badan. Kosong... bulu kuduku mengambang. Dan berlari ke kamar.

Ini baru pertama kalinya, aku melihat sesuatu di kamar mandi rumahku ini. Menyeramkan.

Aku kembali kekamar, suasana hatiku makin tak karuan, sedih, dan menakutkan. Aku mencoba berdiam diri sambil melihat kea rah jendela, berharap seseorang datang, mendengarkan curhatanku.

TININGGGGGG

Bel rumahku berbunyi, segera aku kebawah dan membuka pintu, "Sebentar" ucapku sambil menaburkan bedak di kedua mataku, agak tidak terlalu terliham lebam.

Saat aku membuka pintu...

Kosong? Siapa sih orang iseng yang harus memencet bell rumahku? Aku segera menyelidiki, terlihat seseorang yang menunduk didekat tanaman bunga mawarku, ditengah hujan.

"Hai, siapa kamu?" kataku sambil mendekatinya, aku terus mendekatinya. Tapi itu tiba-tiba hilang, saat aku mengedipkan mata. aku mengucek-ngucek mataku. Memastika itu benar atau tidak, tapi kini tak ada.

Aku berlari menuju rumah dan segera menutup pintu. Saat aku berbalik...

Seseorang sudah ada didepanku, menunduk, dan basah. Aku merasakan bulu kuduku yang naik, suasana yang menyeramkan, mulutku seolah-olah tak bisa bicara. Aku hanya menutup mata, dan berharap saat aku membuka mata dia akan hilang...

Aku menutup mataku pelan... dan... membukanya...

Mukanya persis didepan mataku. Matanya, A..a..apa? Hijau?

Aku berlari sambil menutup mata, menuju kamarku sampai aku membentur pintu. "Awww" jeritku. Aku segera menutup pintu. Mengumpat diselimutku. Tuhan, tolong aku....

Aku mulai merasakan sakit di kening ku, aku meraba keningku itu. Hah? Darah? Ya ampun, betapa cerobohnya aku...

Aku segera membuka selimut, dan berharap tidak- akan ada apa-apa. Tiba tiba aku melihat perban, obat merah dan plester di samping kasurku. Siapa yang menyimpan ini? Setahuku alat-alat seperti ini ada di kotak p3k itu juga di lantai bawah. Aku semakin takut. Bukankah pintu kamarku tertutup?

Aku membiarkan itu terdiam, tidak memikirkan lukaku ini. Aku kembali melihat bayangan itu, tepat lewat dari lemari bajuku.

"Siapa? Aku salah apa?" ucapku. Tiba-tiba bayangan itu menjatuhkan phone ku, aku hanya kaget dibuatnya. Bayangan itu juga mendekatiku. Menggerakan plester gulung itu ke arahku. Apa maksudnya?

Apa maksudnya aku harus menggenakan obat-obatan itu? Aku segera menggambil obat-obatan itu. Dan menggunakanya di depan cermin. Bayangan itu hilang. Aku merasa sangat lega, lalu aku kembali menuju kasurku.

Tiba-tiba phoneku terlempar, membuatku sangat kaget. Aku mencoba menangkapnya,

67 miss called 23 message? Ada apa dengan phoneku ini? Aku segera membuka message. Dari Ryan, Sarah, Niall banyak sekali....

KIARA! BISAKAH KAMU MENGANKAT TELEPONKU? INI BERITA PENTING!!!!

Message from Sarah, ada apa sih? Sepertinya penting sekali. Akhirnya aku meneleponya. "Apa?" ucapku. "Akhirnya kau mengankat telepon juga, Harry, Kiara..." kata Sarah dengan nadanya yang tidak biasa.

"Kenapa harus Harry? Aku sedang tidak mood membahas Harry itu!" ucapku dan menutup telepon, kenapa harus Harry, aku muak dengan ini.

Mungkin mandi dengan air hangat membuatku tenang, aku segera menuju kamar mandi. Mengabaikan handphoneku yang berbunyi. Aku mengambil showercup dan segera mandi.

Setelah aku selesai mandi, aku berniat untuk mencuci muka. Saat aku membuka tirai dari shower...

Cermin yang terkena uap air itu tertulis 'SEE YOUR PHONE' aku terbengkalak, keluar dan memanggil Thomas atau Dad atau Wendy. Rumah ini kosong, kecuali aku, dan...

Aku langsung berlari kekamar, menyalakan lampu. Melihat phone ku yang masih berbunyi.

"Halo?" kataku. "Halo, Kiara, kamu kemana aja? Ini serius! Kamu harus kesini kiara!!" bentak seseorang ditelepon itu, aku tahu suaranya, Sarah...

"Tapi, aku takut..." ucapku sembari berjalan mengecek cermin di kamar mandi.

Bersih... hanya ada uap air yang tadi... apa maksudnya? Aku segera berlari kekamar. "Intinya kau harus kesini!!!!" katanya. "OK,OK dimana?" kataku seraya memakai baju. "Rumah sakit--" "Tunggu, tunggu. Siapa yang sakit?" jeritku panic. "Seseorang yang kecelakaan..." "SIAPA?!!" bentaku tegas. "Kau akan tahu" katanya dan menutup telepon.

Aku segera menaiki mobil milik Thomas. Karena Thomas tidak ada disini aku segera mengambil kunci mobilnya dan segera ke rumah sakit.

Aku masih kebingungan, apa... apa... apa Harry? Tuhan, jaga dia... mungkin dia bisa menyakiti hatiku, tapi jangan kau apa-apakan dia...

Aku mengeluarkan air mata, dan mencoba focus pada jalan. Mengusap dan tetap focus. Saat aku menaiki gigi mobil ada seseorang menyentuh tanganku, jangan lagi...

Aku melirik ke arahnya, "HARRY?!!!!!" jeritku dan menacapkan rem, membuat aku terguncang, dan rambutku berantakan sekarang. Aku melihat ke kursi yang ada disebelahku sekarang. "Harry?" bisiku bertanya. Apa maksudnya? Tadi aku liat Harry?

TINNNN

Suara nyaring dari mobil belakang bersuara, membuatku harus berjalan. Dan memikirkan Harry, ada apa ini? Sesuatu yang ganjal...

Ku tutup pintu mobilku, dan segera berbalik, "HARRY?" ucapku saat melihatnya berdiri didepanku. Aku terdiam...

Dia berlari, aku mengikutinya, "Harry?" kata itu yang selalu aku ucapkan. Sampai ada di sebuah lorong dia berhenti, berdiri, tersenyum...

to be continue....

Kiss Me (Harry Styles)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang