Kiss Me (Harry Styles)

15.2K 407 2
                                    

Haiiii, sebelumnya cerita ini dibuat untuk seru-seruan aja yaaaa, maaf juga kalau ada kesalahan heheh._. masih bingung sih masukin genre apa, karena ada horror-horrornya juga, tapi ada romanticnya-_- dan karena ceritanya horror, lebih baik dibacanya malem-malem pas hari kamis (?)

Selamat membacaaaaa :D

I'm just trying to wake up, the shine of sun just hurting my eyes.

"C-mon wake up, lazy girl" seseorang membangunkanku dengan kasar, aku membuka mata dengan berat. Ternyata Wendy, my step-mother. Huh, kenapa sih selalu dia yang membangunkanku di pagi hari. Menyeramkan.

"Just take a minute." Ucapku sambil menarik selimut kesayanganku. "I say, WAKE UP!!!" katanya malah menjerit, rasanya ingin sekali aku mengusirnya, kenapa sih Dad harus memilih perempuan ini. Aku tidak membutuhkanya.

"OK OK!" ucapku dan langsung pergi ke kamar mandi. Aku mencuci mukaku, membuat mataku untuk tidak mengantuk. Aku mengamati wajahku di cermin. Oh God, kenapa jerawat di pipi kiri ini semakin membesar. Aku harus memecahkanya.

Aku mencoba memecahkanya, I know its disgusting. But this is me, bangun di jam yang bisa di bilang waktu siang, tidak memikirkan diri, dan membenci kehidupanku.

Setelah mandi aku menggunakan baju dengan sweater kesayanganku, ini sweater kesenangan Mom juga. Ya, setelah dia pergi untuk selamanya, aku mulai mencari baju-bajunya yang masih bisa kupakai karena Mom yang sekarang ini sangat pelit. Uhh, menyebalkan.

Aku segera menyambar roti yang berisi selai coklat itu, mencium kening Dad dan langsung pergi.

Kebiasaan yang sering ku lakukan. Mengejar bis sekolah, sambil menyantap roti. Itu mungkin kegiatan rutinku setiap hari. Sampai akhirnya aku bisa memegang gagang pintu bus, dan berusaha menaiki selagi bus berjalan. Sesuatu yang menyenangkan,

"WOOW" sorakan itu keluar dari mulut para laki-laki nakal itu, yaaa sedikit menjijikan. Aku hanya mengankat alis kananku, melihat ke arah mereka dengan sinis.

Siapa peduli, sekumpulan laki-laki itu membuatku muak. Melihatnya setiap hari membuatku gagar otak, sorakanya, suaranya, tingakah lakunya, wajahnya. Ingin sekali aku menyulapnya menjadi tringgiling.

Aku memasuki kelas dengan terburu-buru, lama-lama sweaterku ini merepotkan, aku melemparnya dengan kasar ke loker. Dan membuat barang-barangku berantakan. Ada sehelai kertas yang jatuh, aku mencoba melihatnya. Ya, itu fotoku dan Mom, sangat menyedihkan. Aku merindukanya.

Akhirnya aku segera memasuki kelas. Dan duduk dibankuku. Aku menghela nafas. Melihat Nate dengan gayanya yang cukup berani. Yang sedang berkumpul dengan laki-laki yang sama genitnya. Huh, menjijikan.

Mr. Palmer datang memasuki kelas. Sambil membawa beberapa buku yang akan menjadi tugasku minggu ini, maksudku tugas kami sekelas sih. Pelajaran bahasa ini membuatku mengantuk.

Melirik jam agar semua cepat berakhir. Ok, 15 menit lagi, istirahat...

KRINGGGGG

Bel istirahat bunyi, aku segera membawa bukuku dan pergi meninggalkan kelas. Segera menuju loket dan akan menuju kantin.

Saat aku segera menyimpan buku, aku menutup lokernya. Dan kulihat tangan kekar yang sedang meyenderkan tanganya itu. Huh, jangan bilang laki-laki itu...

Aku membalikan badan, benar saja, laki-laki itu. Aku sebut, Harry Styles. Dia menyenderkan tanganya ke loker dan menghadap ke arahku, menatapku dengan serius.

"Apa?" kataku ketus, sambil melipat tangaku. "Hello" katanya dengan mata yang menggoda. Aku benci ini, "Langsung saja ada apa?" ucapku. Dia ini bad boy, aku tidak menyukainya. Terlalu liar. Dan menyebalkan.

"Go to canteen together?" katanya dengan gaya flirt yang yang menjijikan. "Tidak" ucapku sambil menyegol bahu dan tanganya yang jauh lebih tinggi dan besar dari pada aku. Aku segera meninggalkanya.

Aku segera menuju tempat kesukaanku, bersama Sarah dan Ryan. Dua sahabatku ini memang menyenangkan, dibandingkan dengan orang didunia ini yang aku tahu.

"Kau terlihat kacau," kata Ryan sambil menyedot yogurt strawberry kesukanyanya. "Selalu, dan kau tahu itu." Kataku. Aku menyimpan makananku di meja.

"Sepertinya Harrymu itu semakin dekat denganmu." Ucap Sarah. "Diamlah. Dia menjijikan, aku membencinya. Tak pantas untuk membicarakanya saat makan, menghilangkan nafsu makanku." Ucapku sambil membuka tutup botol air mineral.

"Sebencikah itu kau padanya?" kata Sarah. "Sarah, liatlah dia, berantakan, sok romantic, tukang menggoda. Dan, penghianat." Ucapku dengan santai. "Ku pikir Harry cukup tampan." Kata Sarah. "Sarah, kupikir kau tidak buta." Kataku. Dia malah cekikikan. Membuatku mual.

Aku segera menaiki busku, tiba-tiba laki-laki itu datang di ambang pintu bus, siapa lagi kalau buka Harry. Huh, "Hallo, have free time?" katanya. "No, just get off from my way" ucapku dan mendorongnya kepinggir. Aduh!

Aku melihat ke jendela, mendengarkan lagu kesukaanku, Teenage Dirt Bag - Wheatus. Aku membenci Harry? Itu saat aku melihat Elisa, Harry menggodanya, dan saat dia pikir Elisa semakin terobsesi denganya. Dia malah meninggalkanya, meninggalkanya setelah bermalaman dengan Elisa, entahlah apa yang mereka lakukan, dan itu menjijikan.

Dan yang aku pikirkan, dia menjadikan aku sebagai sasaran ke ribuan kalinya. Aku tidak mau sampai terbawa olehnya. Bagiku, dia sudah menjadi benalu di kehidupanku.

Aku membuka pintu kamar, melihat sekeliling sepi, tak ada siapa-siapa. "Dad?" ucapku, namun taka da yang menyahut. "Wendy?" ucapku lagi. Tak ada juga. Menyebalkan.

Aku segera menuju dapur, ada pesan di kulkas.

"Dad dan Mom akan pergi untuk membeli kebutuhan rumah tangga, jika kau ingin makan, buat dengan bahan-bahan yang ada di lemari. Jangan lupa, kau juga harus membuatkan makanan untuk Thomas. -Dad" aku membacakan memo itu di dalam hati. Menyebalkan.

Aku membuka lemari, hanya ada bayam kaleng, mereka pikir aku popeye? Baiklah, karena hanya ada satu kaleng, aku makan saja sampai habis, aku kelaparan hari ini.

Seseorang membuka pintu, aku segera menuruni tangga, Thomas, kakaku yang menyebalkan itu. Aku kembali ke lantai dua, kekamarku, duduk disofa yang mengantung ke langit atap.

"Kiaraaaaaa aku lapar!!!" katanya dibawah, aku segera memasangkan headphone ku dan membesarkan tombol volume. "Kiaraaa" dia kembali teriak menyebut namaku, "Kau lapar? Buat sendiri!" ucapku sambil membanting pintu.

Kiss Me (Harry Styles)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang