"Nama?"
"Luke Hemmings."
"Usia?"
Pria itu menimbang-nimbang cukup lama hingga akhirnya berucap: "Dua puluh enam."
Tentu saja wanita berambut kecoklatan itu sedikit tidak percaya; Luke justru tampak seperti baru menginjak usia 20 tahun.
"Hm... Apa alasan Anda ingin mengadopsi anak dari Panti Asuhan kami?"
Luke mengubah raut wajahnya menjadi sedih dalam hitungan detik, ia mengusap-usap dahinya seperti menahan tangisan, dan ia mulai bercerita.
"Istriku mandul dan kami sangat menginginkan anak perempuan. Kau tidak tahu betapa sedihnya tidak dikarunia keturunan."
Wanita paruh baya itu manggut-manggut dan menulis dengan cepat, kemudian membubuhkan tanda tangan di pojokan kertas.
"Tolong tanda tangani surat perjanjian ini. Dengan catatan Anda mau mempertanggungjawabkan atas segala yang terjadi pada anak adopsi Anda."
"Tentu, tentu." Luke mencoretkan tinta bolpoin diatas kertas dengan tanda tangan rapihnya. "Terimakasih,"
Ia menjabat tangan wanita itu sebelum menggamit seorang gadis kecil yang bersembunyi dibalik pintu ruang office.
"Selena, kemarilah," wanita itu berujar halus sambil menarik lengan gadis kecil berambut pirang yang menutupi separuh wajahnya dengan boneka beruang cokelat.
"Selena, meet your new parents! Daddy Luke...and-"
Luke menyahut cepat-cepat, "Mum Daisy."
Gadis itu tersenyum, dan berjinjit untuk memeluk Luke. Ia tidak terlalu muda dan namun juga belum cukup tua, sesuai dengan data yang Luke terima, ia baru saja berusia 15 tahun tiga bulan lalu.
Usia yang sangat produktif. Pikir Luke terbesit.
Diakhiri dengan salam perpisahan dengan penjaga panti asuhan dan beberapa teman satu kamarnya, Selena pamit, Luke serasa tidak sabar membawa gadis barunya pulang ke rumah.
"Selamat tinggal Cheryl! Aku akan merindukanmu." Selena memeluk Cheryl—teman satu kamarnya sejak mereka masih TK.
"I can't believe youre getting adopted... I'm jealous!" Cheryl manyun, namun Selena segera mengecup pipinya.
Apakah aku harus membawa teman Selena juga? Pikir Luke, matanya menatap Cheryl dari ujung kepala hingga kaki seperti ingin menelanjanginya.
"Kau akan segera diadopsi, Cher. Kau gadis yang cantik, kau akan menemukan orang tua juga!"
"Tapi tetap saja tidak adil, tahu? You got the hottest parent in the world. Look at your new father."
Selena merasa pipinya memerah ketika Cheryl baru saja membicarakan tentang orang tua barunya seperti itu.
Luke tertawa mendengar ucapan Cheryl, gadis itu nampaknya sudah tahu banyak hal. Namun, tentu saja Luke lebih memilih gadis polos seperti Selena, karena semuanya akan menjadi lebih mudah.
Daddy just can't wait for his new babydoll.
***
Selena menarik koper merah mudanya dan menggenggam erat tangan Luke ketika mereka tiba di mansion milik Luke, tipe rumah yang sering Selena lihat di film Barbie.
"You like it babygirl?" Luke membuyarkan lamunan Selena, membuatnya menoleh ke arah Luke dengan senyum terplester di wajah manisnya.
"Yes, um.. Father" Selena mengulum bibirnya sendiri, takut jika ia salah bicara.
"Selena... just call me Daddy."
Selena menangguk kecil, namun tersirat sedikit keraguan dalam tatapannya.
"Listen," Luke sedikit membungkuk di hadapan Selena, mensejajarkan dengan dirinya dengan tinggi gadis itu. "If I make you call me Daddy, it means you're special. You get it?'
Selena mengangguk kecil, membuat beberapa helai rambutnya jatuh menutupi wajah cantiknya. "Yes daddy."
Luke memberinya dua jempol, kemudian mengusap pipi Selena halus. Sentuhan itu sontak membuatnya berjengit sedikit, Selena tidak pernah disentuh oleh pria manapun karena ia menghabiskan lima belas tahun hidupnya di dalam Panti Asuhan Perempuan yang membuat interaksi dengan lelaki sangat terbatasi.
Selena tidak pernah merasa seberuntung ini dalam hidupnya; akhirnya ia diadopsi setelah lima belas tahun lamanya ia menunggu. Ia melihat satu persatu teman sekamarnya diadopsi dan tak ada satu pun orang tua asuh yang meliriknya, hal itu membuatnya sakit hati dan kecewa. Ia sendiri telah berjanji jika suatu saat ia diadopsi; ia akan menuruti dan menyayangi orang tuanya sepenuh hati.
Dan yang membuatnya lebih beruntung lagi adalah; orang yang mengadopsinya adalah seorang pria tampan, muda, dan kaya raya seperti Luke.
"Daddy, where is mommy?" tanya Selena mengedarkan pandangannya; mencari subyek yang ia sebut mommy.
"We don't have mommy, baby. But you always have me." Luke tersenyum simpul, membuat Selena bertanya-tanya. "You have sisters too."
"Girls, meet your new friends!!" Luke berteriak cukup kencang, mengakibatkan suara pantulan suaranya ke seluruh ruangan terdengar.
Tak lama kemudian, barisan gadis muda muncul di hadapan Luke dan Selena. Mereka mungkin lebih tua satu atau dua tahun dari Selena; mereka juga memiliki paras yang cantik.
Siapakah mereka?
--
this going to be extra huhzz
bisa ga kalian tebak sbenernya luke itu ngapain hahaha
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Dolls
Fanfiction[DISCONTINUE.] Selena baru 15 tahun, Daddy Luke sudah membawanya ke kehidupan baru yang menyenangkan. Kehidup baru tersebut adalah dunia Babydolls. Babydolls adalah sebutan Luke untuk para gadis yang ia pelihara....atau koleksi? Di dalam rumahnya. K...