Pagi itu, para dolls sedang menyiapkan sarapan di dapur, karena hari ini senin dan para dolls harus sekolah.
"Good morning, sisters." sapa Selena, senyum menghiasi wajah cantiknya.
"Good morning, Selena." Miris, hanya Adeline yang menjawab. Edith dan Danielle hanya membalas dengan senyuman, sementara Fiona tidak merespon apapun. Dan, Luna, seperti biasa, hanya mencemooh Selena dalam hati.
"What can I help you guys?" ujar Selena menawarkan diri. Lagi-lagi, tak satupun dari mereka yang menjawab.
"Um, nothing.. really." Adeline akhirnya menjawab Selena, "Tapi, tunggu."
Adeline berjalan menuju laci kecil di dekat meja makan, kemudian mengeluarkan botol kecil yang berisi obat berbentuk kapsul.
"Pagi-pagi sekali, Luke sudah pergi meninggalkan rumah. Ia memintaku untuk memberimu ini." Ujar Adeline mengulas senyuman.
Selena menerima botol tersebut, "Apa ini, Adel?"
"Mmm," Adeline berpikir sejenak, "Ini pil birth control."
Kedua mata Selena melebar, "untuk apa?"
Adeline tertawa melihat ekspressi Selena, "Entahlah. Luke hanya ingin kau berjaga-jaga saja."
Selena mengangkat bahunya pelan, lalu mengambil kapsul-kapsul tersebut dalam jumlah banyak dari dalam botol sebelum memasukannya ke dalam mulut.
"Selena! Kenapa kau makan banyak sekali?!" Seru Adeline terlonjak. Ia segera merebut botol tersebut.
"I want to be safe." Jawab Selena enteng.
"Dolls, jangan lupa pil kalian, ya. Kau juga, Luna." Ujar Adeline, meletakkan botol berisi pil tersebut diatas meja makan.
Luna hanya mengangkat bahu kemudian pergi dari dapur. Sejak dulu, ia selalu bertengkar dengan Adeline karena Adeline selalu memaksanya meminum kapsul birth control itu dan Luna tidak ingin meminumnya.
Ia benar-benar tidak masalah jika Luke membuatnya hamil.
"Seriously? Luke sudah tidak menggunakan jasaku-jasa kita!" Sahut Fiona dengan kesal. "Kita ini sudah pensiun. Tak ada gunanya menggunakan pil itu. Mungkin ia pikir kita sudah mengerut dan mengendor."
"Fiona, kumohon jangan mulai la-"
"Tidak, biar kuselesaikan Adeline. Kita memang sudah tidak ada gunanya di mata Luke, semua hanya tentang Selena, Selena dan Selena!"
Selena menggigit bibir bawahnya sendiri, merasakan amarah Fiona yang telah mencapai ubun-ubun. Ia tidak tahu harus berbuat apa sehingga ia hanya dapat menunduk.
Edith dan Danielle diam-diam pergi meninggalkan dapur, mereka takut jika Fiona sudah marah.
"Fiona, jaga bicaramu." Ujar Adeline memperingatkan. Tangannya segera meraih lengan Selena, ditariknya gadis tak bersalah itu dan keduanya pergi dari dapur.
Fiona memutar bola matanya, berbicara kepada dirinya sendiri. "Kau dan kedok polosmu itu, memuakkan."
**
Selena masih memikirkan ucapan Fiona tadi pagi.
Mengapa ia begitu dibenci oleh banyak orang? Pertama Luna, sekarang Fiona. Apakah ia memang semenyebalkan itu?
Dan masalah mereka sama; mereka kesal karena Luke selalu memilih Selena.
Ia teringat tadi pagi Fiona berkata bahwa Luke tidak ingin menyentuh mereka lagi kecuali dirinya, itulah mengapa Luke ingin ia meminum kapsul-kapsul birth control yang diberikan Adeline.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Dolls
Fanfiction[DISCONTINUE.] Selena baru 15 tahun, Daddy Luke sudah membawanya ke kehidupan baru yang menyenangkan. Kehidup baru tersebut adalah dunia Babydolls. Babydolls adalah sebutan Luke untuk para gadis yang ia pelihara....atau koleksi? Di dalam rumahnya. K...