Darwis POV
Sekarang gue sama humairah udah sampe di rumah humairah.
"Pegangan mey ke leher gue" ucap gue begitu ngangkat tubuh humairah dari dalam mobil gue. Sekarang bukan cuma kakinya humairah yang bengkak tapi badannya pun panas. Gue ngga tau kalau efeknya bakal seperti ini, kalo gue tau gue ngga akan pernah ngelakuin kaya gitu lagi. Gue nyakitin gadis yang gue cintai. Sorry mey!
"Ya Allah non, kenapa atuh non? Tadikan udah disuruh jangan kuliah sama nyonya" ucap wanita paruh baya, sepertinya pembantunya humairah.
"Bi kamar Mey dimana?" Tanyaku begitu masuk ke dalam rumah megah bergaya bergaya modern ini.
"Itu den dilantai dua, nanti lurus aja. Di pojokan itu kamar non humairah" ucap pembantunya humairah
"Oi ya bi nanti tolong bawain air dingin sebaskom sama kain kecil ya, badannya Mey panas bi" ucapku begitu sudah naik ke tangga sambil memperhatikan muka humairah yang tambah pucat
"Siap den"
Nyaman. Itu yang gue rasain begitu masuk ke kamar ini. Bahkan terhadapnya kamarnya pun gue jatuh cinta. Humairah, kau memporak porandakan hatiku.
Begitu gue menurunkan mey ke ranjang, rasanya gue ingin ikut berbaring di sampingnya. Dan memeluknya. Aaah selangkangan gue!
Tok tok
"Masuk!" Ucapku, yang kemudian muncul pembantu humairah. Sedikit mengalihkan dari rasa sakit selangkangan gue."Taro di meja nakas aja bi. Oh iya bi tolong sekalian bikinin bubur ya buat mey. makasih ya bi" ucapku dan hanya dibalas dengan anggukan oleh pembantunya humairah.
Focus! Ayo darwis lo harus bisa ngelawan nafsu lo!
"Maaf ya mey" ucapku sambil mencium keningnya lama sebelum gue mulai mengkompres keningnya.
Setelah makan dan udah selesai minum obat, dan humairah juga udah tertidur daritadi. Gue memutuskan untuk pulang.
"Aku mencintaimu mey" bisikku ditelinganya, kemudian mencium keningnya lama.
**
Humairah POV
Bangun-bangun ternyata udah jam 7 malam. Lama juga ya gue tertidur. Seketika gue inget sama darwis, gue inget ketika dia nyium puncak kepala gue sama meluk gue tadi siang di klinik. Gue senyum-senyum sendiri.
"Woy ngapain lo senyum-senyum kaya gitu? Gila lo!" Ucap tanti sambil melangkah keatas tempat tidur gue.
"Aah masa sih? Perasaan lo aja kali. Ngapain lo malam-malam kesini" tanyaku begitu dia udah duduk di samping gue
"Sahabat gue sakit, ya wajar lo gue kesini" ucapnya dengan tampang prihatin, gue tau dia sedang meledek gue
Gue mencebikkan bibir gue, pertanda ngga percaya sama ucapannya yang hanya di balas sama ketawa renyahnya.
"Oi ya mai minggu depan lo boleh ikut kuis susu.... Mai cowok yang tadi nganterin surat ijin lo ke kelas darwis ya? Ganteng banget mai!" Belum selesai ngomong udah di potong sendiri sama ucapannya sendiri, dasar tanti tanti. Gue hanya ngangguk.
"Mai sepertinya gue jatuh cinta"
Ucap tanti dengan muka malu-malu dan mata yang memancarkan cinta. Gue tau itu pancaran mata yang oernah gue liat ketika kami kelas 1 SMA.Deg! Tanti mencintai darwis. Ya tuhan apa yang harus gue lakuin...
"Lo harus comblangin gue sama dia ya mai, please!" Mohonnya kepadaku. Dan gue hanya mengangguk yang langsung disambut dengan pelukan kenceng tanti.

KAMU SEDANG MEMBACA
Secret admirer
RomanceIni kisah tentang humaira, hafiz, darwis dan artanti. Aku mencintainya bahkan sangat mencintainya. -Humairah Aku tau dia mencintainya tapi selagi dia selalu berada disampingku, aku tidak peduli tentang perasaannya meskipun dihatinya tidak ada sekel...