Hafiz POV
Hari ini humairah ulang tahun. Dan kami bertiga, gue, humairah sama tanti berencana dinner di salah satu hotel berbintang lima milik ayah darwis.
Bisa dibilang ini dinner romantis kami bertiga. Lucu sih kedengerannya, masa dinner romantis sama tiga orang haha.Kalau cuma bertiga kaya gini. Gue bisa melihat aura kebahagiaan di mata humairah. Tidak ada pancaran sedih dari matanya. Makanya tadi gue ngga ngajak darwis. Gue takut merusak suasana hati humairah. Apalagi hari ini dia ulang tahun. Tanti juga udah gue wanti-wanti untuk tidak membahas darwis di meja makan. Pokoknya hanya ada kita bertiga. Untung tanti ini tipe tipe orang ngga peka haha
Setelah satu jam kita ketawa ketiwi ngga jelas, tanti mutusin pulang duluan karena katanya dia harus pergi ke butik mamanya.
Tinggal gue sama humairah. Dan sebisa mungkin gue menghindari topik yang bersangkutan dengan darwis.
Tiba-tiba hp gue berbunyi, tumben mama telfon."Iya ma ada apa ?" Ucapku begitu tombol hijau di layar hp gue geser
"Sayang bisa jemput mama ngga dirumah oma sama opa, papa lembur dan supirkan lagi pulang kampung" ucap mama di seberang telfon
"Oke ma, bentar lagi ya" ucapku sambil mematikan telfon dari mama
"Kenapa kak ?" Tanya humairah begitu gue mematikan telfon dari mama.
"Mama kakak minta jemput dirumah oma sama opa. soalnya papa lembur ga bisa jemput, sopir juga lagi pulang kampung" ucapku dengan tatapan bersalah karena sepertinya tidak bisa nganterin humairah pulang
"Oh ngga papa kak, nanti aku minta jemput mang ujang aja" untung humairah bukan tipe cewek ngambekan
"Bener nih? Yaudah kakak pulang dulu ya" ucapku sambil mencium keningnya, hal yang akhir2 ini sering aku lakuin. Cuma sebatas ciuman sayang kakak ke adiknya.
"Iya kak" ucapnya sambil tersenyum.
Entah kenapa ada perasaan ngga enak begitu meninggalkan humairah tadi. Ah humairah pasti aman, dia kan pulang sama sopir keluarganya.
**
Darwis POV
Panas! Itu yang gue rasain begitu melihat humairah dan hafiz di dalam restoran yang ada di hotel milik daddy. Apalagi ketika hafiz nyium kening humairah ketika dia hendak pergi ninggalin humairah.
Entah setan darimana, sifat egois di dalam diri gue seketika muncul. Gue harus memiliki humairah bagaimana pun caranya.
Gue langsung nyamperin humairah dan langsung narik dia keluar dari restoran. Dan langsung membawa dia ke salah satu suite vvip yang selalu gue tempati tiap kali nginep di hotel ini. Tanpa memperdulilak rontaan dari humairah. Gue ngga peduli, yang jelas malam ini dia harus jadi milik gue.
Setelah masuk kamar, gue langsung ngunci kamar dan langsung nyeret humairah ke atas ranjang king size yang ada di dalam kamar ini.
Tanpa peduli langsung gue cium humairah kasar. Gue udah ngga peduli dengan rontaan dan tangisan humairah. Yang gue pikirin gue harus memiliki humairah seutuhnya.
Setelah merasa humairah tidak bernafas, gue langsung ngelepas ciuman kami dan menempelkan keningku ke kening humairah.
Humairah nyari cela untuk kabur, tapi gue cepat bertindak. Gue langsung ngebanting dia ke tempat tidur. Dan mulai merobek bajunya sampe akhirnya kami sama-sama naked.
Dan gue kembali mencium humairah, tapi kali ini dengan lebih lembut, karena humairah juga udah mulai tidak memberontak lagi dan dia juga udah berhenti menangis. Tapi tatapan sendu yang dia berikan ke gue, bukannya luluh gue malah semakin nafsu melihat tatapannya."Mungkin ini akan sedikit mey diawalnya, tapi aku janji bakal ngebawa kamu terbang ke langit ketujuh setelahnya" ucapku sambil menatap matanya tapi dia langsung memaling mukanya.
"Tatap aku mey, aku ingin kamu mengingat ekspresi muka aku saat kita menyatu" ucapku sambil mendongakkan mukanya ke arahku
"Aku mencintaimu mey!" Teriakku begitu gelombang kenikmatan itu datang menghampiri kami. Dan gue langsung turun dari atas tubuh humairah, Kemudian langsung terlelap karena kelelahan setelah bermain 5 ronde.
Keesokan paginya, gue sadar humairah udah tidak ada di dalam kamar yang kami tempati semalam. Buru-buru gue mungut baju gue yang berceceran dilantai, dan langsung melaju ke rumah humairah.
Begitu sampe dirumah humairah ternyata pembantunya bilang humairah udah pergi. Tapi pembantunya tidak mau memberitahu kemana humairah pergi. Dan gue langsung berlari menuju mobil gue.
Gue menyesal sekarang kenapa semalam gue menuruti nafsu binatang gue. Aaaaargh!

KAMU SEDANG MEMBACA
Secret admirer
RomanceIni kisah tentang humaira, hafiz, darwis dan artanti. Aku mencintainya bahkan sangat mencintainya. -Humairah Aku tau dia mencintainya tapi selagi dia selalu berada disampingku, aku tidak peduli tentang perasaannya meskipun dihatinya tidak ada sekel...