Hambar

43 0 0
                                    

Artanti POV

Gue udah ngga tau lagi gimana caranya membuat hati darwis mencintai gue.  Darwis sama sekali tak tersentuh. Tatapan dinginnya seolah-olah seperti akan membunuh gue. Tapi gue ngga akan pernah menyerah. Gue harus ekstra lebih keras lagi untuk mencairkan  hati kak darwis. Gue berterimakasih banget sama sahabat tercinta gue yang udah membuat semuanya berjalan lancar. Humairah,  I Love You!

Ngomongin humairah. Sepertinya dia mempunyai hubungan khusus sama kak hafiz. Mereka selalu bersama-sama. Dan untuk satu hal ini humairah ngga pernah cerita ke gue, masalah kedekatannya dengan kak hafiz. Dia hanya senyum dan selalu mengalihkan pembicaraan tiap kali membahas kak hafiz.

"Mai lo kan besok kan usia lo 18 tahun, lo mau kado apa dari gue mai?" Tanyaku sambil menatap mai yang lagi tidur-tiduran di kamar gue.

"Apa aja tan" aneh! Baru kali ini humairah ngga minta kado aneh-aneh biasanya tiap kali dia mau ulang tahun ada aja yang diminta. Ah sudahlah mungkin dia lelah...

"Mai kok darwis susah banget ya di deketinnya, udah 4 bulan loh tapi sama sekali ngga ada kemajuan. Dia tetap aja dingin sama gue" ucap gue dengan tatapan lesu ke arahnya. Dan seperti biasa humairah hanya tersenyum

"Sabar ya tan semuanya kan butuh proses dan butuh ekstra perjuangan"

"Hmm" gumamku karena itu udah jawaban basi tiap kali gue bahas masalah ini sama humairah.

Yaudah lah mungkin gue emang harus ekstra berusaha lagi.  Tapi makin kesini-sini kenapa gue merasa hambar ya, kenapa perasaan yang menggebu-gebu di awal dulu  udah ngga gue rasain lagi. Yang ada hanya perasaan senang karena ngeliat ekspresi dingin darwis ke gue. Jantung gue juga udah ngga berdetak sekencang dulu lagi. Mungkin emang perasaan sesaat kali ya. Tapi tetap aja gue masih suka nempel-nempel ke si darwis karena suka ngeliat ekspresi dinginnya.

Secret admirerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang