Darwis POV
Tidak ada yang lebih membahagiakan selain dari terbangun dalam pelukan seorang wanita yang kau cintai. Setelah 3 tahun ini aku ngga pernah tidur nyenyak. Tapi tadi malam tidurku begitu nyenyak.
"Bangun sayang udah pagi" ucapku sambil menjawil hidungnya
"Jam berapa dar?" Tanyanya dengan mata yang masih terpejam
"Jam 8 sayang. Ayo bangun kita jemput meyda ke apartemen nancy" ucapku karena aku sangat merindukan putri kecilku yang mukanya begitu mirip denganku. Hanya saja meyda versi perempuannya.
Jam 9 kami udah duduk di meja makan. Mey sibuk nyiapin sarapan untuk kami berdua. Ternyata rasanya sebahagia ini ya. Tapi aku masih merasa mey ngasih dinding pembatas di antara kami.
"Mey kamu kenapa? Kamu masih marah sama aku? Aku sadar mey apa yang aku lakuin ke kamu dulu emang keterlaluan. Aku tau itu kesalahan" ucapku
"Jaga bicaramu! Itu sama aja kamu menganggap meyda kesalahan dalam hidup kita" ucapnya dengan muka yang berapi-api
"Aku ngga bermaksud mengatakan kalo meyda kesalahan mey! Dia anugerah karena telah menyatukan kita. Yang aku sesali caraku untuk mendapatkan meyda" ucapku sambil menghampirinya dan memeluknya. Aku baru sadar ternyata mey menangis.
"Kamu kenapa ngga berusaha menyusul aku ke paris? Kamu ngga tau gimana rasanya hamil tanpa suami di negeri orang. Bagaimana rasanya saat aku begitu ingin berada di pelukanmu. Aku begitu tertekan karena merindukanmu" oh jadi aku tau, dia hanya kecewa kenapa aku begitu lama menemuinya.
"Maaf mey, aku udah berusaha. Aku udah berusaha berangkat secara diam-diam. Tapi visaku sama sekali ngga bisa digunain. Daddy sama ayah sengaja ngelakuin itu semua mey. Mereka benar-benar menghukumku mey. Aku juga sama tersiksanya mey. Apalagi mereka sama sekali tidak pernah memberitahu foto dan nama anakku mey" ucapku menjelaskan kenapa aku tidak pernah dateng menemuinya. Aku baru tau kemarin setelah bertemu dengan nancy dan tanti. Dan mereka langsung mengenalkanku sama meyda, kalau aku daddynya. Jadi wajar kalau meyda langsung dekta denganku.
"Jangan tinggalin kami lagi. Aku sama meyda membutuhkanmu, aku mencintaimu dar" pertama kali meyda mengakui jika dia mencintaiku. Speechless. Mendengar pengakuan meyda
"Aku juga mencintaimu mey, bahkan saat pertama kali melihatmu didalam lift kampus, aku sudah jatuh cinta kepadamu" ucapku
"Kapan?" Tanyanya sambil mengernyitkan dahinya, dia ngga bakal sadar karena cuma aku yang melihatnya waktu itu.
"Udah lama sayang, waktu itu kamu lagi sama nancy di dalam lift. Udah yuk mey makan. Kamu ganas banget di ranjang, aku sampe kualahan ngadepin kamu. Tenaga aku abis terku... Aduuh!" Ucapku kepotong karena dicubit sama mey
"Kamu kalo ngomong ngga ada sensornya" ucapnya kesal. Dan aku cuma bisa ketawa
Begitu sampe apartemen nancy, kami langsung ke kamar tamu di apartemen nancy. Karena tanti tidurnya disitu. Mey langsung nyelonong begitu aja ke dalam kamar. Sedangkan gue nunggu di ruang tamu
"Anak mommy nyenyak ngga tidurnya sayang, bandel ngga selama di jagain onty tanti sama onty nancy" tanya mey sambil nyiumin setiap inci muka meyda. Dan meyda cuma ketawa cekikikan
"Anak mommy sama daddy mey" ucapku galak! Karena tanti cuma bilang anak mommy, seolah-olah ngga ada daddynya
"Iya dar, kaya gitu aja marah. Honey, ayoo samperin daddy. Hari ini kita main ya sama daddy" ucap mey sambil menyerahkan mey ke gendonganku
"Daddy daddy meda kangen, meda sayang daddy" ucap mey begitu berada di gendonganku
"Leher lo kenapa wis? Merah-merah begitu, di gigit semut liar ya" ledek tanti ke arah mey, dan mey mukanya langsung memerah. Malu!
"Iya tan, semutnya liar banget. Gue sampe kualahan ngadepin dia diatas ranjang" hahahha tawaku meledak seketika
"Iih darwis, ngga ada jatah buat lo selama sebulan"
"Yah jangan gitu dong sayang baru juga buka puasa, masa puasa lagi" ucapku dengan tatatapn sedih
"Udah ah ayo jalan. Nan tan makasih ya udah mau jagain meyda. Oi ya tan nanti malam lo tidur aja di apartemen gue"
"Ogah mending gue tidur sama nancy, ketimbang gue di apartemen lo dan malah ngedenger suara desahan-desahan kalian berdua"
"Udah mending si meyda di taro di apartemen eyke lagi ya cyin. Kalian honeymoon aja di apartemen" ucap nancy yang langsung aku tolak. Gini-gini aku juga sangat merindukan anakku.
"Ngga, ngga! Gue masih kangen sama meyda! Thanks ya udh mau jagain meyda kita cabut dulu ya" pamitku ke mereka
Hari ini kita cuma main di dalam apartemen. Nemenin meyda sampe tidur karena kecapean main sama kami.
Begitu meyda tidur, kami langsung pindah ke kamar kami.
"Mey sejak kapan mulai mencintaiku?" Tanyaku begitu kami duduk di sofa dalam kamar kami.
"Entahlah dar, mungkin sejak pertama kali aku melihatmu di parkiran. Hanya saja aku baru menyadarinya setelah aku sakit lalu kamu merawatku" ternyata kita sama-sama jatuh cinta pas pertama kali bertemu.
"Mey maaf aku menyakitimu dulu"
"Hey sudahlah, ngga usah di sesali. Sekarang aku malah bersyukur kamu menanamkan benihmu dirahimku. Kelahiran meyda selalu mengobati rinduku kepadamu. Dia begitu mirip dengamu" ucapnya sambil melingkarkan tangannya di perutku.
"Mey bisakah kau mengubah panggilanmu untukku"
"Maksudmu?"
"Berhenti memanggilku dengan sebutas darwis. Panggil mas aja gimana?" Ucapku menjelaskan kepadanya
"Iya siap mas! Aku mencintamu mas" sambil mencium pipiku. Yang aku balas dengan memeluknya.
"Kamu udah jadi dokter sekarang?" Tanyanya
"Iya sudah. Makanya kita pulang ya mey, aku punya tanggung jawab disana. Dan aku ga mungkin meninggalkan kalian disini" mintaku kepadanya
Mey terlihat ragu. Aku tau dia pasti berat meninggalkan paris. Mengingat butik yang sedang dia rintis sekarang berkembang pesat
"Aku akan ikut denganmu mas, kamu suamiku. Aku akan meminta nancy untuk menjaga butikku" ya tuhan betapa beruntungnya aku memilikinya.
Terimakasih tuhan telah mengirimkannya ke dalam hidupku. Aku bersyukur memilikinya
Ending
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret admirer
RomansaIni kisah tentang humaira, hafiz, darwis dan artanti. Aku mencintainya bahkan sangat mencintainya. -Humairah Aku tau dia mencintainya tapi selagi dia selalu berada disampingku, aku tidak peduli tentang perasaannya meskipun dihatinya tidak ada sekel...