Prolog - Diam dibelakang

737 14 0
                                    

Monster itu bernama rindu
Sulit menemukan garis permasalahan cerita. Sama hal nya sulit membuat penyelesaian masalah tersebut. Diam dalam cinta itu sama menyakitkannya saat tahu dia sudah jauh melangkah. Dia bicara tentang cinta pada orang lain. Hancurkan harapan yang aku punya selama ini. Satu-satunya harapan adalah punggungmu bisa berbicara. Selama ini punggung itulah yang menjadi saksi bisu. Dia yang selalu melihat aku tersenyum kagum. Punggung itu jugalah saksi saat aku menangis melihatmu sekarang ini bersama orang lain.
Secarik kertas basah karna air yang keluar dari ujung mataku mengalir tak terbendung. Kertas bertuliskan kata cinta yang hampir semalaman kutulis. Banyak kata yang tak perlu aku utarakan di sana. ingin menyobeknya dan menyudahi semuanya, tapi aku rasa percuma saja. cinta ini sudah seperti air terjun yang turun dari atas bukit, mustahil untuk kembali ke atasnya lagi.

Di sebuah persimpangan dekat sekolah aku bertemu dengan dia. Lima tahun kebersamaan kita berawa dari insiden kecil penuh cerita. Saat hujan gerimis aku terlambat masuk sekolah. Aku di usir oleh Pak satpam karna sudah melewati batas toleransi jam terlambat. Aku berjalan untuk mengulur waktu agar ibu tidak kaget melihatku kembali lagi karna hukuman. Aku kemudian melewati persimpangan jalan tersebut. Melihat sekumpulan anak berandal dari sekolah yang sama. Beberapa diantaranya aku kenal. Hanya sedikit saja sisanya kurang familier.

Mereka berkumpul, bolos dari sekolah. Kemudian aku melintas semakin dekat jarakku diantara mereka. salah satunya ada pria dari kelasku yang memanggilku. Karena aku merasa takut, aku berfikiran dia sedang menggodaku. Aku pun setengah berlari, meskilelaki itu tetap memanggilku.

"Ra.. jangan kesaana!"

Aku tidak menoleh sedikitpun.

"Bahaya!"
Apanya yang bahaya, ini jalanan sepi. Semakin aku percepat langkahku.

Kemudian datang sekelompok berandalan lain dari persimpangan.

Button LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang