"Tak usah kau tanya mengapa. Seolah rasa ini memiliki bentuknya saja"
Rasanya baru pertama aku memikirkan hal diluar pelajaran. Kutubuku sepertiku ini memang perlu lemparan batu untuk sadar bahwa dunia yang sebenarnya ada di luaar teori-teori yang dicatat oleh para ahli. Aku memaku tidak melepaskan pandangan dari sosok lelaki yang sedang berbicara di hadapanku.
Rec.
Ingatanku merekam moment ini. Dimana Alex bercerita seolah kita sudah lama saling mengenal. Rasanya, apapun yang dia katakan aku selalu senang mendengarnya. Setidaknya ada hal yang membuatku senang selain saat guru menjelaskan tentang rumus matematika.
"Kamu tahu Ra... kemarin saat kamu terjatuh. Mereka kabur" Alex menceritakan sepenggal cerita saat setelah batu mengenaiku.
"Berarti sekolah kita menang?" dengan polos aku bertanya.
"Ffttt.... Hahaha!" Seketika saja Alex tertawa terbahak-bahak.
"Loh kok ketawa?"
Dia tidak dapat berhenti. Meskipun beberapakali mencoba.
"...?"
"Eng..Engga" Masih tergelitik oleh pertanyaan polosku tadi.
"Engga apa?" Tanyaku, sedikit memaksa.
"Iya..Iya haha"
"Tadi 'Engga', sekarang 'Iya'"
"Okay... Makasih Ra. Berkat kamu sekolah kita menang tawuran. Hahha..."
"Loh! Ehhh... Jadi beneran kita menang?"
"Iya Hahha"
"Tunggu!" Aku pun berfirkir. "Ahh jahatt... Sakit tahu kena batu"
Kenyataannya tawuran tempohari tidak mendapatkan pemenang. Sebab mereka kabur karna melihat aku terjatuh dan tidak mau di salahkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Button Love
RomanceKangcing Kangcing adalah penghubung bagian baju yang terbuka. Satu sisi kesisi yang lain. Menyematkannya disebuah lubang yang tersedia, Dia penghubung dan pemersatu. Menutupi bagian yang terbuka. Cinta pun seharusnya begitu.