Writer Notes :
sebenarnya ini cerita yg dibikin sebelum yang The Fae Queen. Tapi baru aj diselesaiin. Jadi selama yg The Fae Queen lagi agak tertunda gw upload yg ini dulu. walo udah tamat tp nga diupload sekaligus semua, soalnya mau gw baca lagi sekalian di revisi dikit ^_^
Proloque
Hari ini para murid tidak ada yang dapat berkonsentrasi dengan pelajarannya. Suhu ruangan kelas terasa sangat panas sampai keringat terus mengalir di wajah mereka. Berberapa murid yang beruntung duduk di tempat yang lebih teduh tampak mengantuk dan nyaris tertidur. Bahkan guru yang mengajar terlihat kurang bersemangat. Mereka yang tidak terganggu dengan panas yang menyengat saling mengobrol pelan atau bercakap-cakap dengan bertukar kertas. Hanya sedikit murid yang terlihat masih serius mencatat apa yang dikatakan oleh guru.
Masih sehari lagi sebelum liburan musim panas dimulai tetapi berberapa murid sudah mulai merencanakan liburan mereka. Sebagian besar dari mereka berencana pergi ke pantai, sebagian lagi berencana keluar negeri dan sebagian hanya akan menghabiskan waktu di rumah atau jalan-jalan ke pusat kota. Selain itu ada juga yang berencana pergi ke Komiket musim panas, yang menurutku merupakan bunuh diri, berdesakan diantara ribuan orang di cuaca sepanas ini, tidak dapat dibayangkan seperti apa rasanya. Sedangkan aku sendiri? Kurasa aku belum memiliki rencana apapun, setelah dua minggu penuh ketegangan yang baru saja kualami yang kuinginkan saat ini hanyalah tiduran santai dikamar apartermenku yang sempit sambil membaca manga yang belum sempat kubaca dengan AC menyala, tanpa perlu memikirkan akibat menyalakan AC seharian terhadap pemanasan global.
Tetapi harapanku yang sederhana ini tidak terkabul. ketika waktu istirahat tiba, pintu kelasku terbuka dengan keras. Seorang gadis berambut panjang, kulit putih bersih, dengan wajah cantik yang dapat membuat siapa saja jatuh hati masuk kedalam kelas. Mizuhara Chitose, murid kelas dua, yang juga merupakan idola sekolah, masuk ke kelas satu. Akibatnya tentu saja membuat seisi kelas saling berbisik-bisik bertanya-tanya apa tujuan senior datang ke kelas. Semua mata tertuju kepadanya ketika ia berjalan melintasi ruangan kelas menuju tempat dudukku.
“Kenapa wajahmu tampak masam begitu?” tanyanya ketika melihat raut mukaku yang jelas menunjukan kalau aku terganggu dengan kehadirannya. Ia berdiri disamping mejaku dengan salah satu tangan di pinggang lalu membungkuk dengan bertumpu pada tangan yang satu lagi diletakan diatas meja. Wajahnya hanya berjarak berberapa centimeter dari wajahku. Tindakannya itu membuat seisi kelas menjadi heboh. Mizuhara Chitose terkenal karena selalu membuat patah hati pria yang cukup berani untuk mendekatinya dan tidak pernah dekat dengan pria manapun. Selain itu banyak rumor yang beredar mengenainya seperti, belum ada pria yang dapat sekedar memegang tangannya, ada rumor yang mengatakan kalau ia membenci laki-laki, dan masih banyak lagi. Dengan berbuat seperti yang baru saja dilakukannya saat ini tentu membuat semua orang bertanya-tanya apa hubunganku dengannya.
“Lalu mau apa kamu datang kesini?” Tanyaku sambil berusaha tidak memperdulikan pandangan cemburu dari semua murid laki-laki di kelas.
“Wah, apa kamu masih marah karena kejadian pas kencan terakhir ya?” Chitose memasang wajah sedih, salah satu tangannya menutupi mulut dan tangan yang lain berada didadanya.
Aku sudah tahu kalau ia hanya menggodaku dan aku tidak akan terpengaruh olehnya, tetapi murid-murid laki-laki yang lain tidak begitu, begitu pula para murid wanita. Bahkan sahabat karibku, Akira, yang duduk didepanku langsung menarik kerah bajuku dengan pandangan menusuk.
“Kamu kencan dengan Mizuhara Chitose dan tidak memberitahukan pada sahabatmu ini? Apa saja yang kamu lakukan? Mengapa Mizuhara-san sampai menangis begitu?”
Aku tidak menjawab dan hanya membuang muka. Tiba-tiba saja Chitose tertawa melihat kejadian itu. Membuat semua orang memandanginya. Setelah sering bersama Chitose aku mulai mengenal sifat aslinya dan sudah tidak merasa aneh lagi. Tetapi bagi orang lain perilakunya saat ini mengejutkan. Hal ini tidaklah aneh. Bagi idola sekolah, Chitose dipandang sebagai gadis yang sempurna, cantik, baik hati, pintar, dan segudang pujian lainnya. Karena itu, kelakuannya sekarang merupakan hal baru bagi semuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shinigami no Kokoro
RomantikCerita tentang seorang anak muda yang jatuh cinta dengan seorang pembunuh. akankah ia tetap mengejar cintanya ataukah ia menyerah di tengah jalan?