Shinigami no Kokoro Chapter 3

2.6K 33 0
                                    

Chapter 03  

Apakah sudah pagi? Pikirku ketika sinar matahari masuk melalui pintu kaca menuju kebun belakang menyinari tepat di wajahku. Aku terduduk disofa tempatku tertidur dan memperhatikan sekitarku. Butuh berberapa saat sampai aku sadar sepenuhnya dan teringat kalau aku tidak berada dirumahku sendiri. Aku mengambil selimut yang semalam kugunakan dari lantai kemudian melipatnya dengan rapi sebelum kuletakan diatas sofa. Tampaknya baik Ruri maupun chitose belum bangun dari tidurnya. pintu kamar mereka masih tertutup rapat dan tidak ada seorangpun di bagian lain dari rumah ini.

Aku melangkah menuju kamar mandi untuk mencuci muka. karena aku dibawa kemari tanpa dapat pulang ke rumah terlebih dahulu aku tidak memiliki sikat gigi, dan tidak mungkin aku memakai salah satu milik Ruri ataupun Chitose, aku harus puas dengan hanya berkumur. Setelah itu aku menuju dapur lalu melihat isi kulkas mereka. Chitose semalam berkata agar merasa seperti rumah sendiri jadi kurasa tidak apa-apa kalau aku membuat makanan dari isi kulkas mereka. Tetapi dari isi kulkas terlihat kalau mereka tidak terlalu sering membuat makanan sendiri. Sepertinya mereka lebih sering makan diluar. Setidaknya aku masih menemukaan nasi dan bahan lain untuk membuat tamago-kake gohan, serta furikake untuk ditaburi diatas nasi. Waktu sudah menunjukan jam sembilan pagi ketika aku selesai membuat makanan sederhana, cukup untuk tiga orang, dan meletakannya di meja makan. Tepat ketika Ruri dan Chitose keluar dari kamar mereka masing-masing.

“Wah… harum sekali!” seru Chitose sambil berlari kecil menuju meja makan sebelum dihentikan Ruri dan menariknya ke kamar mandi. Baru setelah berberapa menit mereka keluar lagi, kali ini dengan wajah yang lebih segar. Ruri menarik kursi disebelahku sementara Chitose duduk dihadapan Ruri.

“selamat makan.” Kata Chitose mendahului kami semua kemudian mulai makan. “uaa, enak sekali.”

Mata Chitose berbinar2, sementara itu Ruri mulai memasukan sesuap nasi ke mulutnya. Aku tidak merasa kalau masakan buatanku seenak itu, terutama yang terbuat dari bahan seadanya saja. Bagi seseorang yang tinggal sendiri aku terpaksa belajar untuk mengurus diri sendiri, terutama dalam hal makanan. Uang kiriman orang tuaku tidak akan cukup jika aku makan keluar setiap saat, jadi aku mulai belajar memasak makananku sendiri.

“Benar, aku bahkan tidak ingat kapan terakhir kali aku makan seenak ini?” kata Ruri.

Aku dapat merasakan kalau wajahku memerah mendengar perkataannya. Untuk menutupi rasa malu aku mulai menyantap makanan di depanku.

“Bagaimana kalau kamu pindah kerumah ini saja, jadi aku bisa makan enak setiap hari?” Tanya Chitose dengan mulut penuh makanan.

“Chi-san jangan berbicara dengan mulut penuh.”

“Tapi Ruri-chan juga berharap sama kan?” goda Chitose membalas perkataan Ruri.

Kurasa seperti inikah rasanya sarapan bersama keluarga? Berbeda sekali dengan yang setiap kali kurasakan ketika aku menyantap sarapan setiap harinya. Biasanya aku hanya menyantap sarapan, makan siang, dan makan malam seorang diri, biasanya aku tidak merasakan apapun tapi sekarang suasana terasa hangat, walau lebih berisik tapi menyenangkan.

Setelah kami semua selesai sarapan aku dan Chitose duduk di sofa sementara Ruri membuatkan teh. Ia menuangkan secangkir kemudian memberikan teh yang baru dibuatnya padaku, kemudian meletakan tehnya dan teh Chitose di meja sebelum ia duduk di sebelah Chitose.

“jadi bagaimana?” kata Chitose sambil memasukan gula pada tehnya. “apa keputusanmu?”

“aku masih belum yakin harus bagaimana, tapi aku berjanji tidak akan mengatakan tentang siapa dan apa yang kalian lakukan kepada siapapun. Apakah itu tidak apa-apa?” hanya itu jawaban yang bisa kuberikan pada saat ini. Harus kuakui kalau aku sendiri tidak yakin dapat menyimpan rahasia sebesar ini.

Shinigami no KokoroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang