Besoknya di sekolah, Ele sudah duduk manis di tempatnya sambil menunggu Sieth.
Di lain sisi, Sieth keluar dari mobilnya dan segera menuju ke ruang kelas. Di sepanjang koridor, banyak siswa yang menatapnya kagum. Bagaimana tidak, Sieth sangat menawan.
Tapi sayang, Sieth memilih untuk tidak memperdulikannya. Dengan semangat 45, Sieth melangkah menuju kelasnya. Namun, langkahnya terhenti saat menatap apa yang berada di depannya sekarang. Glenn, eh ralat. Kak Glenn.
Sieth seakan terpaku di tempat. Memang terpaku sih. Kadang ia bertanya kepada dirinya sendiri, mengapa pria di depannya ini selalu mampu membuatnya seperti orang bodoh.
"Sieth?"panggil Glenn.
"I-iya kak?"
"Nanti sepulang sekolah aku tunggu di depan gerbang yah.. see you." Glenn pun berlalu pergi.
Kak Glenn, otaknya sekarang dipenuhi dengan nama pria itu.
Oh shit, Sieth. Tak ada yang dapat menjatuhkanmu kali ini. Benteng yang sudah kau bangun, jangan sampai runtuh. Lagi.
Sieth pun masuk dalam kelas dan mendapati seseorang melambaikan tangan kearahnya. Siapa lagi kalau bukan sahabatnya, Eleanerd. HHHHH.
"Sieth tumben lo lama masuk kelas? Terlambat bangun lo ya?"
"Idih, najis. Gue tadi ketemu sama ka-" sebaiknya jangan beritahu Ele dulu deh. "Kepala sekolah. Iya, kepala sekolah."
Ele menatapnya curiga. "Yaudah, eh lihat pr kimia dong barbie.."
"Iya iya, nih." ujar Sieth seraya menyodorkan buku pr nya kepada Ele.
Sieth menghela napas lega. Hampir saja ia ceplas ceplos. Kalau Eleanerd tahu, bisa mati Sieth!
_______
Bel sekolah berbunyi. Murid-murid pun bersiap pulang kerumah dengan perasaan bahagia.
Seorang pria menyandarkan dirinya di salah satu tiang depan gerbang sekolah, menunggu seseorang.
10 menit ia menunggu, akhirnya gadis itu datang.
"Maaf yah kak, telat.. tadi ada urusan bentar sama guru.."
Pria itu tersenyum. "Iya gak apa-apa. Yuk!"ajaknya.
Gadis itu hanya bingung menatap pria yang mengajaknya.
Glenn mengajak gadis itu pergi ke suatu tempat yang menurutnya sangat indah.
La Seine.
Setelah sampai, mereka berdua pun duduk di salah satu kursi disitu.
Gadis yang sedari tadi diajaknya hanya diam.
Kenapa dia mengajaknya kesini? Ke tempat favoritku?
"Mm.. kak.."
"Sieth.."
Sieth terdiam lagi. Ia mengurungkan niatnya untuk bertanya.
"Sieth.." panggil Glenn lagi.
"Kenapa?"
"Kamu suka?" Sieth menatap Glenn, bingung. "Tempat ini, maksudnya."
"Oh, lumayan."
"Kamu kok cuek banget sih?" Glenn menatap Sieth, dalam.
Sieth yang merasa ditatap seperti itu, memalingkan wajahnya.
"Sieth, please.. Aku memangnya salah apa lagi? Bukannya aku sudah minta maaf soal yang waktu itu? Aku hanya ingin berteman dengan kamu."
Sieth hanya diam. Perlahan, airmatanya terjatuh. Sieth menangis.
Oh tidak! Jangan menangis Sieth, aku mohon. - batin Sieth.
"Sieth, kumohon. Jangan seperti itu. Kemarin kamu baik-baik saja, dan kenapa kamu jauhin aku seperti ini? Aku hanya ingin berteman... Aku-"
"STOP!"
Sekarang giliran Glenn yang terpaku. Ia bisa melihat mata Sieth yang meneteskan air mata. Sieth menangis, gadis yang ia sukai, crying.
"Aku tahu kamu mau berteman dengan aku. Tapi, aku belum siap! Aku belum bisa, aku tidak bisaaa.. hiks hiks, aku- a- ku takut.. hiks ... aku tidak bisaa, rasanya sakit.. hiks sak- sakiiittt.." Sieth terisak, ia memukul-mukul dadanya yang terasa sesak.
Ia masih trauma. Ia takut, kenangan dengan Zayn dulu akan terulang lagi, jika ia memperbolehkan Glenn masuk ke dalam hidupnya. Meskipun hanya sebatas teman, tapi.. dia dan Zayn juga dulu, teman.
********
tbc.
kena ga feel nya? no? or yes?
dont forget to vote and comment guys.
YOU ARE READING
Drag Me Down
RomanceTidak. Tidak ada yang dapat meruntuhkan benteng yang aku bangun sejak lama. Tidak ada! -Siethanny Izinkanlah aku memilikinya, aku ingin sekali membuatnya tertawa bahagia. Let her be mine, someday.. -Glenn