Seorang gadis terbangun dari tidurnya. Ia pun segera menyiapkan diri untuk kegiatan rutinnya setiap hari. Jogging.
Ia pun bergegas keluar rumah dan berlari.
Seraya mendengar alunan musik, ia berlari dengan tenang. Mengatur nafasnya dengan baik. Ia begitu menikmatinya.
Tiba-tiba, terdengar suara petir. Gadis itu pun terlonjak kaget. Yah, mau hujan lagi. rutuknya dalam hati.
Dan akhirnya, hujan pun turun. Gadis itu berlari sekuat tenaga untuk mencari tempat berteduh. Dan tepat saat ia berlari, seorang pria pun melambunginya. Ia tersentak.
Sepertinya, ia mengenal pria itu. Glenn? Entah mengapa, nama tersebut yang terlintas di benaknya.
Ia pun segera berteriak memanggil pria itu.
"Glenn?!!" teriak gadis itu.
Pria tersebut tidak mendengar teriakan sang gadis. Ia terus berlari karena hujan telah membasahi seluruh pakaiannya.
Tapi, gadis itu pantang menyerah. Ia berlari dan berlari. Hingga akhirnya, ia menarik lengan sang pria.
"Glenn?!"teriak gadis itu lagi.
Pria itu pun berbalik menatap gadis itu.
"Sieth?" Ternyata, dugaannya benar. Itu Glenn. Pria yang dibentakinya.
"Apa yang kamu lakukan? Ayo cepat! Nanti kamu sakit karena terkena hujan." Glenn pun menggenggam tangan Sieth dan mereka pun berlari bersama mencari tempat teduh.
Mereka terus berlari. Hingga akhirnya, mereka menemukan halte bus di pinggir jalan.
"Ayo sini."ujar Glenn menarik Sieth ke dalam rangkulannya.
Sieth merasa sesuatu dalam dirinya berdesir dengan cepat. Sama halnya saat ia dan Glenn pertama kali, berdansa.
Perasaan apa ini? Sangat membingungkan.
Sieth pun segera menarik diri dari rangkulan Glenn. Glenn yang merasakannya sedikit terkejut. Tapi, ia sadar, ia bukan siapa-siapa Sieth.
Namun, dalam lubuk hatinya. Ingin sekali ia memiliki gadis yang berada disampingnya ini.
"Glenn.." Sieth akhirnya memutuskan untuk berbicara.
"Aku mau minta maaf, waktu itu aku bentakin kamu. Aku gak bermaksud.. aku.."
"Tidak apa-apa. Aku ikhlas kamu bentakin kek gitu. Aku juga kok yang salah, langsung seenak jidat ngajak kamu jalan.. tak apa. Kamu tidak perlu minta maaf, karena aku yang salah."ujar Glenn. Sieth terkejut mendengarnya. Jelas-jelas yang salah itu Sieth.
"Tapi, tetap saja aku juga salah.. aku sudah bentak kamu. Aku juga merasa bersalah.."
Glenn tersenyum. Ia sangat menyukai sifat gadis yang berada disampingnya.
"barbie, aku kan sudah bilang.. tidak apa-apa."
Sieth pun ikut tersenyum. "Thank you.."
Glenn mengangguk. Tiba-tiba, suara kilat mengagetkan mereka yang sedang berteduh di halte.
"Ahhhh! Gleennnn kilaaatt petiiiirrrr guntuuurrr wuaahhh mommyyy dadddy gue takuuuuutttt!"teriak Sieth seraya memeluk Glenn.
Glenn yang melihat tingkah Sieth, tertawa renyah.
Tak pernah ia melihat seorang gadis sehisteris ini hanya gara-gara suara kilat.
Karena merasa ditertawai, Sieth pun mendongak menatap Glenn. "Kok kamu ketawain aku?!"
"Abisnya, kamu lucu sih. Suar kilat aja langsung histeris gitu. Ih lebay!"ujar Glenn lalu tertawa lagi.
"Emang salah kalau aku takut? Semua orang punya phobia kali."protes Sieth. Ia pun melepaskan pelukannya.
"Sieth.."panggil Glenn.
Sebenarnya, Glenn ingin sekali menanyakan Sieth, apakah Sieth ingin menjadi kekasihnya? Atau tidak? Tapi, ia mengurungkan niatnya.
"Pulang yuk. Hujannya udah reda."ujar Glenn yang dibalas anggukan dari Sieth.
Mereka pun kembali berlari menuju rumah masing-masing.
God, aku sangat ingin menjaganya, menjadi orang yang sangat ia cintai seperti aku mencintainya, aku ingin memilikinya agar tak ada orang yang dapat mengambilnya dariku. Aku ingin menjadi orang yang membuatnya tertawa bahagia. God, if you dont mind, let her be mine.. someday!
******
tbc.
jangan pelit untuk memberi vote dan comment ya? 😍
YOU ARE READING
Drag Me Down
RomansaTidak. Tidak ada yang dapat meruntuhkan benteng yang aku bangun sejak lama. Tidak ada! -Siethanny Izinkanlah aku memilikinya, aku ingin sekali membuatnya tertawa bahagia. Let her be mine, someday.. -Glenn