Sieth menghempaskan tubuhnya di atas kasur empuk miliknya.
Nyaman. relax. Menenangkan. Itu yang ia rasakan sekarang. Tetapi, saat ia mengingat kejadian kemarin, ia merasa.. blue. Ada sesuatu yang terjanggal dalam hatinya.
Aku merasa bersalah karena membentaknya kemarin, tapi bisa saja ia mau macam-macam denganku. Karena semua pria sama saja. Sama-sama brengsek - batin Sieth. Ia menghela nafas.
Ia pun berbalik menatap jam yang telah menunjukkan pukul 09.00 pagi.
Sebenarnya, ia memiliki kelas hari ini. Tapi, ia memutuskan untuk tidak pergi ke kampus. Sieth ingin menghindar, dari Eleanor. Ia takut jika nanti Ele akan bertanya yang tidak-tidak tentang dirinya dengan kakaknya, Glenn.
"All my life you stood by me.."gumam Sieth. Tiba-tiba saja, terlintas dibenaknya seseorang yang sangat ia cintai. Seseorang yang dapat membuatnya luluh hanya dengan melihat wajahnya, senyumnya.
Seseorang yang telah menjadi masa lalunya. Yang membuatnya fly setinggi langit, namun juga membuatnya terhempas ke tanah.
"Nobody can drag me down.."gumamnya lagi.
Sieth berpikir sejenak. Ia harus mempertahankan benteng yang telah ia bangun dari dulu. Semenjak ia ditinggalkan sosok yang sangat ia sayangi itu.
Ia tidak boleh luluh untuk kedua kalinya. Ia harus terus bertahan. Ia tidak mau merasakan rasa sakit lagi. Ia ingin bebas, tanpa ada rasa beban.
Glenn, ia tidak boleh luluh karena pesona Glenn. Ingat Barbie, Glenn itu termasuk kaum lelaki yang hanya bisa menyakiti hati wanita. Kamu gak boleh luluh karena pesona Glenn. Nonono! Tidak boleh. Kamu harus kuat. - batin Sieth lagi.
"Barbieee!!!!!!"teriak seseorang dari luar kamarnya.
Sieth mengernyit. Bukankah itu suaranya- Ele?!
Seseorang masuk ke dalam kamarnya tanpa permisi, dan seenaknya menghempaskan badannya juga di kasur Sieth.
"Hoaaaaaaaa! Barbieeee!!!!!"teriaknya, yang menurut Sieth tak jauh beda dengan orang gila.
"Apaan sih, Ele?! Ngapain coba lo datang ke rumah gue? masuk kamar gue seenaknya lagi, hel-lo?!"teriak Sieth yang tak kalah kerasnya.
"Idih, nyantai mbake, gue dateng kesini karena gue kangen sama elo. Emang yee lupa sahabat sendiri! "seloroh Eleanor.
"Yaudehhh, gak usah pake teriak-teriak kali. Bisa budek nih telinga gue ahhh!"balas Sieth.
Eleanor memang mampu membuat mood Sieth menjadi lebih baik.
"Woy, barbie Sieth! Kita jalan yuk. Nonton atau nongkrong atau shopping gitu, eh Zara lagi diskon tuh?! Ayo yukk."ajak Eleanor.
"Males. Lagian uang jajan gue gak cukup."
"Eh ayolah Sieth. Lo kok tega sih, gue lagi galau nih. hiks hiks.." Sieth mendengus sebal. Baru saja ia menghindar sebentar dari sahabatnya, si Eleanor langsung datang tanpa diundang.
"Kenapa sih lo dateng? Bukannya lo punya kelas hari ini?"tanya Sieth.
"Bukannya lo juga? Ayo lah Sieth. Gue capek nih, jalan yuk."
"Kalau capek yah tidur, Ele. Bukannya jalan gak jelas, ngabisin duit gue aja lu bentar."cerocos Sieth.
Eleanor tersenyum. Ia baru ingat kalau kakaknya, Glenn, lagi jalan juga di Mall.
"Eh, Sieth barbie.."
"Apaan sih?"
"Jalan yuk.."
"Maless.."
"Ayo dong, Sieth. Pliss.."
"Mal-es."
"Gue beliin lo apa aja deh, asal lo mau nemenin gue kemana pun. yah yah?"
Sieth pasrah. Sahabatnya ini, memang tidak bisa ditolak jika keinginannya sudah bulat.
"Beneran? apa aja?" Sieth tersenyum jail.
"Iyaaaahhh! Apa aja! buruan gih."
Sieth pun segera masuk ke walk in closet nya. Tak lama kemudian, ia pun keluar dengan celana jeans hitam, baju putih polos bertuliskan 'Drag Me Down' , dan flatshoes favoritnya. Dan tak lupa, tas selendang kesukaannya, Charles&Keith.
"Yuk!" ajak Ele. Sieth menggelengkan kepala, tapi baginya tak masalah asal Ele yang membayar segalanya. Hihi.
Sesampainya di mall, mereka pun berkeliling memasuki beragam toko baju, termasuk Forever21, ZARA, Mango, dan banyak lagi.
Drrtt drrtt drrtt
Handphone Ele berbunyi.
"Hola?"sahut Ele.
"Eleee lu dimana dek? kakak udah tungguin juga di sbux lo gak muncul muncul.."
"Huaaa, kak Glenn, lu yang sabar dong. Gue lagi shopping nih ama Barbie Sieth. Tunggu aja disana, 1jam lagi gue kesana. Bhay kakcinta.."seru Ele lalu mematikan ponselnya.
Sieth mengernyit. aku mimpi apa semalem, Tuhan bantu aku buat menghindar dari yang namanya lelaki, kecuali adek aku dan daddy - batin Sieth. Ia pun menghela nafas seraya memilih baju yang digantung.
"Barbie Sieth! Sini deh." Sieth pun menghampiri Ele.
"Lo mau gak?"tawar Ele sambil menyodorkan baju kaos yang ada tulisan 'I got a river for a soul, baby you're a boat'.
Sieth tersentak. Baju ini?
"Gakdeng. Jelek."ujar Sieth lalu kembali memilih baju lagi.
Ele menatap Sieth. Gue tau lo pasti gak mungkin milih baju ini Sieth.. padahal.. gue mau kita couple-an;" Lumayan loh ini bajunya dua, truss kan kalo beli dua gratis catu!:" batin Ele.
Sehabis shopping, Ele mengajak Sieth ke starbucks dimana Glenn menunggu mereka.
"Ele, gue pulang aja yah. Tiba-tiba, gue lagi gak enak badan nih.." Sieth memelas.
"Aduh Sieth, lo istirahatnya di sbux aja, kan lumayan sambil minum coffee.."balas Ele.
Sesampainya di starbucks, seseorang tak sengaja menyenggol Sieth.
"Aww!" Sieth terjatuh di lantai.
"Yaampun, maaf. Maafin aku. Kamu gakpapa?"tanya pria yang tak sengaja menyenggol Sieth.
Sieth meringis. Udah lutut sakit, sekarang pinggang.. amponnn mommy, lama-lama gue makan ayam tolak pinggang nih! huaaaa batin Sieth.
"Gakpapa, gakpapa. Udah udah."ujar Sieth berusaha berdiri.
"Maafin aku yah. Sekali lagi minta ma- Sieth?!"
Sieth terpaku. suara- itu?
Sieth berbalik menatap pria itu. Zayn?
*********
tbc.
YOU ARE READING
Drag Me Down
RomanceTidak. Tidak ada yang dapat meruntuhkan benteng yang aku bangun sejak lama. Tidak ada! -Siethanny Izinkanlah aku memilikinya, aku ingin sekali membuatnya tertawa bahagia. Let her be mine, someday.. -Glenn