Chapter 11 - Change

46 2 0
                                    

Semenjak kejadian dikantin semuanya berubah. Ziza sudah memilih Debo untuk pergi kemana-mana. Jadi selama ini Nathan untuk apa berdiri didepan Ziza kalau dia memilih pria lain? Apakah dia salah kalau merespon Carissa hanya untuk bikin cemburu Ziza? Tidak, Nathan tidak salah hanya saja kesalah pahaman yang dibuat oleh Ziza. Selamanya Ziza gak pernah peka dengan keadaan sekitar. Semua orang tahu kalau Nathan menyukai Ziza tapi kenapa Ziza tidak pernah tahu akan hal itu?

Nathan menghela nafas, ia memerhatikan Ziza dari roftop. Saat ini Ziza sedang sibuk mengatur tata letak untuk festival sekolah. Ziza benar-benar membunuh waktunya untuk Nathan. Tidak ada waktu sama sekali untuk berbicara. Cukup membuat Nathan frustasi akan hal itu.

"Kapan sih lo peka Ziz...?" Tanyanya lirih

Pintu roftop terbuka, Nathan menoleh sekilas. Debo berdiri disana dengan mula datarnya. Dengan langkah cepat ia berdiri dibelakang Nathan

"Perlu apa nemuin gue Deb?" Tanya Nathan malas

Debo menaikan senyumnya sedikit, "hanya mau liat lo frustasi?" Ucapnya kalem

Nathan membalikkan badannya menatap Debo sangar, "Lo ngajak gue perang Deb?" Tanya Nathan murka

Debo menggeleng pelan, lalu tersenyum, "Gue gak mau perang sama elo. Soalnya gue tahu, gue gak bisa menang sama elo" jawab Debo

"Jadi lo mau apa?" Tanya Nathan menurukan emosinya

"Gue mau bantu lo, yaaah seperti Lia ngebantu lo?" Ucap Debo memainkan alisnya naik turun

------------

Ziza tahu kalau Nathan memperhatikannya dari roftop. Ziza sangat mengenal aura Nathan. Ziza tahu keberadaan Nathan dimana tanpa perlu ia melihat keadaan sekitar. Ziza mengetahuin kejadian di kantin bikin semuanya buruk keadaannya dengan Nathan tidak berjalan seperti biasa. Ditambah lagi ia sangat sibuk mengurusi festival sekolah ini. Sejujurnya Ziza kangen akan keberadaan Nathan disampingnya tapi ia bisa berbuat apa? Ia mengakuin bahwa ia sangatlah tidak peka akan hal seperti ini. Dia sangat buta akan masalah percintaan.

"Kenapa gue bego banget dalam urusan itu?" Ucapnya kesal membuat semua orang memperhatikannya

"Urusan lo gak peka sama keadaan sekitar? Baru sadar lo? Kemana aja selama ini mbak" sinis Bagas yang sedang mengangkut kardus

"Selama ini gue berada di dunia antah berantah dan sekarang baru pulang ke dunia nyata" jawabnya keki sontak membuat Bagas terkekeh. Bagas meletakkan kardus itu didekat panggung

"Lo terlalu lama berada di dunia antah berantah lo itu. Harusnya lo peduli sama duni nyata Ziz" kata Bagas tiba-tiba duduk dibawah pohon

"Gak gampang buat gue peduli Gas" ucap Ziza duduk dibawah pohon

"Hmm... Lo bisa gak peduli semuanya. Tapi lo harus peduli apa yang ada didepan lo. Seperti gue didepan lo, lo harus bisa peduli sama gue. Lo bisa nanya gue kenapa" jawab Bagas bijak

Ziza terdiam lalu ia membuka mulutnya perlahan, "Lo kenapa Gas?"

Bagas tersenyum samar, "Gue? Gue sedang menghibur cewek gak peka yang lagi galau"

Ziza memanyunkan bibirnya, "Gue gak galau Gas"

"Cuman perumpamaan aja Za, jangan diambil hatilah" kata Bagas terkekeh, "Tapi saat lo nanya gue kayak gitu perasaan gue seneng Za. Ini pertama kalinya nanya gue kenapa. Mungkin kalau Nathan ditanya gitu juga dia bakalan kelewat seneng dari gue"

"Harus gini?" Tanya Ziza pelan, Bagas mengangguk

"Harus atau tidak sama sekali"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 31, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TGS [I]: You And MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang