Ziza merenggangkan badannya yang lelah, enak mengapa ia sangat lelah hari ini. Lelah badan dan lelah pikiran. Satu-satunya yang dipikirkan gadis ini adalah, Nathan lagi pdkt sama Carissa? Kok gue ngerasa sakit banget yah, batin Ziza. Ia merasa di nomor dua kan oleh Nathan sekarang.
"Awas lo Nat, kalo gue punya cowok jangan nangis lo" desis Ziza, ia pun mulai tidur
----------
Pagi ini yang Nathan tahu bahwa sepertinya Ziza masih marah, nyatanya ia sudah pergi pagi-pagi sekali. Nathan terkekeh, segitu cemburunya Ziza ke Carissa? Come on, hati Nathan itu buat Ziza selalu and always gak kemana-mana tapi kenapa sih Ziza tuh peka susah banget?
Nathan berjalan menuju kelasnya tiba-tiba ada yang mengandeng tangannya dari samping
"Morning sayanggg" ucap Carissa tersenyum yang diyakini oleh Nathan senyum itu bikin seluruh siswa cowok disini meleleh
"Morning" jawab Nathan datar
Carissa sontak berhenti dan menutup mulut dengan kedua tangannya ia bersorak kesenangan "Aaahh! Demi apa Nathan bales ucapan morning gue???"
Nathan yang merasa Carissa teriak seperti itu menoleh, dasar aneh. Ia pun kembali berjalan ke kelasnya
"Nathan sayang jangan tinggalin aku" rajuk Carissa kembali berjalan disamping Nathan
"Carissa, gue gak tahu kenapa lo suka sama gue tapi gue mohon sama lo gak usah heboh" kata Nathan menghela nafas
"Aku suka sama kamu itu karna kamu istimewa ada sesuatu hal yang beda dari kamu sama cowok-cowok lain!" Seru Carissa, "Aduh Nathan siapa sih yang gak bakal heboh ucapannya dibales? Sebagai salah satu orang yang dikacangin kamu ini tuh kemajuan besar!"
Nathan terdiam, merenungi kata-kata Carissa. Apa gue gak usah ngacangi Carissa lagi? Biar gue bisa deket sama Carissa dan bikin Ziza cemburu? Batin Nathan
"Kata siapa? Gue ngerasa enggak ngacangi elo" ucap Nathan membela diri
"Dasar ga peka"
"Perlu banget gue peka?"
"Ewwww please yah Nathan, kenapa kamu sekarang udah jadi seorang humoris?" Tanya Carissa yang menatap Nathan gemas
"Karna elo baru deket sama gue" kekeh Nathan
Carissa menggembungkan pipinya, "Salah siapa yang baru ngerespon sekarang ah?"
Nathan mengangkat alisnya, "Lo mau nyalahin gue Car? Terus lo mau jauhin gue? Jauhin aja, peduli apa" katanya cuek
Carissa menghentakkan kakinya dilantai, "Kamu itu gak pernah bisa bersikap manis apa sih? Bete"
----------
Ziza menatap Nathan dengan muka yang sangat datar, sangat datar sekali ntah kenapa dia malas ketemu dengan Nathan. Ziza kembali melanjutkan perkejaannya dan mengacangi Nathan yang mengajaknya mengobrol
"Ziza yaampun gue ngajak elo ngomong tapi apa respon lo? Sungguh terlalu!" Seru Nathan lebay
"Gue banyak kerjan dodol" jawab Ziza datar
"Gak asik lo, sini apa yang bisa gue bantu?"
"Gak perlu"
Nathan menghela nafasnya, "Kalo ada apa-apa panggil gue yah, gue mau makan dulu sama Carissa. Ntar gue bawain somay kesukaan lo. Tunggu yah" pamit Nathan yang 'sengaja'
Ziza memandang kepergian Nathan dengan sebal. Gak usah dibilangin lagi Ziza udah bete setengah mampus
"Orang bego gitu gak mau nawarin ke kantin atau apa bego dasar" gerutu Ziza
Debo yang sedang meletakkan kertas disamping Ziza hanya menoleh dan ketawa, Ziza langsung melotot kearah Debo. Debo ketawa sampe air matanya keluar, ia pun menyeka air matanya.
"Yang bego itu elo ketos. Lo bilang kalo lo sibuk tapi lo mau dia ngajak elo? Gue rasa dia gak mau ganggu elo" ucap Debo mulai serius
"Tapi Deb... Auh ah kesel gue" jawab Ziza bete
"Susah banget punya ketos gak peka gini" guman Debo
Ziza memandang Debo sinis, "Maksud lo gak peka gimana?" Tanya Ziza
Debo menatapnya datar, "Tanya sama Allah gimana Za"
"What ever" Ziza memutarkan bola matanya, Debo pun meninggalkan meja ketosnya tiba-tiba dia teringat sesuatu lalu menoleh kembali kearah Ziza
"Kalo lo pengen buat Nathan deket lagi sama elo buat dia nyaman aja" saran Debo
Ziza terhenyuh, ia terdiam lalu tersenyum kecut, "I wish"
KAMU SEDANG MEMBACA
TGS [I]: You And Me
Teen FictionKamu dan aku. Kita selalu bersama dari kecil, tidak pernah terpisahkan walau badai menghalang. Dimana ada aku disitu ada kamu. Kita terkadang seperti kakak adik, tapi terkadang juga seperti kucing dan tikus atau lebih tepatnya jadi rival. Karena aku...