Chapter 1 - Calon Ketua Osis

326 12 0
                                    

Ziza menatap teman-temannya dengan muka horror. Ketiga temannya memandang Ziza dengan heran tetapi mereka melanjutkan makanan yang tertunda kecuali Ziza.

"Guys please. Jangan makan dulu deh. Ini penting banget" ucap Ziza yang menghela nafas, mereka bertiga menatap Ziza lagi dan salah satu temannya, Lia angkat bicara.

"Gue gak tahu apa yang mau elo ngomongi yah, yang jadi masalahnya gini. Kita berempat musti makan dulu okey? Gak enak kalo makan pas dingin"

"Tapi..." kata Ziza terpotong

"Kata Lia bener Za. Kita makan baru lo cerita apa masalahnya" sambung Fika, dengan terpaksa Ziza mulai makan baksonya diikuti dengan ketiga temannya.

Selesai makan Ziza mulai menatap temannya dengan muka serius. Ini hal jarang yang dilakukan seorang Azizah Nur Ramadhanti yang biasanya cuek, sangar, dan kalian tahu lah gimana. Tiara mempersilahkan Ziza menceritakan masalahnya dari A sampai Z, mereka menyimak kata-kata Ziza tanpa komentar karena setiap mereka bercerita begitu menyelesaikan cerita baru menanyakan atau memberi saran karena mereka berempat saat SMP sepakat bahwa memotong cerita itu tidak baik. Setelah Ziza selesai cerita ia menatap ketiga temannya itu, meminta saran

"Kalo lo mau menang, kita bergerak mulai dari sekarang" kata Lia meminum jus jeruknya

"Ya, soalnya pasti yang dipikiran Lia itu si Natha orangnya kan banyak fans" sambung Tiara, Lia hanya menggangguk

"Terus gue musti gimana? Ini tuh gila banget" jawab Ziza

"Lo gampang mah. Elo itu anak kesayangannya guru disini. Elo juara olimpiade, elo pinter, hmm trus yah itu lo sangar" celetuk Fika menjulurkan lidahnya, Ziza memutar bola matanya saat mendengarkan kata-kata Fika terakhir

"Eh tapi kan ketua osis kita dari tahu kemarin cowok mulu calonnya aja cowok terus" kata Tiara mengingatkan

"Kita ambil kelemahannya itu. Ketua osis disini gak pernah cewek makanya itu kita buat revolusi baru dengan cara Ziza yang memimpin. Toh latar belakang Ziza bagus-bagus, jarang ketua Osis dengan latar belakang bagus gak cuman modal tampang doang" ucap Lia, Fika terkekeh

"Maksud lo modal tampang doang Kak Pian Li?" Tanya Fika mulai mau ngakak

"Itu tahu, cowok sok cakep tapi otak dongkol sok mau jadi player" gidik Lia, sebenarnya Lia adalah salah satu korban modusan kak Pian

"Li, Nathan itu banyak fans loh. Siapa sih yang gak suka Nathan kecuali kita berempat, dia itu sosok cowok yang katanya baik, ramah trus romantic. Ikut ekskul futsal, sekarang di calonin jadi kapten futsal terus gue tahu sifat dia gimana" jawab Ziza

"Lo tenang aja selama ada gue" kata Lia tersenyum misterius yang di yakini kalo Ziza beneran jadi ketua Osis

----------

Ziza mengingat kata Lia tadi, lo sekarang daftar nama elo di ruang osis gue gak mau tahu harus sekarang biar gak kacau sisanya serahin sama gue lo cukup urus si Natha aja. Mau gak mau Ziza harus nurutin perintah Lia karena kalau Lia udah kayak gitu bearti rencana yang dia buat berhasil dan yang pasti kalau Ziza berhasil dia menang pertaruhan yang dia buat sama Nathan itu.

Sesampainya Ziza di ruangan Osis ia mengetuk pintu ruangan ini dan membukanya "Permisi" ucapnya saat ruang Osis rame karena masalah pencalonan ketua Osis yang baru serta anggotanya. Dan disitu sudah ada Nathan, well Nathan sudah bergerak dan dia mendapatkan point pertama.

"Ada apa Ziza mau daftar jadi anggota osis?" Tanya Ridho menatapnya heran

"Iya kak, mau daftar jadi ketua Osis kak" jawab Ziza tersenyum, diruangan itu sontak kaget kecuali Nathan yang pura-pura nulis dikertas

"Waw, baru kali ini ada seorang cewek yang jadi ketua osis" kata Ridho tepuk tangan lalu nyengir

"Ayok Ziza sini duduk isi formulirnya dulu"

Setelah Ziza mengisi formulir tersebut ia melihat sekeliling terlihat disana sangat sibuk. Apalagi kak Ridho yang sibuk melihat kertas-kertas. Nathan menyenggol tangan Ziza sontak membuat cewek itu menoleh heran dengan menaikan satu alisnya

"Pulang ntar lo sama gue yah?" Tanya Nathan berbisik

"Kenapa?" Tanya Ziza balik

"Bantuin cari kado buat mama" jawabnya nyengir, Ziza hanya menganggukan kepalanya pelan, Nathan tersenyum lalu mengacak rambut Ziza pelan. Ziza langsung memukul pundak Nathan pelan

"Hobi banget" desisnya, sang empuh hanya bisa tersenyum

----------

Nathan berjalan menuju kantin saat pelajaran jam ke 6, ia sedang bolos pelajarannya Pak Botak yaitu guru Biologi dia. Saat melewati kelas XI IPA 2 dia mengintip dari samping pintu melihat sahabat dari kecilnya itu sedang menyanyi. Sebuah senyum terukir dari wajah cowok itu ia pun bergegas meninggalkan ruangan kelas itu daripada ketahuan oleh bu Uci.

Sampai dikantin Nathan memesan semangkuk mie ayam dan es teh manis, setelah pesannya jadi dia mengeluarkan uang 10 ribuan tanpa meminta sisanya. Ia mencari meja yang sepi terlihat emang kantin sedang sepi tapi matanya terhenti pada sosok perempuan berkacamata yang sedang membaca sebuah buku dengan iseng Nathan duduk didepannya

"Hoy Li, baca buku aja lo" sahutnya, Lia hanya memandang Nathan datar

"Mana Aga Li? Masih jadi TKI di London dia?" kekeh Nathan yang mendapat jitakan dari Lia

"Ngayal lo, mana ada seorang Aga jadi TKI" jawab Lia melanjutkan bacaannya

"Kan kali aja Aga yang best gue waktu SMP jadi TKI" celetuk Nathan yang mulai memakan mie ayamnya, Lia menghela nafasnya lalu menutup novelnya itu

"Nat... Lo serius jadi ketua osis?" Tanya Lia serius, Nathan berhenti makan lalu minum es tehnya

"Gak" jawab Nathan pelan

"Jadi lo iseng nih?" Tanya Lia lagi

"Yup, tahu bener elo Li haha" tawa Nathan

"Gue tuh pengen Ziza jadi ketua Osis karena lo tahu sendiri otak tuh anak emang brilliant. Kali aja dia bisa buat pensi tahun ini sukses" sambung Nathan tersenyum

"Udah gue tebakkan. So, lo gak melalukan perlawanankan?"

"Enggaklah, gue aja udah bilang sama anak Osis buat ngebantu Ziza dan mereka setuju. Yah sekarang sih ngeyakini seluruh siswa ini kalau Ziza bisa jadi ketua Osis. Tapi gue yakin tanpa gue bilang lo pasti udah begerakkan buat ngebantuin Ziza" tebak Nathan

"Yayaya, otak lo sama kayak Aga tapi sayangnya Aga gak peka" kata Lia terkekeh saat menyebut nama Aga

"Hubungan sama Aga apa woy Li. Udah deh yang galau diem aja" jawab Nathan membully Lia

"Btw, taruhan lo bikin Ziza ketar-ketir masa. Dia mikir lo serius mau jadian sama dia" kata Lia meminum es tehnya si Nathan

"Kalo dia peka sih enak Li, lah ini gak peka sama sekali. Gue suka dia dari SMP sampe sekarang kita kenal udah lama toh dia nganggep gue cuman jadi rival dia aja. Susah nungguin dia peka" curhat Nathan

"Belom waktunya aja kali Nat, gue yakin ntaran dia sadar kalo dia gak bisa lepas dari lo. Asal lo yakin semuanya aman. Lagi pula Ziza gak ada gebetan"

Sejenak hening tak ada yang ingin dikatakan lagi oleh mereka berdua, sibuk dengan pikiran masing-masing sampai Nathan membuka suara lagi dan itu ia meminta Lia membantunya...

TGS [I]: You And MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang