Chapter 2 - Sebelum Pemilihan

169 11 0
                                    

Ziza menatap kertas didepannya dengan muka yang tidak bisa terbaca, dengan beberapa kali ia mengedipkan matanya. Merasa tidak percaya ia harus berbicara begitu didepan seluruh siswa Pelita Harapan.

"Gue harus bilang gini yah didepan semua orang?" Tanya Ziza melas kepada Lia yang sedang asik tiduran. Kali ini mereka berempat sedang berada dirumah Ziza untuk persiapan besok

"Iyalah" jawab Lia malas

"Ini gak gue banget" ucap Ziza menghempaskan tubuhnya dikasur

"Ya kan harus berperilaku dengan baik dan benar Ziz, gimana lo mau menang? Kalo gak mau yah udah lo jadian aja sama Nathan" timpal Fika memakan Pocky

"Ih ogah banget jadian sama Nathan Fik" jawab Ziza menutup mukanya dengan bantal, Fika cekikikan mendengar ucapan Ziza

"Kita dukung lo kok" kata Tiara tersenyum, Ziza hanya menghela nafas lalu memejamkan matanya

"Gue harus kuat ya Allah" gumannya

"Gak usah sok kuat deh" kata Fika

Ziza membuka matanya lalu kembali duduk tanpa hitungan detik ia mulai melepar bantal yang menutupi mukanya tadi. Batal tersebut tepat mengenai kepala Fika sampai membuat gadis itu terjungkal kebelakang, dengan geram Fika bangun lalu kembali melempar bantal itu kearah Ziza. Dengan cekatan Ziza menghindarinya tapi naasnya bantal itu mengenai kepala Lia yang sedang tiduran. Fika dan Ziza menelan ludah "mampus" batin mereka berdua.

Ziza langsung berdiri dari kasurnya lalu mendekati Fika yang sedang ketar-ketir. Lia duduk dengan mata terpejam dan mengambil bantal disebelahnya, ia perlahan membuka matanya dan menatap Ziza dan Fika bergantian. Dengan cepat Lia melempar bantal itu hingga mengenai Ziza, selanjutnya ia mengambil bantal lain untuk melempar Fika. Ngerasa akan dilempari bantal ia bersembunyi dibelakang Tiara

"Silahkan ngelempari gue. Tiara yang kena bukan gue" ucapnya yang sedang bersembunyi. Lia berdecak, saat melihat Ziza yang ingin mengambil ancang-ancang untuk melempar bantal kearahnya Lia mulai mengisyaratkan untuk melempar Fika dari belakang. Ziza langsung nurut dan melempari bantal itu mengenai punggung Fika, Fika menoleh kebelakang dan Tiara menjauhi Fika. Saat itulah bantal ditangan Lia sudah berada tepat dimuka Fika. Fika meremas bantal itu

"Sialan pada kalian semua! Masa nyerang gue sih. Sini lo" geram Fika. Siang itu terjadi lah perang bantal

----------

Saat mengantar Fika, Lia dan Tiara kedepan pintu, Ziza melihat Nathan yang sedang bermain basket di lapangan rumahnya. Ziza pun memakai sendalnya dan menyebrangi jalan untuk kerumah Nathan yang tepat didepan rumahnya

"Calon kapten futsal kok maen basket sih" ucap Ziza yang mengintip dari pagar Nathan, Nathan yang mengenali suara Ziza itu langsung menoleh nyengir

"Minggu depan ada tanding basket antar kelas" jawabnya melempar bola itu ke ring dan masuk, Ziza pun masuk dan berjalan pelan kearah Nathan

"Kok gue ga tahu Nat?" Tanya Ziza jongkok disebelah Nathan

"Masa Ketua Osis gak tahu berita sih?" Tanya Nathan balik ia pun duduk dilapangan itu

"Ih seriusan gue ga tahu" jawab Ziza

"Kuper lo ah" kata Nathan menepuk kepala Ziza, Ziza hanya manyun

"Osis gak nempelin brosur tuh di madding" bela Ziza

"Yailah Ziz, mereka sibuk kali. Kan Osis udah mau baru. Kelas 3 pasti lagi sibuk buat pemilihan besok. Lemot bener nih anak" kata Nathan memutar matanya

"Lemot gini sahabatnya siapa Nathan?" Tanya Ziza jengkel

"Sahabatnya Nathan dong!" seru Nathan merangkul Ziza, Ziza hanya terkekeh

"Yuk masuk. Kita buat pasta didalem. Laper" ajak Nathan, lalu mereka berdua berdiri dan memasuki rumah Nathan

Sampai di dapur Nathan mengambil sekotak pasta dan sausnya di dalam lemari sedangkan Ziza meletakkan panci yang sudah diisi air diatas kompor dan menghidupkan kompor. Setelah bagi tugas, mereka berdua sibuk dengan tugasnya masing-masing. Ziza yang masak dan Nathan yang menyiapkan piring dimeja makan dan merapikan meja makan. Setelah rapi ia mulai mendekati Ziza yang sedang melamun menatapi panci

"Hoy ngelamun nih anak. Masak yang bener" ucap Nathan menepuk pundak Ziza, Ziza langsung kaget dan menoleh

"Gak usah bikin kaget deh Nat" jawab Ziza dengan jengkel

"Masak yah masak, ngelamun yah ngelamun. Atau gue aja yang masaknya?" tawar Nathan, Ziza menimbang tawaran Nathan lalu menggangguk pelan. Ziza pun meninggalkan dapur dan duduk dimeja makan

Setelah siap Nathan meletakan pastanya di piring masing-masing, ia pun langsung duduk dan memakan pasta miliknya begitu pula dengan Ziza, mereka berdua makan dengan lahap. Setelah mereka makan, Ziza menyuci piring ia pun melihat jam yang tergantung diatas dinding sudah pukul setengah tujuh

"Nat, jamaah yuk" ajak Ziza setelah menyuci piring, Nathan pun berdiri. Mereka berdua pun langsung sholat jamaah.

---------

Nathan mengantar Ziza sampai kedepan rumah Ziza. Saat Ziza mau masuk gerakkannya terhenti, Ziza menatap lengannya yang sedang dicengkram oleh Nathan. Dengan muka bingung Ziza betanya "Ada apa Nat?" hening, akhirnya Nathan membuka mulutnya

"Lo gak usah mikir macem-macem. Lo pasti menang besok, percaya sama gue. Karena gue yakin lo bisa" Ziza hanya menatap Nathan dengan terpaku, Nathan hanya bisa tersenyum

"Masuk sana. Good night bebek" ucap Nathan mengelus puncak kepala Ziza, setelah itu ia meninggalkan Ziza yang diam.

TGS [I]: You And MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang