Prolog

1.3K 99 7
                                    

"Aku pulang," pemuda itu membanting pintu masuk. Wajahnya mendung, persis cuaca di luar rumahnya yang bagai istana itu.

"Kau sudah pulang," ucap ibu pemuda itu, yang tiba-tiba keluar dari dapur, tepat saat anaknya itu membanting pintu.

Pemuda itu hanya merengut, tak menanggapi sedikitpun ucapan ibunya. Ia pun masuk ke kamarnya dan memukul dinding kamarnya.

'Semuanya sama saja!' rutuknya dalam hati.

Pikiran pemuda itu melayang ke kejadian beberapa bulan terakhir. Gadis yang menjadi kekasihnya pergi meninggalkannya. Mungkin lebih tepat kalau pemuda itu yang memilih pergi. Kekasihnya itu ternyata hanya ingin memiliki kekayaan yang melimpah milik pemuda itu.
Kejadian itu berlanjut. Mantan kekasihnya kini sudah memiliki kekasih (korban) baru. Ia pun memilih jalur serupa, mencari gadis lain.

Sayangnya keberuntungan belum mau menyapa pemuda itu. Kejadian-kejadian yang sama terulang lagi. Alasannya karena harta, ketenaran, tampang, atau yang lainnya. Bahkan ada gadis yang sengaja menjadikannya kekasih simpanan. Selingkuhan.

Tak ada kah gadis yang benar-benar mencintainya? Tulus tanpa embel-embel harta atau apapun itu.

Tok! Tok! Tok!

"Masuk!" Pemuda itu berseru pelan. Ibunya muncul dari balik pintu dengan senyum yang merekah. Pemuda itu tak merspon. Hanya membuang mukanya dan mendengus pelan.
Sang ibu sudah duduk di samping anak tunggalnya itu. Tanpa memperdulikan ekspresi wajahnya.

"Pacarmu pergi lagi?" tanya ibunya.

"Aku yang pergi," pemuda itu menjawab pendek.

"Waeyo?"

Pemuda itu terdiam sejenak. "Dia menjadikanku selingkuhannya. Kalau saja aku tadi tidak memutuskannya, pasti aku sudah dihajar pacarnya itu," jelasnya. Ia pun kembali mendengus.

"Sudahlah," sang ibu kembali tersenyum. "Lupakan saja gadis itu. Sekarang kita makan malam. Ayahmu pasti sudah menunggu."

"Abeoji? Abeoji sudah pulang?"

"Ne. Untuk berbicara denganmu. Penting."

'Membicarakan sesuatu? Penting?' batin pemuda itu gusar. Ia ingin bertanya lebih jauh kepada ibunya. Tapi, ibunya pasti lebih memilih untuk tutup mulut dan akan mengalihkan pembicaraan.

Tanpa menunggu lama, ia sudah mengikuti langkah ibunya ke ruang makan.

Makan malam berjalan lancar. Sang ayah, yang katanya akan membicarakan sesuatu, hanya diam dan memilih untuk menghabiskan makanannya.

"Apa kau putus lagi dengan pacarmu?" ayah pemuda itu memulai pembicaraan setelah beberapa kali berdehem. Pemuda itu mengangguk tanpa memandang sedikitpun ke arah ayahnya.

"Dia pacarmu yang ke berapa? Apa kau tak serius dengan mereka?"

"Mereka yang tidak serius denganku, abeoji," jawab pemuda itu sebelum ayahnya sempat melontarkan pertanyaan lain. Ayahnya menggeleng seolah berkata 'itu bukan urusanku'.

"Perlu berapa gadis lagi yang harus kau kencani? Aku sudah malu mempunyai anak yang bukannya siap meneruskan bisnis ayahnya, tapi malah sibuk gonta-ganti pacar," pemuda itu menggerung kesal. "Atau kau harus kujodohkan dengan putri Tuan Jang, kolega bisnisku?"
Pemuda itu lantas tersedak begitu nama Tuan Jang disebut. Tak perlu disebut pun nama putri Tuan Jang yang muncul di kepalanya sudah cukup membuat ia pusing dan tidak nafsu makan.

"Andwae! Aku akan mencari gadis yang benar-benar tepat. Dan kalau aku menemukannya, abeoji harus menyetujui hubunganku dengannya," ucap pemuda itu sambil memukul meja.

Ayahnya terdiam sejenak. "Boleh juga. Abeoji pegang janjimu. Dan abeoji juga akan menyetujui gadis yang kau pilih. Kalau tidak, kau harus mau abeoji jodohkan dengan putri Tuan Jang," beliau menyodorkan tangannya dan dibalas oleh putranya.

"Setuju!"

Makan malam itu pun diakhiri dengan aura pertaruhan.

Antara ayah dengan putranya.

~^v^~

Annyeong~ Halo~
Bluisherlock imnida :D Cerita ini agak gak jelas ya? Ff ini bukan cerita yang pertama kali aku buat. Tapi, memang masih banyak typo & kekurangannya. Terima kasih untuk pembaca yang bersedia memberikan komentar (dan terima kasih banyak untuk yang mau memberikan vote #ngarep wkwk). Semoga bisa menikmati karyaku yang masih pemula ini. Gomawoyo~

Bluisherlock

Operational Date [B1A4 - FIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang