5 - Ok!

447 48 12
                                    

Hari-hari berlalu begitu cepat. Libur chuseok yang hanya beberapa hari sudah terlewati seminggu yang lalu. Dan di hari Minggu yang 'cerah' ini, aku harus menjalankan perintah dari Jin Young.

Aku memang sengaja menekankan pada kata cerah. Karena aku sebenarnya kesal kalau hari Minggu yang berharga bagiku malah harus aku habiskan bersama seorang Jung Jin Young.

"Ya, kau sudah siap, kan?" tanya Jin Young di telepon. Aku mendengus dan memilih pakaian yang akan aku kenakan.

"Belum. Wae?" aku balik bertanya dengan malas.

Setelah aku menemukan pakaian yang cocok, aku pun menyisir rambutku dan menguncir sebagian rambut yang ada di samping kepalaku ke belakang.

Setelah siap, aku mengambil ponselku -Jin Young sudah memutuskan panggilan karena aku mengacuhkannya- dan segera keluar dari kamarku. Kulihat pesan masuk dari Jin Young yang baru saja aku terima.

"Ppali!
-Jung Jin Young-"

Di depan gedung apartemenku, sebuah mobil sudah terparkir dan pengemudinya membunyikan klaksonnya. Sudah jelas itu Jin Young.

"Kau kan tidak terburu-buru. Kenapa kau malah menyuruhku untuk segera menemuimu?" aku membuka pintu dan langsung bertanya dengan kesal.

"Ya... kau bahkan tidak mengucapkan salam padaku," omel Jin Young kesal. "Aku rela menempuh jarak dari rumahku hanya untuk menjemputmu. Dan malah omelan yang aku terima."

"Arraseo arasseo. Annyeonghaseyo, Jung Jin Young-nim," ucapku agak terpaksa, dengan penekanan pada sebutan 'nim'.

Jin Young memajukan mulutnya dan menyuruhku untuk segera duduk. Tanpa banyak bicara, aku pun duduk di kursi yang ada di samping kursi supir.

"Hm, mwo?" tanyaku tepat saat Jin Young membuka mulutnya. Ia pun mendengus dan kembali memalingkan wajahnya.

Suasana canggung -yang seperti biasanya- menyelimuti kami berdua. Jin Young menyalakan mp3 player di mobilnya untuk mengurangi kecanggungan di antara kami. Aku, yang memang sulit untuk memulai percakapan, bergumam mengikuti lagu yang diputar Jin Young.

Sesaat kemudian, Jin Young mematikan mp3 player-nya. Membuatku menoleh ke arahnya dan melemparkan pandangan kaget.

"Ya!" seruku kesal.

Jin Young mengacuhkanku dan bertindak seolah-olah tidak terjadi apapun.

"Ayo kita main 'truth or dare'," ajaknya, setelah aku mendapatinya melirik ke arahku. "Kau tau permainan itu kan?" aku mengangguk.

"Lalu?" aku balik bertanya.

Jin Young tampak berpikir sejenak, lalu menjentikkan jarinya. "Ah, begini saja. Aku bernyanyi, lalu setelah aku berhenti, kau melanjutkan lirik lagu tadi. Kalau saat giliranmu kau lupa atau tidak tau liriknya, kau harus memilih antara truth atau dare. Begitu pula sebaliknya," jelasnya panjang lebar. Aku berpikir sejenak, lalu mengangguk setuju.

Lagu yang kupilih untuk memulai babak pertama adalah lagu berjudul 'Ring Ding Dong' milik SHINee. Lagu ini sangat populer. Jadi Jin Young pasti mengetahui lagu ini.

"We wanna go rocka rocka rocka rocka rocka rocka rock-"

"Ei, kau salah!" seruku senang. Jin Young, yang merasa tidak menyanyikan lirik yang salah, menyangkal ucapanku.

"Kau mengucapkan bagian 'rocka' 6 kali. Seharusnya 5 kali," ucapku membela diri. Aku bahkan menyuruh Jin Young untuk berhenti sejenak di pinggir jalan untuk menunjukkan lirik lagu 'Ring Ding Dong' yang ada di internet.

Operational Date [B1A4 - FIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang