6 - 3 in 1

395 47 8
                                    

Sampai tanggal 16, Jin Young tidak pernah menghubungiku maupun menjemputku ke sekolah. Setidaknya hal itu merupakan berita bagus karena aku -untuk sementara waktu- tidak akan diganggu oleh manusia bernama Jung Jin Young yang suka seenaknya sendiri. Dan alasan lainnya, aku tidak perlu berpura-pura cuek atau marah untuk memperingati ulang tahunnya.

"Oh, oppa sudah datang?" aku mendapati mobil chevrolet hitam milik Sandeul-oppa yang terbuka salah satu jendelanya.

"Sebenarnya aku sudah datang dari tadi. Aku gak tau kamu pulang jam berapa," Sandeul-oppa menggaruk-garuk kepalanya dan mempersilahkanku untuk masuk. Kulihat Sandeul-oppa membangunkan Baro-oppa yang tertidur di kursi belakang.

"Ireona! Bangun pemalas," ucap Sandeul-oppa sambil memukul lengan Baro-oppa berulang kali.

"Oh, ini di mana? Surga?" Baro-oppa ngelantur sambil merapikan rambutnya. Sandeul-oppa pun menghadiahkan jitakan di kepala Baro-oppa.

"Ya, Cha Soon Woo! Cepat pindah ke bangku depan atau kau kutinggal di sini," Baro-oppa, yang mulai separuh sadar, pun menuruti perintah Sandeul-oppa dan mempersilahkanku untuk masuk.

Setelah aku dipersilahkan pulang untuk mengganti pakaian, Sandeul-oppa kembali menyetir mobilnya. Kali ini arahnya bukan ke rumah Jin Young.

"Nah, kita sudah sampai," ucap Baro-oppa yang sudah sadar.

Aku pun mengikuti langkah Sandeul-oppa dan Baro-oppa yang memasuki gedung COEX Mall. Rupanya mereka memasuki salah satu di antara butik yang berjejeran.

"Annyeong hyungdeul, annyeong Ji Yeon-ah," sapa Gong Chan-oppa ramah. Baro-oppa dan Sandeul-oppa membalas sapaan itu dengan ramah, begitu pula denganku.

Ngomong-ngomong, tempat ini tidak asing. Sepertinya aku pernah ke sini.

"Ji Yeon-ah, kau pernah ke sini kan? Jin Young-hyung yang cerita," ucap Gong Chan-oppa menyadarkanku yang melamun.

"Oh, iya," ucapku terbata-bata.

Gong Chan-oppa tersenyum. "Kau belum menyiapkan hadiah untuk Jin Young-hyung, kan?" aku mengangguk. "Kau pilih saja beberapa pakaian di sini. Tenang saja, semuanya gratis," lanjutnya.

"Gratis?" tanyaku tidak percaya.

"Ah, kukira semua yeoja akan menyukai barang gratis," ucap Gong Chan-oppa dengan nada sedih yang dibuat-buat, sehingga malah membuatnya tampak lucu.

Sebelum aku sempat membalas ucapan Gong Chan-oppa, terdengar suara teriakan Baro-oppa dari sudut ruangan. "Tenang saja! Dia yang punya butik ini," terdengar juga suara tawa yang menyertai teriakan Baro-oppa.

Akhirnya aku memilih hoodie berwarna campuran biru dan hitam serta sepasang sepatu sneakers berwarna merah. Sebenarnya aku tidak tau mau memilih apa, tapi Gong Chan-oppa yang membantuku untuk memilihkannya.

Kado untuk Jin Young sudah siap -penjaga toko ini berbaik hati membungkusnya- dan kami berlima pun berangkat ke rumah Jin Young. Di sepanjang perjalanan, Baro-oppa dan Sandeul-oppa meramaikan suasana dengan bernyanyi. Gong Chan-oppa sesekali ikut bernyanyi dan menjahili hyungdeul-nya, sedangkan CNU-oppa tampak tenang karena kini ia yang menyetir.

Setelah sampai, Baro-oppa dan CNU-oppa menurunkan kue yang tadi mereka beli saat aku sedang memilih kado untuk Jin Young. Kami pun masuk ke dalam rumah Jin Young dan memberi salam pada ibu Jin Young yang ada di ruang tamu. Beliau tampak senang melihatku -meskipun beliau juga tak kalah senang saat melihat teman-teman Jin Young- dan memberi tau kami bahwa Jin Young ada di 'ruangan'nya.

Operational Date [B1A4 - FIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang