Bab Empat (Tak Biasa)Hari yang dinantikan Jongwoon pun tiba, ia sudah sangat terlihat tampan dengan kemeja putih dan celana bahan berwarna hitam. Song ahjuma sudah menyiapkan jas hitam di tangannya.
"Sini tuan muda, saya pakaikan." wanita itu menghampiri Jongwoon yang berdiri di depan cermin.
"Tidak usah, aku bisa sendiri."
"Saya tahu, tapi saya ingin memakaikannya." bibi Song membuka dan melebarkan jas itu, mempermudah Jongwoon memakainya.
Jongwoon menyambar jas yang ada di tangan ahjuma dan memakainya sendiri.
"Dasar anak nakal." Jongwoon tersenyum simpul mendengar gerutuan ahjuma. Ia tahu Ahjuma yang merawatnya sedari kecil itu sangat menyayanginya, meskipun Jongwoon kecil selalu marah padanya. Juga, terkadang terkena lemparan mainan yang ada ditangan anak lelaki itu.
"Tuan muda, jadilah suami yang baik, jaga nona Choi dengan baik." ucap ahjuma sambil memandang pantulan Jongwoon di cermin. "Apa mulai saat ini aku memanggilnya Nyonya?" Ia sedikit bergumam.
"Ingat pesan tuan besar, laki-laki yang sukses dan bahagia adalah laki-laki yang menghormati dan menyayangi ibu dan istrinya." Ahjuma mulai terisak.
"Aku akan selalu mengingatnya," Jongwoon menyeka air mata di pipi yang mulai keriput itu. "Ahjuma juga akan menjaga kami dengan baik bukan?" Jongwoon merengkuh wanita itu ke dalam pelukannya. Ahjuma Song pun mengangguk di dada Jongwoon.
"Setelah hari ini, rumah ini akan ada penghuni baru. Ahjuma jangan khawatir aku menyukai gadis itu." Jongwoon melepas pelukannya, lalu sedikit membungkukkan badannya sebelum Ia keluar dari kamar itu.
"Semoga saja, semoga gadis itu juga menyukai mu." Song ahjuma menarik napas dalam menatap punggung Jongwoon.
* * *
"Kau sangat cantik, iya 'kan Bibi?" kagum Eunra saat menghampiri Eunsub dan Yunhee di kamar tamu rumah Jongwoon. Semua disiapkan di rumah megah itu.
"Tentu saja uri Eun-ee sangat cantik." sahut Yunhee. Eunsub hanya diam dan menatap tangannya yang cantik dengan cat kuku warna pink natural. Ia tak tahu apa yang di rasakannya saat ini.
"Yeobo, acaranya akan segera di mulai," Daehan menyembul dari daun pintu. "Sudah siap, sayang?" sang ayah beralih pada putrinya.
"Iya appa." Eunsub menyeret langkahnya diikuti Eunra dan Yunhee.
Eunra menggenggam tangan Eunsub dengan kuat, seakan takut Eunsub akan ambruk jika dia tak memegang tangannya. Eunsub melirik Eunra yang selalu menggenggam tanganya itu, dan terlihatlah mata bulat Eunsub berkabut, Eunra pun menggeleng.
"Fighting."
Eunra menggerakkan bibirnya tanpa suara, ia tersenyum getir.
* * *
Acara yang digelar sederhana itu pun telah usai, sore itu begitu dingin. Desember benar-benar hari yang putih, seputih salju dan gaun yang Eunsub pakai saat pemberkatan.
"Eunsub-ah aku pulang ya, mumpung masih sore, aku takut kemalaman sampai di rumah."
"Jangan, aku mohon, terus aku bagaimana?" Eunra terkikik melihat rajukan Eunsub. Sebenarnya ia tahu temannya takut jika tinggal di rumah asing ini, tapi mau bagaimana lagi.
"Jangan konyol, kau itu sudah menikah dan tidak mungkin aku menemanimu, eoh?"
Eunsub menghembuskan napasnya cepat, ia sudah lelah menangis sewaktu pernikahan telah usai tadi diam-diam ia menangis di kamar mandi sambil melepas gaun putihnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tak Biasa
FanfictionTentang seorang gadis remaja yang terpaksa memutuskan menikah diusia yang masih sangat muda dengan pria yang tak ia kenal dengan baik.