5. Kenyataan pahit

73 5 0
                                    


Bab Lima (Tak Biasa)

   Kyuhyun ingin melindungi gadis itu, ia tak ingin melihat Eunsub dalam keadaan kacau seperti ini.
Tak disangka, Jongwoon menyaksikan adegan itu, ia menggeram dan mengepalkan tangannya kuat hingga buku-buku jarinya memutih.

Jongwoon turun dari tangga dan menuju mobilnya, lalu ia menstater mobilnya dan menginjak pedal gas. Ia membanting ponsel yang ternyata itu milik Eunsub, tadi pagi tertinggal di dalam mobilnya, ia kembali ke flat Eunra bermaksud untuk memberikan ponsel itu, tapi apa yang ia lihat barusan, itu menegaskan keraguan hatinya selama ini.

Ia menyewa seorang informan dan semua kegiatan Eunsub ia harus tahu, pikirnya. Semua kegiatan di sekolah, di rumah Eunra, dengan siapa istrinya bergaul, termasuk informasi tentang kedekatan istrinya dengan Kyuhyun. Tapi ia tepis saat melihat Eunra dengan Kyuhyun turun dari flat dengan mesra, menurutnya.

Jadi ia mengira informannya yang salah sangka. Tapi kini semua laporan orang-nya terbukti, Eunsub menjalin hubungan dengan Kyuhyun.

Ia membanting setir dan berteriak sambil memukul mukulkan tangannya pada kemudi yang tak bersalah.

"Brengs*k, ashh sial!" umpatnya tanpa henti. Rem dadakan pun terjadi.

Tesss. .

Cairan bening itu pun meluncur tanpa komando. Jongwoon mengusapnya kasar.

"Abeoji, apa harus sesakit ini?" ia meremas kuat kemudi lalu ia merebahkan badannya pada sandaran kursi, ia memijat pelipisnya dan isakan pun keluar dari mulutnya. Mata sipitnya menatap nanar jalanan yang mulai lengang, karena ini jam kerja.

Jongwoon menekan rasa sakitnya, ia sadar Eunsub menikah dengannya karena terpaksa. Lain hal dengannya yang memang menyukai gadis itu sejak Eunsub masuk High School.

* * flashback * *

Waktu itu ia dengan mendiang ayahnya memantau kegiatan semua siswa di sekolah tersebut, sang ayah lah yang mendirikan sekolah itu karena kecintaannya pada pendidikan.

Ia melihat seorang gadis remaja yang baru turun dari mobil silver dengan senyum ceria. Saat itu ia menepis rasa sukanya karena dia merasa mustahil. Tidak mungkin ia menyukai gadis dibawah umur. Jongwoon berusia 32 tahun, lagipula saat itu ia masih menjalin hubungan dengan seseorang, sekertaris sang ayah.

Tapi seiring waktu ia melihat gadis itu lebih sering, karena ada kerja sama sang ayah dengan ayah Eunsub, Jongwoon sering mencuri waktu untuk sekedar melihat gadis itu.

Hingga suatu hari ia berpisah dengan kekasihnya dengan alasan sang kekasih jengah, merasa tak diperhatikan, tak dianggap. Jongwoon lebih pokus pada pekerjaan dari pada kekasihnya. Sang kekasih meminta lebih waktu untuk mereka, tapi Jongwoon semakin tak ada waktu dengannya.

"Jongwoon-ah."

"Nde Abeoji (iya, Ayah)." Jongwoon tersenyum kikuk, ia ketahuan sedang memperhatikan gadis yang berada di dalam ayunan sedang memainkan gelembung.

"Pantas saja kau kupanggil tidak menyahut, ada pemandangan bagus ternyata." tuan Kim terkekeh sambil menutup pintu mobil, lalu ia memakai seatbelt dan menatap putranya.

"Kajja (ayo), urusanku dengan tuan Choi sudah selesai. Apa kau mau turun dan menyapa mereka dan juga putrinya?" tuan Kim menggoda putranya. Jongwoon tersipu.

"Jongee-ya kalau kau menyukainya cepat lah lamar dia"

"Ah, Abeoji, bicara apa!" Jongwoon melirik ayahnya sekilas lalu melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.

"Cukup, kau membodohi dirimu sendiri." Kim Sungchul menyentuh tangan putranya yang berada di atas kemudi.

"Kau tidak mau menyesal bukan?" Jongwoon hening.

Tak BiasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang