HARI YANG DIKHAWATIKAN TIBA

3.7K 558 25
                                    

Pagi ini keluarga Kevin dan keluarga Sudradjat terlihat berkumpul di salah satu ruang yang ada di rumah utama keluarga Sudradjat. Tampak Mila dan Kevin telah rapi. Mila mengenakan kebaya merah maroon modern tertutup dengan toga begitupun Kevin dengan setelan jas hitam kemeja putih dasi merah maroon dibalut dengan blezer hitam. Terlihat pasangan ini sangat serasi. Hari ini adalah acara wisuda untuk Ali, Kevin dan Mila. Sudah dua hari yang lalu Ali tinggal bersama dengan keluarganya di penginapan yang mereka sewa. Keluarga Ali dari Tanah Karo datang untuk menghadiri acara wisuda.

"Dek, kamu kenapa? Ada yang kamu pikirkan?" tanya Mila saat melihat Prilly duduk di sofa ruang tengah dan terlihat sedang memikirkan sesuatu.

"Kak, aku takut pasti nanti di sana akan bertemu keluarga Ali," suara Prilly terlihat cemas dan dia meremas-remas tangannya sendiri.

Prilly merasa gugup dan dia bingung, harus bagaimana nanti saat bertemu dengan keluarga Ali?

"Kamu percaya sama Ali kan? Kalau kalian saling mencintai, kalian harus bisa melewatinya bersama. Kakak selalu mendukung, untuk kebahagiaan dan kebaikanmu Sayang." Mila memeluk Prilly, menyalurkan kekuatan dan menenangkan untuk hati adiknya.

"Makasih ya kak, aku akan berusaha kuat dan tegar menghadapi ujian yang akan datang, malah sudah ada di depan mata sekarang ini," ujar Prilly masih di dalam pelukan Mila. Mila menyeka air mata Prilly dengan tangannya.

"Hey, adik kakak sudah dandan cantik kayak begini masa iya nangis sih? Memangnya kamu mau malu-maluin kakakmu yang cantik ini, nanti di kampus?" Mila meregangkan pelukannya dan mencoba menghibur Prilly.

"Iya maaf, nhgaklah Kakak. Aku bangga punya kakak yang pinter, cantik dan baik hati kaya ibu peri ini. Apalagi sekarang udah jadi alumni UGM. Aduhhhh ... jadi makin sayang," puji Prilly yang kembali memeluk Mila.

Saat Prilly dan Mila saling memuji, suara dari ruang tengah menghampiri.

"Ehhh ... ehhh ... ehhh, anak Mama kenapa masih pada di sini? Ayo kita berangkat! Sudah pada nungguin di depan." Ternyata suara itu milik Azkia yang datang menghapiri kedua putrinya saat mereka masih berpelukan.

"Iya Mama kita yang cantik," jawab mereka bersamaan dan beranjak dari duduk ,lalu berjalan beriringan dengan Azkia ke luar rumah.

***

Suasana di salah satu ruang yang ada di gedung UGM terlihat ramai. Acara demi acara telah di selenggarakan dengan baik dan sukses. Saat semua para mahasiswa ke luar dan berkumpul bersama dengan keluarganya masing-masing di halaman luas UGM, mata Prilly mencari-cari seseorang yang ia cinta.
Saat ia sedang sibuk menyapu sekelilingnya, tiba-tiba terdengar suara berat dari arah belakang.

"Cari siapa Sayang?" Prilly membalikan badan melihat orang yang bertanya kepadanya.

"Ehhh Papa, cari Ali. Prilly belum melihatnya sejak tadi." Ternyata yang tadi memanggil Prilly adalah Reza, papa Prilly.

"Kamu yang sabar ya sayang. Anak Papa pasti bisa melewati semuanya. Pupuklah kesabaran dan kepercayaan antara kamu dan Ali. Jika Allah menghendaki kalian bersatu, Insya Allah semua akan terlewati." Reza mengelus kepala Prilly penuh kasih sayang.

Saat Prilly sedang berbicara dengan Reza, mata Prilly tertuju pada sepasang manusia, seorang pria dengan setelan jas hitamnya, kemeja putih berdasi biru tua. Terlihat juga seorang watina melingkarkan tangannya kelengan pria itu. Dengan dress selutut berwarna biru muda. Terlihat tinggi, cantik dan rambut pirang sebahu bergelombang. Tiba-tiba mata Prilly terasa panas dan buliran air mata jatuh berlomba-lomba di pipi chubby-nya. Reza yang mengikuti arah pandang Prilly melihat Ali sedang mengobrol dengan segerombolan orang-orang. Tampak laki-laki dan wanita paruh baya, wanita yang sedang hamil bergelayut di lengan seorang pria, dan seorang wanita lagi menggandeng lengan tangan Ali.

KAROJA [KARO-JAWA] (Komplit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang