Ali menggenggam erat tangan Prilly di depan pintu yang cukup lebar. Rasa takut melanda perasaan Prilly saat ini. Ali yang menyadari ketakutan istrinya, mengeratkan genggaman tangannya.
"Kamu takut?" tanya Ali menatap teduh wajah cantik wanita yang kini sudah resmi menjadi istrinya secara agama dan negara.
"Sedikit," jawab Prilly menunduk.
"Jangan takut ya? Kita hadapi bersama, ada aku yang akan selalu melindungi kamu," ujar Ali menenangkan hati Prilly.
Ali melangkah masuk ke dalam rumah orangtuanya yang berada di Karo. Dengan langkah mantap dan pasti, Ali menggandeng tangan Prilly. Suasana rumah yang hening dan sepi membuat Ali langsung masuk ke dalam mencari penghuninya, ternyata semua keluarganya berkumpul di ruang tengah. Ali mendekati mereka yang sudah memasang wajah tak sedap di pandang, apalagi wajah Wibowo yang sudah mengeras menatap Ali tajam.
"Pulang juga kamu, Li?" tanya Rosefa sinis dan ketus, tanpa melihat Ali dan Prilly yang berdiri di depan mereka semua.
"Iya Ma, Ali pulang untuk memperkenalkan istri Ali," jujur Ali tidak lagi membuat terkejut semua orang yang ada di ruang itu.
"Tidak perlu! Kami sudah mendengar kabar itu dan kamu terlalu berani mengambil keputusan yang sangat penting dalam hidupmu!" Caci maki Wibowo berdiri menatap Ali tajam, dengan rahang yang mengeras.
"Dari dulu Ali hanya mencintai Prilly. Hanya dia yang Ali mau, Pa?!" bantah Ali, lengan kanannya di tahan Prilly agar emosinya tidak meledak-ledak.
Ali tampak menghela napas dalam, lalu mengusap tangan Prilly lembut yang melingkar di lengannya.
"Sudahlah, kalian jangan ribut lagi. Percuma juga di perdebatkan, karena Miciel juga sudah menikah di Jawa," sentak Kaiya membuat mata Wibowo dan Rosefa terbelalak menatapnya yang sedang duduk di sebelah Cemal.
"Apa maksud ucapanmu tadi Kaiya?" tanya Rosefa merasa kecewa dengan ucapan putrinya tadi.
"Iya Ma, Miciel sudah menikah dengan kekasihnya yang juga orang Jawa. Kita tidak bisa berbuat apa-apa lagi, jika mereka sudah memiliki pilihannya sendiri-sendiri," jelas Kaiya menatap mama dan papanya bergantian. Wibowo dan Rosefa terdiam, mereka saling berpandangan.
Sekuat apa pun seseorang memisahkan cinta, jika Tuhan sudah berkehendak berjodoh, tidak akan ada seorang pun dapat memisahkannya, kecuali dari tangan Tuhan sendiri.
Wibowo pun kembali duduk dan memijat kepalanya yang seketika pening. Dia tampak sedang berpikir keras. Suasana di ruangan itu menjadi hening, Prilly menunduk, sedikit takut setelah menyapu pandangannya ke arah seluruh anggota Ali. Cemal, tersenyum puas, Ali telah menepati janjinya.
"Duduk kalian! kita pikirkan kelanjutan acara adat penyematan beru untuk istrimu, Li," perintah Wibowo membuat Ali terkejut tak percaya akan semudah ini jalannya membawa masuk Prilly ke dalam keluarganya.
Mengapa itu terjadi setelah dia nekat menikahi Prilly? Sekarang dan kemarin, sebenarnya sama saja. Mungkin karena memang Tuhan sudah mengatur jalannya harus seperti itu dulu.
"Papa serius?" tanya Ali memastikan, padahal di dalam hatinya sudah antusias dan sangat bahagia.
Wibowo mengangguk, jika sudah begitu, Rosefa tidak bisa lagi membantah keputusan Wibowo. Meskipun di dalam hati kecilnya merasa kecewa dengan sikap Miciel yang selama ini dia puji dan harapkan. Namun bagaimanapun dia sekarang, harus bisa menerima Prilly sebagai menantunya, karena Ali sudah menikahinya.
"iya! Duduklah!" titah Wibowo kembali meminta mereka duduk.
Ali pun mengajak Prilly duduk di sofa panjang, berhadapan dengan Wibowo dan Rosefi. Debaran jantung Prilly tak karuan, dia sebenarnya masih belum yakin, jika sekarang ini dirinya dan Ali duduk menghadap orang yang jelas-jelas menentang hubungan mereka dulu.
![](https://img.wattpad.com/cover/49269806-288-k248121.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
KAROJA [KARO-JAWA] (Komplit)
Hayran KurguMaaf cerita ini hanya fiktif. Jika ada kesamaan nama, tempat dan cerita bukan hal kesengajaan. Mohon kebijakan dan kedewasaannya saat membaca. ................................. Bagaimanakah perjuangan cinta dua pemuda di negeri tercinta kita Indones...