#2

1K 10 2
                                    

BELLA POV

          Setidaknya masih ada yang mau berteman denganku, café ini berisi orang-orang kaya dan pelayan sombong, tapi Josh tidak termasuk kategori itu, Aku masih sibuk mencuci piring seperti biasa ditemani Josh, aku heran dengannya yag daritadi membantuku menggunakan seragam chef, bukankah tugas dia memasak?

          "hei, berhenti membantu pekerjaanku, kau seharusnya membantu mereka masak. bukan cuci piring." gerutuku, yang bikin aku kesal dia hanya terkekeh dan melanjutkan mengelap piring,              "aku hari ini tidak mau memasak, biasanya aku mengerjakan hal apapun sesuai keinginanku, lagian kan aneh kalau aku menuruti perintah boss" hehh? aneh darimana menuruti perintah atasan? itu kan memang harus dituruti. "eh, dimana-mana itu kita sebagai rakyat kecil harus menuruti atasan, yang gaji kita itu mereka, enough. terserah apa maumu, yang pasti jangan bawa-bawa namaku kalau kau terkena masalah, by the way kamu lulusan SMA mana?" Tanyaku sambil sesekali melirik Josh yang masih sok sibuk mengeringkan cucian yang sudah aku basuh. "aku? aku kuliah sambil kerja Part Time disini" dia berhenti melakukan aktivitasnya, sedangkan aku hanya bisa manggut-manggut, jarang sekali ada mahasiswa yang mau bekerja sambil kuliah, kecuali kalau kondisi ekonominya kurang memungkinkan dan memang satu-satunya cara hanya dia harus kerja untuk melanjutkan pendidikan.                              "wow.. cool, jarang ada mahasiswa yang ingin kerja part time sebagai chef, biasanya mereka juga lebih memilih jadi pelayan." jawabku terkagum-kagum. "hahaha... hobbyku adalah memasak, jadi itu alasan aku menjadi handsome chef.." dia mengucapkan kata terakhir sambil mengedipkan mata padaku, aku tertawa lepas saat  mendengar kalimat narsisnya, dan akhirnya selesai sudah pekerjaanku bagian mencuci piring.

          "ada yang bisa aku bantu lagi tidak?" Tanya Josh sambil merangkul pundakku, hal biasa namun cukup membuatku tersentak kaget, "eh.. emm.... tidak ada, kamu kembali masak aja, aku akan mengantar beberapa pesanan, tugasku hanya mencuci piring dan mengantar pesanan, itu aja kok..." aku menjelaskan dengan lancar namun juga grogi, aishh.... lepaskan tanganmu, itu membuatku tidak nyaman.... batinku. "oh... okay, just call me if you need something.." untung dia tidak melihat pipiku, apa pipiku merah dan dia melihat namun pura-pura tidak lihat? dengan cepat aku mengambil kaca disaku dan mengarahkan pada mukaku, damn it, merah banget...                                                                         "hey, what you doing? kita mempunyai banyak costumer hari ini, ayo kerja!" seseorang menepuk pundakku dengan keras, saat aku menengok ada seorang perempuan cantik dan aku bingung memanggilnya apa, saat aku melirik name tag yang menempel dibaju seragamnya "umm sorry Casey, aku akan mengantar pesanan sekarang, sebelumnya salam kenal, aku Bella Mahira, cukup panggil aku Bella.." aku memperkenalkan diri dengan sopan, bagaimanapun juga dia adalah seniorku di café ini. "hai Bella, aku  Casey Maniscalco, panggil saja aku Casey, ayo kesana, kita bisa saling mengenal nanti setelah jam 4, banyak pelanggan kelaparan yang sedang menunggu makanan..." jawabnya sambil tersenyum ramah, well, sepertinya tidak semua pelayan disini sombong-sombong.

          "hey gadis manis yang mengenakan blue jacket, flat shoes, and blue jean, mau pulang bareng tidak?" aku sontak menoleh kebelakang, setelah aku  mengetahui siapa orang itu, aku langsung tersenyum lebar "tidak usah, rumahku dekat dari sini, lagian kan aneh kalau manager pulang bareng waitress.." ledekku sambil menepuk pundaknya pelan, "oh, bilang aja kalau kamu gak mau pulang bareng aku..." eh, kenapa jadi dia yang sok sedih? harusnya kan aku, "ih, gak kok, aku cuma takut aja nanti pada salah sangka, ini masih di area café loh, kalo mau di parkiran aja." jawabku ragu, namun belum sempat dia menjawab, matanya fokus menatap satu titik yang aku tidak tau itu siapa karena objek tersebut dibelakangku,

Love or HurtWhere stories live. Discover now