#10 Badly ever after

739 12 3
                                    

Ira masih terlihat kaget setelah mendengar pengakuan terpendam dari Deon, ada rasa sesak disana.. Didalam hatinya.

Mengapa saat dia belajar untuk melepas sahabatnya, dia malah mendengar kalimat itu? Terbesit sebuah ide konyol di otaknya, dia berfikir bagaimana jika dia membatalkan operasi lalu kembali kepada Deon, mengaku bahwa dirinya masih hidup dan mengaku bahwa dia juga mencintai Deon.

TIDAK!

Dia tidak boleh melakukan itu, cinta tidak harus memiliki, dan ada pepatah yang mengatakan kalau cinta itu butuh pengorbanan.

Ya, dia harus rela pergi setelah berkorban, pergi meninggalkan negara asal beserta orang yang dicintainya. Dia harus rela. Lagi-lagi air mata itu mendesak untuk keluar, Ira membiarkannya turun, membawa seluruh rasa sedih bahkan sesak di dada.

"Bell..... Ira, maksudku Ira, apa kau baik-baik saja?" Josh menatap Ira dengan prihatin, sedangkan gadis itu hanya menggeleng pelan, bibirnya membentuk seulas senyum kecil, mulutnya seperti berkata 'tidak apa-apa', namun tidak dengan sorot mata bulat itu. "Jangan memaksakan semua ini, berhenti membohongi diri sendiri, berhenti berpura-pura kalau kau tidak apa-apa, kelak kau akan sadar kalau bukan hanya kau yang tersakiti..." Gumam Josh,

"Sudah, aku tidak ingin membahas ini, tolong hargai keputusanku..." Ira berkata dengan lelah, hari ini terlalu banyak hal yang dia lakukan, dari batin hingga jiwa yang menguras tenaga. Sedangkan Josh, dia hanya menghela napas panjang, dia harus menyiapkan tenaga untuk besok pagi, tenaga untuk membujuk Ira membatalkan niatnya yang entah hasilnya akan berhasil atau tidak.

"Apakah kau sudah lelah?" Josh mencoba mengalihkan pembicaraan,

"Ya. Aku sangat lelah, aku akan segera ke kamar, tolong jaga Deon... Goodnight..." Ira berjalan ke lorong Utara, dia sengaja tidak menengok ke belakang. Gadis itu bisa merasakan Josh sedang menatap dirinya dengan tatapan yang sulit di artikan.

Bila sudah tak mungkin

Hasrat cinta menyatu

Walau rasa itu masih ada

Bahkan tlah jadi bagian dalam hidupku...

Jangan coba tanyakan

Ketulusan cinta itu

Hanya engkaulah satu harapan

Dan juga satu tujuan dalam hidupku, kasih...

Biarlah cintaku melayang jauh

Akan ku ceritakan pada dunia

Rasa cinta yang ada...

(Yana Julio - Hasrat Cinta)

*****

Sinar matahari masuk kedalam ruangan Ira dirawat melalui celah gorden yang tertutup, gadis itu tengah menatap dinding kokoh dengan tatapan kosong, dia sedang memutar memori otaknya ke masa lampau, masa dulu yang dilewatinya penuh rasa bahagia meski tanpa sepasang orang tua. Terkadang dia memang sedih tanpa alasan. Mungkin inilah puncak kesedihannya, mulai sekarang, tidak ada lagi Bella. Hanya ada Ira...

Ira turun dari ranjangnya, dia berjalan ke arah kamar mandi dengan langkah pelan. Suara decitan pintu terdengar oleh telinganya, tatapan gadis itu terpaku pada sebuah gelas disamping washtafel, disana ada gunting yang terlihat tajam dan sangat berkilau akibat terkena pantulan cahaya lampu.

Tangan mungilnya mengambil benda tersebut, dia menatap gunting itu.

Goodbye...

Seikat rambut tebal jatuh ke ubin, beruntung gunting yang digenggamannya tidak mengenai leher, dia tersenyum datar saat melihat cermin, lalu gadis itu melirik rambut panjangnya yang kini sudah berubah jadi sebahu, Ira meletakkan gunting itu kembali ke tempatnya, dia berjalan keluar dan menutup pintu kamar mandi, gadis itu kembali ke ranjangnya, menarik selimut sampai sebatas dada dengan sebelah tangan.

*****

Mulut Josh ternganga lebar saat memasuki kamar Ira. Disana, terbaring seorang gadis yang jelas dia kenal, namun tidak dengan penampilannya, Ira yang sekarang tengah tertidur pulas sudah berubah total dengan rambut pendek barunya. "Hi Josh... Kenapa kau berdiri disitu?" Ira terbangun saat mendengar suara pintu yang dibuka, itulah kebiasaan yang mirip dengan Deon, mereka akan langsung bangun dari tidur begitu mendengar suara yang tertangkap oleh indra pendengaran.

"Erm... Model rambut baru eh?" Tanya Josh dengan gugup, dia takut pertanyaannya menyinggung.

"Hehe, iya.. Buang sial, kau tau kan kalau aku akhir-akhir ini selalu sial." Ira tak kalah gugup saat menjawab, dia memegang rambutnya sambil tersenyum kikuk, "bagaimana menurutmu?"

"Bagus, hanya saja aku rasa kau perlu merapikan sedikit, mungkin kita butuh salon.." Kekeh Josh, dibalas oleh tawa garing Ira, tubuh tegak itu menghampiri ranjang, tak lama kemudian mereka larut dalam pembicaraan serius, tidak ada lagi tawa dan canda didalamnya..

"Kalau aku boleh tau.. Siapa kedua gadis itu? Yang di bandara.." Ira tidak dapat menyembunyikan rasa penasarannya, tubuh tegak itu menghampiri ranjang, tak lama kemudian mereka larut dalam pembicaraan serius, tidak ada lagi tawa dan canda didalamnya..

"Aku... Bolehkah aku meminta sesuatu?" Gadis itu termenung lama, lalu melontarkan pertanyaan yang membuat Josh bingung.

"Tentu saja.. Apa itu?"

"Aku ingin.... Operasi ini dipercepat... lusa...."

"APA?!" Josh berteriak keras, baru saja dia ingin membujuk lagi, namun telak!

~to be continued~

Hehehee..... Makin gaje ya? Maaf deh, aku lagi agak kurang enak badan, tapi aku maksain soalnya udah lama ga posting meski pun aku tau ga ada yg nunggu =))

Makasih udah baca ya, jgn lupa comment sama vote nya :)

Love or HurtWhere stories live. Discover now