nyaris #3

936 17 3
                                    

Bella yang baru sampai kamar kost setelah dari apartment Deon langsung bergegas cuci muka, cuci kaki, cuci tangan lalu mengganti baju, tujuan selanjutnya bukanlah Tidur, melainkan membuka hand phonenya, tadinya dia ingin mengirim pesan kepada Deon, namun dia urungkan niatnya, bukan kenapa-napa, dia hanya takut mengganggu Deon karena jam segini sahabatnya itu terbiasa baca-baca laporan café, dengan pelan Bella meletakkan hand phonenya kembali ke tempat semula, tepat disamping kasurnya. 07.00pm, apa yang harus dia lakukan? tidak mungkin tidur karena dia belum merasa ngantuk sama sekali. Bella menatap setiap sudut kamarnya yang kecil dan berantakan, dia langsung berinisiatif untuk merapikan kamar.

BELLA POV

Aku menggeser meja kecil yang berada disebelah kiri kasur dan aku pindahkan menjadi kesebelah kanan, mengambil gayung yang biasa aku pakai dan aku letakkan dibawah laci meja, lemari kayu yang juga kecil itu aku pindahkan kesudut kiri kamar, lebih tepatnya dipojok. tiba-tiba benda kecil yang berada diatas meja berbunyi, lagu maroon 5 terlantun cukup keras, dengan cepat aku menyambar benda tersebut, saat aku melihat siapa yang menelponku, aku bingung karena tidak ada satu digit nomorpun yang tertera dilayar hp. private number? batinku bingung, dengan ragu-ragu aku mencoba angkat telfon.

"hello?" sapaku seperti biasa, namun masih tidak ada suara,

"hello? this is Bella." aku menyebut namaku, bisa saja orang ini salah menekan nomor dan akhirnya salah sambung, tapi hanya terdengar hembusan nafas ditelfonku, orang ini masih tidak mau bicara, akhirnya aku mematikan telpon sepihak. dasar orang iseng! batinku, lalu aku kembali merapikan dan mengepel lantai kamar. setelah beberapa menit kemudai ada SMS masuk ke inbox message, saat aku buka pesan tersebut hanya ada satu kata.

from : unknown "hai"

tadinya aku mau membalas, namun tidak jadi, mau kirim kemana? jelas-jelas disitu tidak tertera nomor si pengirim. aku menaruh telfon genggam kembali ketempat semula, saat aku akan kembali merapikan kamar, tiba-tiba hand phoneku berbunyi lagi, dengan malas aku berbalik dan mengambil benda yang cukup membuat darahku mendidih malam ini, "halo?" beep, aku menekan tombol merah di keypad, dan langsung menyetting nada dering menjadi silent,

"Beres!" ucapku dengan puas.

Akhirnya aku selesai membereskan kamar kecil ini, semuanya terlihat begitu rapih dan nyaman. aku menengok kearah jam yang digantung didinding kamar, 08.50, mungkin aku lebih baik langsung tidur, berhubung aku tidak mempunyai jam weker, aku me-reset alarm agar besok aku tidak kesiangan LAGI. hahaha =)) Aku meraih benda mungil itu, setelah aku menekan 12 digit nomor password, dan, ya! siapa yang missed calls aku sampai Tujuh kali? bahkan sepertinya orang itu mengirimi aku inbox....

1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 wow, Sembilan kali. dan disitu juga bertuliskan unknown number 'huft, same as before.'

from : unknown number why you don't answered my telephone?"

from : unknown number "hei, kenapa kau tidak mengangkat telfonku?"

from : unknown number

"Hoy!"

Cukup, aku rasa aku tidak perlu membaca SMS-SMS lain darinya, sungguh tidak penting, lebih baik sekarang aku berdo'a, tidur, mimpiin my prince then go to cafe in the morning. Aku mengubah nada dering yang silent menjadi normal, aku khawatir saat subuh nanti alarmku tak berbunyi, bisa gawat!

Aku kembali menaruh telepon genggam keatas meja kecil, tapi lagi-lagi handphone itu berbunyi, aish! Ada SMS lagi.

from : unknown number

"It's time to sleep, night Bell's"

what?! Even he knows my name? How can?! Sebenarnya dia itu siapa? Kenapa dia bisa tau namaku? Bahkan saat aku angkat telfon darinya dia enggan bicara satu kata pun. Ah, bodo amat, lebih baik sekarang aku tidur.

AUTHOR POV

Bella membuka matanya, dia tersenyum senang saat menengok ke arah handphone yang berada digenggamannya. Dengan cepat dia beranjak bangun dari kasur, Bella memasak air hangat karena saat ini masih pukul 04:00 pagi, dia juga membuat kopi dan satu lembar roti coklat, entah kenapa hari ini hatinya terasa sangat senang sejak membuka mata, menambah semangatnya untuk menjalani hari.

Beep.. Beep..

Nada dering terdengar sangat keras dari handphone buatan china milik Bella, saat dia memeriksa siapa yang mengiriminya SMS, senyum dari bibirnya langsung tercetak lebar. . from : Deon Leandro (:

"Morning, have a nice day ya, maaf hari ini aku kayaknya ga bisa antar jemput kamu, aku ada kabar baik soalnya :D "

Bella masih tersenyum, meskipun ada sedikit rasa kecewa dihatinya karena tidak bisa di antar jemput oleh Alex, namun ditepisnya perasaan kecewa itu menjadi rasa penasaran, 'kabar baik apa ya?' Batin Bella tersenyum penasaran, dengan cepat jari-jarinya menari di atas keypad, setelah menekan tombol send, dia menunggu balasa selama tiga menit. Dan beep, handphonenya kembali berbunyi,

from : Deon Leandro (:

'Aku akan menjemput Suzan hari ini dirumahnya! Bahkan aku sudah mengajaknya untuk pulang bersama.. Tidak apa-apa kan kamu pulang sendiri?'

Lutut Bella melemas saat membaca pesan dari sahabatnya yang tak lain adalah Deon, hatinya terasa ditusuk puluhan pisau tajam, membuat luka sakit teramat dalam, perasaan sakit itu tidak pernah berubah, bahkan saat Deon berjalan dengan gadis lain seperti Merine, Gladys, Anatasha, serita gadis-gadis lainnya, dan sekarang...... Suzan?

Dengan lemah Bella membalas pesan dari Deon.

to : Deon Leandro

'Wow, congrats, semoga beruntung, aku gpp kok berangkat dan pulang sendiri ;)'

Sending..

Bella tersenyum miris membaca ulang SMS darinya untuk Deon, pesan itu sudah terkirim, dia juga sudah membohongi dirinya sendiri, dia tidak baik-baik saja...

Bella memasuki area café dengan langkah kaki yang berat, sudah dua hari dia bekerja disini, kenapa hari-harinya selalu buruk? Bukankah seharusnya dia senang dapat berada didekat orang yang dia suka?

Mobil Hammer hitam pekat lewat tepat didepan hadapan Bella, membuatnya mematung, terlihat sedikit jelas wajah sahabatnya dengan seorang gadis yang sedang tertawa bersama didalam mobil, lagi-lagi dia tersenyum miris, pelupuk matanya memanas, rasanya sangat sesak, namun belum sempat air bening itu terjatuh, sebuah tangan kekar merangkul pundaknya.

"Hey, good morning, kau tidak telat hari ini? Good. Kenapa pagi-pagi mukamu sudah cemberut?" Tanya pria yang tak lain adalah pria blasteran, siapa lagi kalau bukan Josh.

"Hai juga, jelas saja tidak, eh, siapa yang cemberut!? Aku cuma agak kesal saja hari ini, haha... Kau kenapa terlihat seperti manusia yang baru menemukan harta karun?" Tanya Bella balik, membuat Josh tertawa.

"Iya, aku baru menemukan harta karun yang paling berharga, ya itu kamu.. Ahahaha" jawab Josh sambil memberikan kedipan mata kepada Bella, namun Bella langsung membalas dengan cubitan kecil,

"Ini cafe, tempat bekerja, bukan untuk pacaran." Josh dan Bella menengok kearah asal suara, disitu Suzan berdiri dengan Deon, Suzan yang menyindir Bella duluan.

~TBC

Yang udah baca tinggalin vote + comment ya? Makasih, maaf ini cerbung makin lama makin gaje, makasih juga udh mau baca ;)

Love or HurtWhere stories live. Discover now