"Bagaimana jika suatu saat nanti aku akan menceraikanmu dan menikah dengan Emma?" teriak Harry dari depan TV
Sontak, aku kaget dengan ucapannya. Ya aku tahu pernikahan ini bukan atas dasar cinta dan cepat atau lambat ia akan menceraikanku
"Tidak masalah.. Jadi kapan kita akan bercerai?" jawabku asal asalan seraya menerusan aktifitas memasakku
"What? Apa tadi kau bilang?" tanyanya tidak terima
"Jadi kapan kau akan menceraikan ku Tuan Harry yang terhormat" ucapku disertai penekanan di akhir kalimat
Harry mulai berjalan ke arah dapur dan mulai mendekati "Aku hanya bertanya, bukan berarti aku serius dengan ucapanku tadi"
"Kau kan tidak mencintaiku, begitupun juga sebaliknya. Mengapa-..."
Belum selesai aku berbicara, aku merasakan bibirku basah karena Harry baru saja menciumku dan mendorongku hingga ke tembok lalu mengunci pergerakanku. Sial, aku dibuat mabuk karena tingkahnya ini
Tiba-tiba tercium aroma tidak enak. Astaga, Masakkanku! Buru buru aku mendorong dada bidangnya itu dan mematikan kompor
"Lihat! Karena ulahmu, masakkanku jadi gosong"
"Kalau begitu, kita cari makan saja diluar"
"Tidak. Aku malas untuk pergi keluar"
"Ah kau ini manja sekali" tanpa ada aba aba ia menggendongku ala bridal style
"Harry! Turunkan aku. Aku belum berganti pakaian" kataku sambil memukul punggungnya yang kekar itu
Ia hanya terdiam dan tetap menggendongku hingga ke mobil
"Kau mau makan apa?" tanyanya setelah menyalakan mesin mobil ini
"Pertama, tadi aku kan sudah bilang kalau aku gamau makan diluar. Kedua, aku belum ganti pakaian tapi kau tiba tiba menggendongku. Ketiga, aku belum mengambil dompet handphone dan aku belum memakai alas kaki sama sekali. Keempat-.."
"Bisa tidak kau tidak usah mengoceh seperti itu di hari terakhirku berlibur? Apa kau mau ku cium lagi agar diam?" ucapnya seraya mendekatkan wajahnya ke wajahku
"Ew.. Go away! Jauh jauh dariku. Pagi pagi saja sudah mesum" ucapku sambil mendorong wajahnya itu
"Suatu saat nanti, kau akan menyukainya El" ucapnya disertai cengiran kecil disudut bibirnya
Sungguh percaya diri sekali kau Styles...
.
Tak butuh waktu lama untuk kami sampai di restoran cepat saji yang buka 24 jam ini
"Kau tunggu sini saja. Biar aku yang membelikan makanan untukmu. tidak mungkin kan aku menggendongmu untuk masuk kedalam"
aku hanya mengangguk mengerti
Sekitar 15 menit kemudian ia kembali dengan membawa makanan yang ia pesan
"Maaf ya lama.. Tadi yang antri banyak" ucapnya seraya memberi cheese burger kepada ku
"Ko ga dimakan? gasuka atau gimana? kau mau apa memangnya? biar ku belikan sekarang" ucapnya setelah menyadari bahwa sedari tadi aku belum memakan cheese burger ini
"Kau mengapa bersikap baik kepadaku? kau kan tidak mencintaiku"
"Emang kalo baik harus jatuh cinta dulu ya? kau kan istriku.. gak mungkin aku menelantarkanmu begitu saja. sudah cepat dimakan, lalu kita pulang"
"Terimakasih ya" tanpa ku sadari kata itu muncul sendirinya tanpa kupikirkan
* * *
give me 5+++ vomments for next chapter yap!
JANGAN LUPA LOH YAA KASIH VOMMENTS NYA...
trims... trims... xx
KAMU SEDANG MEMBACA
PERFECT
FanfictionYou think being wife of businessman its easy and fun? Moreover, we get married because arranged marriages. The existence of a cooperation contract between our parents, makes us forced to do this all. Harry Styles. He is the man who selected my paren...