PART 19 (MY LOVE)

3.8K 214 0
                                    

"Kamu lagi mikirin apa Kak?"

Ali yang melamun di teras depan rumahnya kaget mendengar suara lembut Ibunya. Seperti biasa, Ibu membawakan secangkir kopi panas untuk anak sulungnya tersebut dan di taruhnya di atas meja kayu. Sudah beberapa hari ini ia selalu memergoki putra tampannya itu melamun dan terlihat sangat menyedihkan. Awalnya Ibu tidak mau bertanya, karena ia tahu kalau Ali pasti tidak akan bercerita sebelum ia siap. Tapi malam ini cukup sudah Ibu berpura-pura tidak peduli pada sikap Ali. Mana ada seorang Ibu yang tega melihat anaknya merenung dan melamun setiap hari?

Ibu sudah menahan rasa penasarannya perihal kejadian di Rumah Sakit beberapa waktu lalu. Saat Rio sedang sakit dan di rawat di Rumah Sakit selama 2 hari karena demamnya yang tidak turun juga. Disana, Ibu juga melihat Ali yang pergi bersama seorang Dokter yaitu Kevin dengan perasaan Ali menahan amarahnya. Ingin sekali Ibu menyusul, takut kalau Ali berbuat sesuatu yang tidak diinginkan. Tapi ia mengurungkan niatnya karena harus menemani Rio yang kala itu terus merengek pusing.

"Mau sampai kapan, kamu tidak mau berbagi cerita dengan Ibu? Apa kamu sudah tidak percaya lagi dengan ibu, Kak?" Tanya Ibu lagi karena Ali masih saja diam, menundukkan kepalanya. "Ibu tahu kali ini bukan lagi masalah soal Melati. Tapi tentang adik dari seorang Dokter yang kamu temui waktu itu. Benar begitu?"

Ali mengusap wajahnya kasar dan menghela nafas panjang.

"Ali sayang dia Bu, Ali sadar kalau perasaan Ali sangat besar sama dia. Tapi Ali juga sadar, perasaan sakit yang dia alami jauh lebih besar karena Ali. . Ali gak bisa berbuat apa-apa Bu. ." Akhirnya Ali buka suara, terdengar lemah.

"Kamu sudah menyakiti dia, Kak?" Tanya Ibu sambil mengusap bahu anaknya dengan lembut.

"Lebih dari itu Bu. ."

"Maksud kamu, Kak?"

"Sebelum Ali menyakiti dia, dia sudah terlebih dahulu merasakan sakit itu Bu. Dia melawan rasa sakit itu sendirian, tidak ada yang tahu. Dia sangat pintar membodohi orang-orang sekitarnya tentang penyakit yang ada dalam tubuhnya selama beberapa tahun. Dia. . Ahh..Ibu..Ali benar-benar tidak bisa berbuat apa-apa. Ali ingin dia berada di sisi Ali selamanya. Ali tidak ingin dia pergi Bu, tidak ingin.."

Bahu Ali mulai terguncang, Ibu tahu jika Ali sedang menangis saat ini. Perasaan Ibu ikut hancur melihat keadaan Ali seperti ini. Anak sulungnya tidak pernah menangis apalagi serapuh ini di depannya. Terakhir kali saat Ayah meninggal.

"Allah tidak pernah memberikan cobaan diluar batas kemampuan hambaNya. Kakak percaya itu?" Ali cuma diam, dia masih menunduk. "Setiap penyakit pasti ada obatnya, dan kalaupun penyakit itu di timpakan pada gadis itu, artinya Allah tahu kalau gadis itu kuat dan bisa menghadapinya. Allah memberikan hambaNya cobaan, bukan karena Dia membenci atau menghukum hambaNya. Justru itu karena Allah sayang kepada hambaNya. . Sekarang, ibu ingin bertanya kepada kamu, sebenarnya gadis itu mengidap penyakit apa?"

Ibu meremas bahu Ali, mencoba untuk memberikan dia kekuatan. Sehebat apakah gadis itu hingga membuat anak sulungnya rapuh seperti ini?

"Kak?"

"Kanker otak, Bu." Jawab Ali lirih.

Ibu terkejut sekali, dia tidak menyangka bahwa penyakit berbahaya itu yang tengah di hadapi oleh gadis pujaan anaknya. Pantas saja, Ali begitu rapuh dan terlihat sangat menyedihkan seperti ini. Ibu ikut merasakan bagaimana perasaan Ali, ia tidak pernah melihat anaknya menjalin hubungan dengan seorang wanita manapun. Ketika cinta itu datang, ternyata hati anaknya tersakiti kembali karena sebuah pengkhianatan. Dan kini, saat anaknya telah membuka hatinya kembali untuk seorang wanita, takdir berkata lain. Ibu sendiri tidak yakin kalau orang yang mengidap penyakit kanker bisa sembuh, tapi Ibu sangat yakin dengan sebuah mukzizat Allah. Jika Allah sudah mengucapkan "Kun Fayakun", maka apapun yang tidak mungkin akan menjadi mungkin.

My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang