Sebelas

6.3K 1K 132
                                    

Hiduplah sesukamu maka sesungguhnya kamu akan mati. Cintailah sesuatu sesukamu maka sesungguhnya kamu akan berpisah. Berbuatlah sesukamu maka sesungguhnya kamu akan bertemu dengannya." (H.R. Hakim)

°°°~Mermaidcintaku~°°°

Keterdiaman Prilly semenjak tau kalungnya dibuang membuat konsentrasi Ali terganggu. Sama sekali kalimat-kalimat dosen tak masuk keotaknya karna pikirannya melayang pada wajah Prilly yang sendu. Seketika Ali menyesal kenapa dia harus mengeluarkan kalimat yang benar-benar membuat Prilly sepertinya hilang respek padanya.

Ali minta ijin keluar dari kelas pada Dosen untuk pergi ketoilet dengan alasan perutnya mules. Bukan menuju ketoilet dia berbelok arah kekantin mencari Prilly. Dari jauh terlihat Asistennya itu sedang duduk bersebrangan dengan seorang Pria yang duduk membelakanginya. Ali memegang dadanya yang nyeri tiba-tiba melihat pria tersebut menghapus airmata, mengelus wajah dan menyentuh kepala Prilly. Kenapa Prilly menangis? Apakah sudah terlalu sakit hati hingga dia harus menangis? Tangan Ali mengepal. Mengepal kenapa harus pria lain yang menenangkan Prilly? Dan itu sudah pasti karnanya. Kenapa tiba-tiba Ali jadi marah? Bukankah Prilly cuma Asisten. Dengan Kasar Ali menariknya menjauh dari hadapan pria tersebut tanpa melihat kearahnya. Dan Ali merasa tak rela mendengar Prilly pada akhirnya minta dirinya dipecat, kalau tidak dipecat ia akan tetap berhenti.

"Gak akan gw pecat lo, dan gak akan gw biarkan lo berhenti, Sisi!!"

Ada kilatan kaget dimata Prilly. Sisi? Apakah Digo mengingat Sisi. Prilly membatin. Sementara kilatan rindu dimata Ali terpancar hangat. Prilly menunduk tak dapat menatapnya. Bayangan kalungnya yang dibuang terlintas begitu saja. Ingatan Digo pada Sisi tak begitu diharapkannya, karna saat itupun mereka bukan siapa - siapa. Sisi juga menjadi bulan-bulanan Digo. Mau diceburkan kelaut, dibentak karna tak ingat apa-apa, dipaksa bolak balik membuat kopi sesuai dengan seleranya yang sama sekali dia tak pernah lakukan didasar lautan.

Apa bedanya dengan sekarang? Prilly menjadi bulan-bulanannya. Prilly membalikkan tubuhnya, tetap pada pendiriannya semula yang ingin berlalu dari hadapan Ali.

"Kamu kembali karna akukan, Prilly Sisiela Assyiria...?"
Prilly menghentikan langkahnya.

"Kamu sudah ingat siapa dirimu, dan akhirnya mencariku tapi ternyata aku telah melupakanmu, iya?" Ali melanjutkan kalimatnya dan mendekati Prilly lagi dan membalik tubuhnya lagi.

'Aku tak pernah lupa siapa diriku, kamu memang selalu menjadi orang yang semaunya kamu, aku yang tak pernah mengerti, saat yang lalu dan saat ini aku diperlakukan sama, apakah saat nanti juga?' Prilly ingin sekali bersuara tapi lidahnya sudah kelu. Dadanya sesak.

"Kamu masih marah karna ini?" Ali mengeluarkan kalung berliontin kristal dari dalam sakunya dan memegang rantainya, mengangkatnya didepan wajah Prilly. Prilly kelihatan terkejut.

"Aku tau benda ini berharga, sepertinya karna ini juga tiba-tiba aku teringat Sisi, dan sedari tadi aku hanya ingin tau kalung apa ini sebenarnya, karna setiap aku sentuh liontinnya bersinar....?" Ali menggenggam talinya erat sambil tetap menatap wajah Prilly yang sepertinya terbias cahaya kristalnya.

"Siapa kamu sebenarnya, Prilly Sisiela Assyiria? Darimana kamu berasal? Kenapa harus menghilang dan membuat aku lupa?" Ali menatap dalam kelam mata Prilly.

"Aa...kuuu...aku bukan siapa-siapa, aku hanya manusia biasa!" Prilly tergagap karna dipandang sedemikian rupa pemilik mata yang menatap penuh tanya didepannya.

"Bukan...kamu bukan manusia..."
Prilly terpaku ditempat ketika Ali merapatkan tubuhnya.

"Kamu bidadari, yang datang darimana aku juga tak tau, menemukanmu terdampar dipulau tak berpenghuni dan tanpa penutup tubuh membuat aku berpikir, kamu bukan berasal dari bumi, apa kamu jatuh dari langit....?" Ali mengunci tatapannya yang menghujam jantung Prilly.

Mermaid Cintaku (Tersedia Versi Cetak)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang