Namanya Haba

226K 10.3K 320
                                    

Sam buru-buru meninggalkan Andro. Ia menghampiri bis yang sebentar lagi akan berjalan. Seperti biasanya tak jauh dari tempat perempuan itu berdiri.

"Tadi lu ga naik bis ya?" Sam memulai perbincangan.

"Kamu nyariin?"

"Ya..." Sam di buat kikuk dengan pertanyaan dari perempuan itu. Entah, mungkin dirinya masih gengsi untuk mengakui yang sebenarnya ia rasakan. -Bego banget sih Sam-

"Nama gua Sam." Ia menyodorkan tangannya pada perempuan itu.

"Aku kan ga nanya." Perempuan itu hanya membalas dengan jawaban polosnya.

Sam hanya memainkan bola matanya. -Ni cewek polos apa ngerjain gua sih?-

"Nama lu siapa?" Sam melanjutkan.

"Ee... mang turun di depan ya." Belum sempat ia menjawab pertanyaan Sam, perempuan itu sudah turun di halte biasanya. Meninggalkan Sam yang mulai menganga.

*Keesokan paginya*

Hari ini Sam kembali menaiki bis, bersama perempuan itu.

"Kenapa waktu itu lu ngasihin kursi ke orang lain sih?" Sam memulai.

"Dia kan lebih butuh."

"Tanpa dapet ucapan terimakasih?"

"Menolong kan ga buat dapet balesan."

"Dan lu masih aja baik?"

"Aku yakin semua orang itu dasarnya baik, kadang kondisi dan lingkungan yang maksa mereka buat keluar dari lingkaran kebaikan."

Satu lagi yang membuat perempuan itu speciall di mata Sam. Ia menemukan malaikat lain selain Ali. Perkataanya membuat perasaan Sam tertuju padanya. Kini, bis arah ke sekolahnya itu menjadi tambahan tempat favourite Sam, tempat mereka bisa bertemu dan berbincang, walau ya... perempuan itu tidak merespon kehadiran Sam dengan hangat.

***

"Lu yakin Sam?"

"Apaan sih lu, dari tadi nanyain itu mulu."

"Lu kesambet apaan?"

"That's girl, She really really makes me fall in love. so what?"

"Gila lu."

"Kalau gua gila harusnya gua udah peluk peluk elu, sini gua peluk." Sam memeluk Andro erat.

"Idih jijik lu, lepas kaga. Gua gibeng lu... Emang lu tau siapa namanya?" Andro menambahkan.

"Kaga."

"Yee katanya mah cinta, nama aja kaga tau. Bullshit lu."

"Cinta kan cuman butuh perasaan bro. Lagian, nama ga bikin perasaan gua ke dia ilang kok."

"Susah emang ngomong sama lu, pea."

Nama, sampai saat ini Sam belum tau namanya. Pertanyaannya waktu itu belum juga terjawabkan.

"Sam ada film bagus lo. Mau nonton bareng ngga?" Tiba-tiba perempuan berparas cantik, berkulit putih dan berambut ikal menghampiri Sam, Sandy.

"Sikaat Sam." Andro memberikan isyarat.

"Gimana kalau lu sama Andro aja? Gua buru-buru nih."

"Kok gua sih?" Andro langsung menatap ke arah Sam.

"Gue kan ngajaknya elo Sam." Sandy tidak patah semangat.

"I have another plan today. Next time gimana?"

"Plan? Plan buat ngedeketin cewe seberang sekolah?" Andro meledek Sam.

"Diem ya lu tong." Sam meletakan tangannya pada bibir Andro.

Sebening SyahadatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang