"Ceritain gua gimana Amerika." Andro memulai perbincangan
"What?"
"Girls?"
"Sejak kapan sih gua demen bule?"
"Jangan bilang lu balik gara gara..."
"What are you thinking about,dude?"
"Jadi siapa?"
Tiba-tiba mata Sam dipalingkan, dunianya seakan berhenti. Perempuan berkerudung itu, kini di seberang sekolahnya. Matanya terus memandang memastikan. Entah magnet macam apa, saat itu juga ia turun dari motornya. Tanpa memperdulikan kendaraan yang lalu lalang, ia berjalan menjauh dari Andro yang sedari tadi tidak berhenti bicara. Sampai sebuah mobil menekan klaksonnya kencang.
"Jalan pake mata dong!!!"
"Sorry sir."
Perempuan itu sempat memandang Sam yang mulai jadi pusat perhatian.
"Santay!!!" balas Andro,yang mendekati Sam.
"It's okay bro. Gua cuman..." Sam sadar kalau perempuan itu telah hilang dari kasap matanya.
"Balik balik, kelamaan di Amerika lu Sam!"
Di rumah, Sam tak henti-hentinya berpikir. "Why she looks so different. Who is she?"
Rasanya baru satu jam ia mengurung diri di kamar, tetapi Sam telah mendapati rumahnya yang sudah sepi. Hanya Chris yang sedang menonton film cartoon kesayangannya.
"Bang Sam, temenin Chris nonton dong."
"Boleh." Sam turun dan duduk di samping Chris.
"Bang, masa ya tadi ada kakak berkerudung cantikk yang nemenin aku di sekolah."
"Really?"
"Iya, kakak itu nemenin sampe mamah datang."
"How good she is. Eh, you said perempuan berkerudung?"
"Iyaa. Sepertinya dia teman abang."
Setiap kata kerudung, pikiran Sam menuju perempuan pagi tadi. Entah berapa banyak perempuan berkerudung di luar sana, kuncinya tertuju pada perempuan itu.
*Keesokan paginya*
"Not now, what's happen to you?" Usaha Sam untuk berangkat lebih pagi ternyata berantakan, ban sepeda motornya kempes saat perjalanan.
"Mang udin, bisa tolong panggilin bengkel? Ban motor Sam bocor nih." Sam buru-buru menelfon Mang Udin, supir pribadi keluarganya.
Jadi pagi itu,Sam terpaksa menaiki angkutan umum. Di halte yang cukup jauh dari sekolahnya ia menunggu. Tapi sejujurnya ia tidak tahu bis apa yang bisa mengangkutnya sampai ke sekolah. Lagi-lagi ia melihat perempuan berkerudung tak jauh dari tempatnya berdiri. Banyaknya orang yang menunggu bis menghilangkan pandangannya, lalu ia tak peduli. Keadaan semakin riyuh saat salah satu bis yang mulai bobrok datang.
"Mang itu, bis ini ke SMA...."
"SMA naon a?"
"Apaya..."
"Deuh si aa meuni lama pisan euy, hayu atuh naik aja. Semua SMA lewat ini mah."
Keadaan bis yang penuh membuatnya harus berdiri, tepat tak jauh dengan tempat berdiri perempuan berkerudung yang sekilas ia lihat di halte tadi. Kemudian Sam mulai mendekat. Pandangannya tak bisa lepas. Benar rupanya, perempuan itu adalah perempuan yang ia temui pagi kemarin. Yang lebih membuat Sam tak berhenti memandang, ternyata wajahnya lebih indah dari yang Sam kira. Ada sesuatu yang membuatnya berbeda di mata Sam. Perempuan itu mulai sadar bahwa Sam sedari tadi memandangi dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebening Syahadat
Spiritual[Cerita sudah di terbitkan.] Sam, seorang lelaki remaja yang banyak di idami kaum hawa, dengan kehidupan kelamnya. Kemudian semua itu berubah 180° setelah ia bertemu dengan perempuan berkerudung panjang dari seberang sekolahnya. Dengan segala ketang...