***
Cla's POV.Aku sudah seminggu bersekolah di sini. Di SMA Harapan Bangsa. Dan telah seminggu pula aku semakin dekat dengan Aldo,tapi dengan Vino tidak terlalu. Aku sering sekali mengajak ia mengobrol tetapi dia tidak pernah menanggapi ku.
"Cla,ga usah di ambil ke hati liat tingkah Vino yang kayak gitu. Dia memang gitu ke orang lain kecuali sama orang yang bener-bener deket sama dia." Ucap Lalita saat Aldo dan Vino izin duluan ke kantin.
"Ya aku tuh bingung aja Ta sama dia,masa aku cuma mau ajak temenan aja kayak gitu. Aku ga ada maksud lain kok beneran deh." Ucapku menatap sendu ke depan.
"Cla,dia gitu pasti ada alasannya,lo cuma butuh waktu aja bisa deket sama dia." Ucap Lalita tersenyum hangat.
Aku pun ikut tersenyum.
"Tapi kok sama lo dia gak ada cuek-cueknya ya Ta?" Tanyaku bingung.
"Yakali Cla,kalo dia cuek sama gue,gue bakar hidup-hidup tuh anak. Hehe ga deng." Canda Lalita. "Gue tuh deket sama dia karena emang dari kecil kita udah kenal Cla,ya sama kayak gue ke Aldo. Dulu si Vino tetangga gue tapi sekarang udah pindah." Ucap Lalita panjang lebar.
"Ummmm dia emang kayak gitu dari dulu ya Ta?" Tanya ku kembali.
"Gak kok Cla,dia berubah setelah dia pindah dari rumahnya yang dulu." Ucap Lalita tertawa gentir.
"Tapi gue ga bakal berhenti buat deketin dia Ta! Gue pengen ngerubah dia jadi ga cuek lagi." Ucapku bersemangat.
Lalita tertawa kecil dan mengangguk.
"Gue ngedukung lo banget kok Cla! Jangan nyerah ya." Ucapnya tersenyum hangat.Aku mengangguk dan memeluk Lalita,diapun membalas pelukan ku.
"Udah ah,yuk ke kantin." Ajak Lalita menarik tanganku.
Kami pun menuju ke kantin melewati koridor kelas 10. Dan lagi-lagi aku merasa kalau semua orang memperhatikan kami berdua.
"Yaallah Ta! Aku risih diliatin sepanjang jalan kayak ini." Ucap ku frustasi.
Lalita tertawa kecil dan berhenti berjalan.
"Gimana ngga ngeliatin sih Cla? Lo itu soalnya imut banget." Godanya pada ku.
"Ih bisa banget boong nya! Seriusan Ta kenapa ih." Ucapku semakin frustasi dan lagi-lagi Lalita tertawa kecil.
"Lo ga tau sepupu lo ini berprofesi sebagai apaan?" Ucapnya memutar bola mata sebal.
Aku berpikir sebentar dan...
"Astaga! Aku lupa,kamu kan model iklan dan pernah main di film! Yah pantesan aja." Ucap ku tersenyum malu.
Lalita hanya tersenyum dan menggeleng-gelengkan kepala.
Kami pun tiba di kantin dan aku serta Lalita duduk di depan Aldo serta Vino.
"Hi do,hi vin!" Sapa ku kepada mereka berdua.
"Hai Claritza!" Ucap Aldo tersenyum lebar.
Aku melihat Vino dan dia hanya mengumam tidak jelas,huh seperti biasanya.
"Ummm Do,Vin. Mau ngga nanti sepulang sekolah ke toko kue bunda aku? Deket kok dari sekolahan dan di jamin enak banget." Ucapku bersemangat.
"Nah iya tuh! Baru inget gue,kan mama Claritza buka cabang baru lagi di deket sekolah kita. Jadi hari ini kaya pembukaannya gitu." Ucap Lalita antusias.
"Boleh juga tuh! Siapa sih yang gakmau kalo makan gratis." Ucap Aldo lalu tertawa.
"Kalo kamu mau ikut gak,Vin?" Tanya ku sambil memperhatikan Vino yang sekarang sedang bermain game.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adalvino
Подростковая литератураMengharapkan kamu kembali itu sama saja mengharapkan bubur yang berubah kembali seperti asalnya menjadi nasi. Tapi,aku selalu percaya bahwa takdir pasti akan mempertemukan kita. Ntah itu 1tahun,2tahun,3tahun bahkan 10 tahun dari sekarang. Tapi ketah...